Sejarah Kotagede sebagai Pusat Kerajinan Logam Terbaik di Indonesia

Salah satu karya yang dibuat khusus oleh Nursih Basuki Art Studio, Kotagede, Yogyakarta (sumber foto: @jambiku)
Sumber :
  • vstory

VIVA – Menurut Wikipedia Indonesia, kriya atau hastakarya kerajinan tangan adalah kegiatan seni yang menitik-beratkan kepada keterampilan tangan dan fungsi untuk mengolah bahan baku yang sering ditemukan di lingkungan menjadi benda-benda yang tidak hanya bernilai pakai, tetapi juga bernilai estetis. Hal tersebut berlaku bagi Kotagede.

Dapat Tombak Cakra Kotagede, Anies Baswedan: Jadi Semangat Wujudkan Keadilan

Sebuah kawasan yang memang unik dari latar belakangnya hingga potensi yang ada di dalamnya. Kotagede Yogyakarta terkenal sebagai kawasan industri kerajinan logam terbaik di Indonesia sejak masa Kerajaan Islam Mataram.

Sejarah menurut ensiklo.com bahwa Kotagede masa lampau awalnya adalah bagian dari Kasultanan Mataram – Yogyakarta yang berbentuk hutan dengan nama Alas Mentaok. Yaitu satu daerah perhutanan yang hanya ditumbuhi tanaman serta dihuni berbagai macam binatang.

Kerajinan Logam di Kotagede, dari Tembaga hingga Perak

Area hutan belantara ini merupakan hadiah yang diberikan Sultan Pajang kepada Panembahan Senopati atas jasanya menyelamatkan Kerajaan Pajang. Sebagai orang yang berkuasa penuh di area ini, maka tahun 1575, Panembahan Senopati dinobatkan sebagai Raja Mataram Islam pertama sebelum terpecah menjadi Mataram Surakarta dan Mataram Yogyakarta dan membangunnya untuk dijadikan sebagai Kotaraja (ibu kota kerajaan).

Hingga sekitar tahun 1640, Kotagede diposisikan sebagai Ibu kota Kerajaan Islam Mataram. Dan pasca tahun 1640, Raja ke tiga Mataram Islam memindahkan ibu kota kerajaan menuju Desa Kerto, Plered, Bantul yang berjarak 6 kilometer sebelah selatan dari Kotagede.

Pasar Lawas, Lestarikan Seni Budaya dan Kuliner Kotagede

Sebagai bukti peninggalan yang masih bisa disaksikan sampai saat ini di antaranya adalah keberadaan makam kerabat Pangeran Senopati, dinding dan fondasi salah satu pendapa dan juga Sendang Selirang. Semuanya masih terletak pada satu kompleks dengan Masjid Kraton Kotagede.

Sebagai kotaraja, keberadaannya tentu saja sangat strategis untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan manusia. Baik yang tinggal ataupun hanya berkunjung dan lalu singgah di kota. Dan slaah satu kebutuhan yang diperlukan kaum ningrat serta para bangsawan antara lain adalah perhiasan, selain emas tentu saja adalah juga perak.

Hingga saat ini secara turun temurun, keahlian itu menjadi identitas tersendiri dari para seniman di Kotagede. Sebagai pusatnya kerajinan perak, emas, tembaga dan kuningan di Indonesia, tentu menjadi citarasa tersendiri jika berkunjung ke Yogyakarta tidak melihat kerajinan di Kotagede.

Sebagaimana halnya di Nursih Basuki Art Studio, Kotagede, Yogyakarta, para seniman di dalamnya sudah lama menekuni seni kriya logam tersebut. Karenanya, citarasa karya kami sering dipandang berbeda dengan yang lainnya, lebih tegas dan berkarakter.

Nyamuk aedes aegypti.

Nyamuk Wolbachia Turunkan Angka DBD di Kota Yogyakarta Hingga 77 Persen

Penggunaan nyamuk Wolbachia untuk mengatasi penyakit DBD di Kota Yogyakarta ini dianggap telah berhasil menurunkan angka kasus DBD.

img_title
VIVA.co.id
23 November 2023
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.