The Golden Age of Islam, Masa Kejayaan Umat Islam

Penulis : Raden Pahikall Fikri ( Mahasiswa Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Uin Walisongo Semarang)
Sumber :
  • vstory

VIVA – Abad ke sembilan sampai ke tiga belas dunia Islam ditandai dengan era perkembangan ilmiah, religius, filsafat dan kebudayaan dalam skala serta kedalaman yang tak tertindingi sejarah. Baik sebelum maupun sesudah era tersebut. Setelah melesat bangkit dari gurun gersang Arab, kebudayaan Islam sekarang meliputi banyak budaya, agama, dan tradisi intelektual yang beragam. Mulai dari Spanyol hingga India.

Dalam masa ini, pencapaian kebudayaan sebelumnya dipadukan, dibandingkan dan menjadi landasan untuk menciptakan zaman keemasan baru dalam penemuan ilmiah. Tak ada tempat lain di dunia ini yang mampu memadukan begitu beragam orang, dilengkapi banyak intelektual lokal. Hasilnya, sebuah era yang tak hanya berperan sebagai jembatan antara pengetahuan kuno dan Renaisains Eropa, tetapi juga menjadi fondasi bagi dunia ilmiah modern.

Dalam pikiran Khalifah Abbasiyah ke tujuh, Al-Ma’mun (813-833), masyarakat ideal masa depan hanya bisa diwujudkan melalui ilmu pengetahuan dan rasionalisme. Untuk mencapainya, berbagai bidang pengetahuan yang ada di seluruh kejayaan harus dikumpulkan di satu lokasi terpusat. Ia yakin jika para cendekiawan terbaik dari dunia Islam dapat dikumpulkan untuk saling belajar satu sama lain, akan terbukalah ‘kemungkinan yang tak terbatas’.

Dengan pemikiran tersebut, ia mendirikan Institut pendidikan di Bagdad yang dikenal dengan nama Rumah Hikmah (Bayt Al-Hikmah). Baitul Hikmah berasal dari bahasa Arab, Bait Al-Hikmah adalah perpustakaan dan pusat penerjemahan pada masa Dinasti Abbasiah.

Baitul Hikmah ini terletak di Bagdad, yang dianggap sebagai pusat intelektual dan keilmuan pada masa Zaman Kegemilangan Islam (The Golden Age of Islam). Karena sejak awal berdirinya kota ini sudah menjadi pusat peradaban dan kebangkitan ilmu pengetahuan dalam Islam. Itulah sebabnya para ilmuwan menyebut bahwa Bagdad sebagai profesor masyarakat Islam.

Baitul Hikmah berfungsi sebagai balai ilmu dan perpustakaan. Di situ para sarjana sering berkumpul untuk menerjemahkan macam-macam buku pengetahuan dan berdiskusi masalah ilmiah. Dan Khalifah Harun Ar-Rasyid kemudian Al-Ma’mun secara aktif selalu ikut dalam pertemuan-pertemuan itu.

Cendekiawan terkenal Muslim dan non-Muslim dari seluruh dunia berkumpul di Bagdad sebagai bagian proyek Al-Ma’mun. Untuk kali pertama dalam sejarah, kelompok terbaik dari tanah Persia, Mesir, India, dan bekas Byzantium dapat dipertemukan untuk memajukan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi seluruh dunia.

Pada mulanya Harun Ar Rasyid (736-809 M) mendirikan Khizanat Al Hikmah yang berfungsi sebagai perpustakaan, tempat penerjemahan dan penelitian. Kemudian pada tahun 815 M Al Ma’mun (813-833 M) mengubahnya menjadi Baitul Hikmah yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan buku-buku kuno yang berasal dari Persia, Byzantium, Eithopia dan India.

Di Baitul Hikmah, Al Ma’mun menunjuk Hunain Ibn Ishaq sebagai kepalanya. Di samping itu juga mempekerjakan Muhammad Ibnu Musa Al Khawarijmi, ahli dalam bidang Aljabar dan Astronomi dan orang-orang Persia. Akan tetapi sejak abad ke-9 M dijadikan tempat penerjemahan filsuf klasik di bawah bimbingan Hunair Ibn Ishaq.

5 Koin Mata Uang Islam Dilelang Rp14 Miliar, Apa Istimewanya?

Pada masa pemerintahannya, penerjemahan buku-buku asing juga digalakkan. Untuk menerjemahkan buku-buku Yunani, ia mempersiapkan penerjemah dari golongan Kristen dan penganut agama lain yang ahlinya. Baitul Hikmah ini mengalami kemajuan pesat. Baitul Hikmah pun merupakan salah satu contoh perpustakaan Islam yang lengkap, yang berisi ilmu agama Islam dan ilmu ilmu pengetahuan lainnya.

Bermacam-macam ilmu pengetahuan yang telah berkembang pada masa itu dan berbagai macam buku terjemahan dari bahasa-bahasa Yunani, Persia, India, Qitby dan Aramy telah tersimpan dengan rapi pada perpustakaan tersebut. . Pada masa ini berkembang berbagai macam ilmu pengetahuan, baik itu pengetahuan umum ataupun agama. Seperti Alquran, Qiraat, Hadis, Fikih, Kalam, bahasa dan sastra.

Yusuf Al-Qaradawi, Cendekiawan Muslim yang Dipenjara Menentang Rezim

Di samping itu juga berkembang empat mazhab fikih yang terkenal. Di antaranya Abu Hanifah pendiri Mazhab Hanafi, Imam Maliki Ibn Anas pendiri Mazhab Maliki, Muhammad Ibn Idris Asy-Syafi’i pendiri Mazhab Syafi’i dan Muhammad Ibn Hanbal, pendiri Mazhab Hanbali.

Di samping itu berkembang pula ilmu-ilmu umum seperti ilmu filsafat, logika, metafisika, matematika, alam, geometri, aritmatika, mekanika, astronomi, musik, kedokteran dan kimia. Ilmu-ilmu umum masuk ke dalam Islam melalui terjemahan di Baitul Hikmah dari bahasa Yunani dan persia ke dalam bahasa Arab, di samping dari bahasa India.

An-Najasyi, Desa Pertama Tempat Masuknya Islam ke Afrika

Pada masa pemerintahan Al Ma’mun, pengaruh Yunani sangat kuat. Di antara para penerjemah yang masyhur saat itu ialah Hunain Ibn Ishak, seorang Kristen Nestorian yang banyak menerjemahkan buku-buku Yunani ke dalam bahasa Arab. Ia terjemahkan kitab Republik dari Plato dan kitab Kategori, Metafisika, Magna Moralia dari Aristoteles.

Peran Baitul Hikmah memang sangat besar dalam kemajuan peradaban Islam. Terutama dalam ilmu pengetahuannya yang pada masa itu lahir banyak ilmuan-ilmuwan Islam. Berikut sarjana-sarjana dan ilmuwan-ilmuwan yang lahir dari lembaga ini.

Ilmu Pengetahuan Umum

Di bidang ilmu pengetahuan umum banyak lahir ilmuwan-ilmwuan besar dan sangat berpengaruh terhadap peradaban Islam, antara lain:

1.  Ilmu Kedokteran

Hunain Ibn Ishaq (804-874 M), terkenal sebagai dokter penyakit mata.
Ar Razi (809-873 M), terkenal sebagai dokter ahli penyakit cacar dan campak. Buku karanganya di bidang kedokteran berjudul Al Hawi. Ibn Sina (980-1036 M), karyanya yang terkenal adalah Al Qonun fi At-Tibb dan dijadikan buku pedoman kedokteran bagi universitas di negara Eropa dan negara islam.

Abu Marwan Abdul Malik Ibn Abil’ala Ibn Zuhr (1091-1162 M), terkenal sebagai dokter ahli penyakit dalam. Karyanya yang terkenal adalah At Taisir. Ibn Rusyd (520-595 M), terkenal sebagai perintis penelitian pembuluh darah dan penyakit cacar

2. lmu Perbintangan.

Abu Masy’ur al Falaki, karyanya adalah Isbatul’Ulum dan Haiatul Falaq
Jabir Al Batani, pencipta teropong bintang yang pertama. Karya yang terkenal adalah . Kitabu Ma’rifati Matlil-Buruj Baina Arba’il FalaqAl Khawarijmi, tokoh matematika yang mengarang buku Al Jabar.

Umar Khayam, karyanya tentang al Jabar yang bejudul Treatise on al-Gebra telah diterjemahkan oleh F Woepcke ke dalam bahasa Perancis (1857 M). Karya Umar Khayam lebih maju daripada al Jabar karya Euklides dan Al Khawarizmi.
Raihan Al Biruni, karya yang terkenal adalah at-Tafhim li Awa’ili Sina’atit-Tanji

3. Ilmu Farmasi dan Kimia

Salah satu ahli farmasi adalah ibn Baitar, karyanya yang terkenal adalah Al Mugni, Jami’ Mufratil Adwiyyah, wa Agziyah dan Mizani tabib. Adapun dibidang Kimia adalah Abu Bakar Ar Razi dan Abu Musa Ya’far al Kufi.

4. Ilmu Filsafat
Tokoh-tokoh filsafat Islam antara lain, Al Kindi (805-873), Al Farabi (872-950 M) dengan karyanya Ar-Ra’yu Ahlul Madinah al Fadilah, Ibnu sina (980-1036 M), Al Ghazali (450-505 M) dengan karya Tah-Afut al-Falasifat, Ibnu Rusyid dan lain-lain.

5. Ilmu Sejarah

Ahli Sejarah yang lahir pada masa itu adalah Abu Ismail al Azdi, dengan karyanya yang berjudul Futuhusyi Syam, al Waqidy dengan karyanya al Magazi, Ibn Sa’ad dengan karyanya at-Tabaqul Kubra dan Ibnu Hisyam dengan karyanya Sirah ibn Hisyam.

6. Ilmu Geografi

Tokohnya ialah Ibnu Khazdarbah dengan karyanya Kitabul masalik wal Mamalik, Ibnu Haik dengan karyanya Kitabus Sifati Jaziratil-‘arab dan Kitabul Iklim, Ibn Fadlan dengan karyanya Rihlah Ibnu fadlan.

7. Ilmu Sastra

Pada masa itu juga berkembang ilmu sastra yang melahirkan beberapa penyair terkenal seperti, Abu Nawas, Abu Atiyah, Abu Tamam, Al Mutannabbi dan Ibnu Hany. Disamping itu mereka juga menghasilkan karya sastra yang fenomenal seperti Seribu Satu Malam “Alf Lailah Walailah”, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi The Arabian Night.

Ilmu Agama

Di samping ilmu pengetahuan umum, pada masa itu berkembang pula ilmu agama dengan tokoh-tokohnya sebagai berikut.

1. Ilmu Tafsir

Pada masa itu berkembang 2 macam tafsir dengan tokoh-tokohnya,
a . Tafsir Bil Ma’tsur (penafsiran ayat Al Qur’an oleh Al Qur’an atau Hadits Nabi), diantara tokohnya adalah Ibnu Jarir At Tabari, Ibnu Atiyah al Andalusy, Muhammad Ibn Ishak dan lain-lain.
b.  Tafsir Bir-Ra’yi (Tafsir dengan akal pikiran), diantara tokohnya adalah Abu Bakar Asam, Abu Muslim Muhammad bin Bahr Isfahany, Ibnu Juru Ak Asadi dan lain-lain.

2. Ilmu Hadis
Pada masa itu sudah ada pengkodifikasian hadis sesuai kesahihannya. Maka lahirlah ulama-ulama hadis terkenal seperti Imam Bukhori, Muslim, At Tirmadzi, Abu Dawud, Ibn Majah dan An Nasa’i. Dan dari merekalah diperoleh Kutubus Sittah.

3. Ilmu Kalam

Ilmu Kalam lahir karena dua faktor, yaitu musuh Islam ingin melumpuhkan Islam dengan filsafat dan semua masalah termasuk agama berkisar pada akal dan ilmu. Di antara tokohnya ialah Wasil ibn Atho’, Abu Hasan Al Asy’ari, Imam Ghozali dan lain-lain.

4. Ilmu Tasawuf

Di antara tokohnya adalah Al Qusairy dengan karyanya Risalatul Qusairiyah dan Al Ghozali dengan karyanya Ihya’ Ulumuddin.

5. Ilmu Bahasa
Pada masa itu kota Basrah dan Kuffah menjadi pusat kegiatan bahasa. Di antara tokohnya ialah Sibawaih, AL Kisai dan Abu Zakariya al Farra.

6. Ilmu Fikih

Pada masa itu ilmu fikih juga berkembang pesat. Terbukti pada masa ini muncul 4 mazhab fikih, yaitu Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali.

Bagi para ilmuwan Muslim yang hanya berjarak beberapa tahun dari masa kehidupan nabi, mendapatkan rida Allah adalah alasan utama melakukan penelitian dan belajar. Literatur ilmiah dari masa keemasan biasanya dimulai dengan ayat Alquran yang mendorong pencari ilmu dan menyeru orang Islam agar merenungkan dunia sekitar mereka.

Di samping itu, Islam sendiri memerintahkan untuk mencari ilmu, menjadikan penelitian sebagai tindakan ibadah. Banyak ayat dalam Alquran dan hadis nabi yang menekankan peran ilmu pengetahuan dalam kehidupan seorang Muslim yang saleh. Nabi dikabarkan bersabda bahwa Tuhan memudahkan jalan ke surga bagi mereka yang melangkahkan kaki untuk mencari ilmu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.