Sejarah Keberadaan Gua Belanda dan Gua Jepang di Bandung

Poto diluar gua belanda
Sumber :
  • vstory

VIVA – Menikmati wisata alam sambil belajar dan mengenal sejarah adalah salah satu sarana yang disediakan oleh Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda. Seperti dibahas sebelumnya, pada taman hutan raya ini terdapat dua buah situs bersejarah yaitu Gua Belanda dan Gua Jepang.

5 Bangunan Bersejarah di Indonesia yang Terkenal dengan Kisah Mistis

Dapat kita lihat dari nama kedua gua tersebut, tentu saja kedua gua ini dimanfaatkan pada saat Indonesia masih berada dalam jajahan Belanda dan Jepang. Gua Belanda berjarak kurang lebih 1 kilometer dari pintu gerbang Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda melalui gerbang Dago Pakar.

Gua Belanda ini didirikan pada tahun 1912 oleh kolonial Belanda. Awal mulanya gua ini merupakan sebuah terowongan yang digunakan untuk menyadap aliran air Sungai Cikapundung yang digunakan oleh PLTA Bengkok. Terowongan yang kini disebut Gua Belanda ini sendiri berdiri sepanjang 144 meter dengan lebar 1,8 meter.

5 Gua Peninggalan Jepang di Indonesia yang Terkenal Angker

Dan untuk memperkuat kegiatan militer Belanda pada zamannya, dibangunlah jaringan gua sebanyak 15 lorong dan dua pintu masuk setinggi 3,2 meter. Luas pelataran yang digunakan untuk membangun Gua Belanda ini seluas 0,6 Ha dan luas seluruh gua beserta lorongnya sekitar 548 meter.

Pada masa Perang Dunia ke II, Belanda memanfaatkan Gua Belanda ini sebagai stasiun radio telekomunikasi Belanda. Sedangkan pada masa kemerdekaan, Gua Belanda ini dimanfaatkan oleh para pejuang Indonesia sebagai gudang mesiu.

Miris, Gua Zaman Jepang di Indramayu Kini Jadi Puing

Setelah terlepas dari penjajahan kolonial Belanda, di lokasi yang sama didirikan sebuah gua oleh militer Jepang pada tahun 1942. Jarak gua yang disebut Gua Jepang ini kurang lebih 600 meter dari pintu gerbang Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda melalui gerbang Dago Pakar.

Gua ini didirikan oleh militer Jepang untuk dijadikan barak militer dan perlindungan. Jika pada Gua Belanda ditemukan sebanyak 15 lorong, di Gua Jepang Anda akan menemukan 18 bunker yang masih dalam keadaan sama seperti aslinya.

Bunker-bunker ini pun memiliki fungsi yang berbeda-beda. Misalnya sebagai tempat pengintaian, tempat penembakan, ruang pertemuan, gudang dan dapur. Bunker-bunker ini dibangun dengan jarak berdekatan, sekitar 30 meter.  Konon, untuk membangun Gua Jepang ini, militer Jepang memanfaatkan masyarakat Indonesia secara paksa atau kita kenal dengan romusha.

Kondisi kedua gua ini terlihat sangat berbeda. Jika Gua Belanda terlihat sudah kokoh dengan dinding yang disemen, Gua Jepang justru sebaliknya. Gua Jepang nampak dibiarkan seperti aslinya dan tidak mengalami renovasi. Sedangkan Gua Belanda sudah dilakukan beberapa kali renovasi.

Anda juga dapat melihat jika Gua Jepang belum selesai pembangunannya, karena ada beberapa bunker yang terlihat buntu. Dan pada Gua Belanda akan menemukan instalasi listrik yang sudah ada sejak zaman dahulu. Tepatnya ada di atap gua.

Sedangkan pada Gua Jepang, tidak ditemukan instalasi listrik sama sekali. Untuk Anda yang ingin berwisata edukasi ke Gua Belanda dan Jepang, Anda harus masuk melalui gerbang Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda melalui Dago Pakar. Adapun jika Anda ingin masuk ke dalam kedua gua tersebut, Anda dapat meminta jasa guide yang sudah disediakan oleh pihak pengelola.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.