Begini Cara Apple Menjaga Brand Value
- vstory
VIVA – Apple Inc adalah perusahaan multinasional yang berpusat di California dan didirikan oleh Steve Jobs , yang merancang, mengembangkan dan menjual barang serta layanan daring. Perangkat yang diproduksi Apple meliputi iPhone, iPad, Macbook, iPad, dan Apple Watch.
Nama Apple Mulai melambung sejak peluncuran produk andalan mereka yaitu Iphone . Iphone sangat berperan penting terhadap brand value Apple sejak debutnya sebagai smartphone pada 2011. Apple sukses memposisikan diri sebagai perusahaan dengan brand value tertinggi ke-2 pada debut pertamanya .
Setahun setelah launching-nya iPhone, pada 2012 Apple mengukuhkan diri sebagai perusahaan dengan brand value tertinggi. Hingga tahun 2019 ini, Apple adalah perusahaan dengan peringkat 1 brand value terbanyak dalam 9 tahun terakhir. Dan dalam 9 tahun terakhir, Apple mendapat peringkat 1 sebanyak 7 kali dan hanya 2 kali turun ke peringkat 2. Hal itu menandakan Apple sangat menjaga kekuatan brand value-nya.
Apple menciptakan produk sesuai dengan permintaan dan kebutuhan pasar. Dan Apple sangat mengerti apa yang mereka unggulkan dalam setiap produknya. Mereka mengerti bagaimana membuat produknya menjadi luxury item. Dan inilah opini saya mengenai bagaimana strategi Apple untuk tetap menjaga brand value.
Pertama ialah Apple membuat story branding yang kuat terhadap perusahaannya. Dengan bagaimana cerita perjuangan Steve Jobs dalam membangun Apple. Pemikiran dari mereka membuat solusi dari masalah yang ada di dunia electronic item. Dengan bentuk komputer yang mereka buat dengan desain yang berbeda dari komputer umumnya pada waktu mereka memulai .
Menyediakan sebuah alat yang dinamakan iPod untuk menyimpan ribuan lagu ke dalam satu perangkat yang kecil. Memikirkan bagaimana cara agar seluruh produk Apple dapat terkonektivitas dengan mudah .
Kedua adalah bagaimana Apple membuat para penggunanya mendapatkan eksklusivitas khusus. Apple menyediakan platform khusus untuk penggunanya dengan memberikan iTunes, iCloud, dan App Store . Memang terlihat sepele namun pengguna dapat merasakan hal tersebut sebagai sesuatu yang eksklusif.
Para pengguna merasakan niat dan usaha lebih dari Apple. Mereka tidak hanya tinggal terima seperti banyaknya produk handphone dan laptop lain. Namun tetap menggunakan produk dari Microsoft seperti Google Play , Google Chrome dan lainnya.
Berikutnya adalah Apple membuat produk yang memiliki fitur yang kuat di beberapa sektor. Seperti fitur AirDrop yang memudahkan pengguna Apple untuk berbagi foto, video, dan dokumen dalam waktu yang sebentar, berbeda dengan bluetooth. Fitur kamera dalam setiap produk Apple terutama iPhone yang menjadi senjata kuat mereka.
iPhone tidak menekankan terhadap tingginya megapixels kamera dalam iklan mereka. Namun bukti nyata hasil dari kamera iPhone adalah salah satu yang terbaik. Apple bekerjasama dengan Instagram dan berbagai aplikasi lainnya untuk menjaga kualitas penggunaan kamera iPhone di aplikasi tersebut.
Fitur Find My iPhone memudahkan mencari di mana lokasi iPhone terakhir. Fitur terbaru mereka dengan Face Swap yang menjamin tingkat keamanan iPhone. Juga setiap produk Apple yang hilang dapat otomatis diblokir sehingga tidak dapat disalahgunakan. Sementara fitur Screen Record yang pada Android masih harus mendownload aplikasi khusus untuk fitur tersebut dan lain lain. Desain yang menjadi ciri dari produk Apple juga menjadi salah satu faktor yang kuat .
Yang terakhir adalah Apple tidak terburu-buru dalam meluncurkan produk. Tidak seperti kompetitor lainnya yang membuat produk dalam banyak seri atau tipe. Apple selalu menjaga ekslusivitas barangnya. Terbukti dengan setiap peluncuran produk terbarunya mereka membuat animo besar di masyarakat dengan sistem menginap semalam di depan toko hingga menjadi yang pertama mendapatkan produk Apple tersebut.
Dengan tidak terlalu seringnya Apple merilis produk membuat mereka menjaga pula harga di pasaran barang second untuk produk Apple tetap tinggi. Itulah opini saya mengenai bagaimana Apple menjaga brand value mereka.
(Penulis: Justin Haykel Hayden, Mahasiswa Universitas Indonesia)