5 Lukisan Asia Tenggara yang Wajib Kamu Ketahui
- vstory
VIVA – Lukisan memiliki banyak arti bagi penggemarnya. Mereka mampu melihat arti dan filosofi atas karya seni lukis itu sendiri. Di antara lukisan yang beredar di Indonesia dan dunia, berikut saya sajikan lukisan terbaik di Asia Tenggara.
1. Right or Wrong My Home.
Edy Suriyanto / IG: @esto02
Artist: Gatot Indrajati
Title: Right or Wrong My Home
Medium: Mixed media (metal and acrylic) on wood
Size (cm): 70 x 162
Di setiap negara, sebuah kota menjadi simbol pusat ekonomi, pemerintahan, budaya dan kejahatan. Dengan berkembangnya teknologi digital dan gaya hidup baru, budaya asing berkembang dan warga secara tidak sadar mengadopsi pola pikir dan perilaku yang homogen dan robotik. Sepanjang beberapa kejadian kehidupan suatu bangsa, tetap ada sikap yang harus kita banggakan; untuk bertahan dan bangkit dari cobaan berat. Right or Wrong My Home.
2. Repacking.
Edy Suriyanto / IG: @esto02
Artist: Gatot Indrajati, (b.1980, Indonesia)
Title: Repacking
Medium: Acrylic on Canvas
Size (cm): 180.0 x 150.0 cm
Dalam pandangannya, modernisasi dan globalisasi seharusnya tidak merusak nilai dan adat istiadat tradisional. Ikonografi tradisional Indonesia yang bergerak di sepanjang sabuk modern dalam lukisan ini adalah sebuah penemuan untuk mengemas kembali atau menghidupkan kembali seni tradisional di era modern. Tantangannya adalah melakukannya tanpa substansi atau nilai apapun.
3. Khanikla Mey Moyo Yarate Ate.
Edy Suriyanto / IG: @esto02
Artist: Ignasius Dicky Takndare
Title: Khanikla Mey Moyo Yarate Ate (They Have Taken Our Belonging)
Medium: Oil on canvas
Size (cm): 120 x 90
"Khanikla Mey Moyo Yarate Ate" adalah ungkapan dari suku Sentani di Papua, yang diterjemahkan menjadi "mereka telah menjadi milik kita". Ini adalah pendekatan metaforis terhadap situasi di Papua, di mana akar orang Papua semakin melemah. Ini diwakili oleh penggantian noken (tas anyaman yang biasa dipakai orang Papua di atas kepala) dengan kantong plastik, dan totem dipegang di tangan kiri anak. Totem, yang berasal dari museum di Belanda, mencerminkan pergeseran pola pikir orang Papua.
4. Old Stock Fresh Menu.
Edy Suriyanto / IG: @esto02
Artist: Antonius Subiyanto
Title: Old Stock Fresh Menu
Medium: Acrylic
Size (cm): 180 x 180
Old Stock Fresh Menu adalah kesan Pak Subiyanto tentang jiwa manusia yang didominasi oleh konsumsi yang berlebihan. Jiwa manusia diwakili oleh wajan besar dimana semua jenis produk konsumen dimasak di atas api kayu. Benda yang berada di wajan mulai berasap dan muncul mata monster . Melalui lukisan ini, Pak Subiyanto ingin menunjukkan bahwa gaya hidup yang didorong oleh konsumsi massa hanyalah ilusi belaka.
5. School Hymns.
Edy Suriyanto / IG: esto02
Artist: Y. Indra Wahyu, (b.1977, Indonesia)
Title: Himne Sekolah (School Hymns)
Medium: Acrylic on Canvas
Size (cm): 175.0 x 180.0 cm
Di zaman modern ini, pendidikan, sains dan pengetahuan telah menjadi kebutuhan mutlak bagi setiap manusia. Himne Sekolah atau Sekolah Himne membuat pernyataan yang kuat tentang pentingnya sekolah dalam memenuhi kebutuhan manusia ini dan mendukung perhatian dan perhatian yang lebih besar untuk diberikan pada sekolah dan sistem pendidikan.
Lukisan tersebut menggambarkan seorang pianis dan paduan suara yang mencoba menciptakan harmoni di lingkungan yang nampaknya tidak terorganisir. Dengan karya ini, Bapak Y. Indra mengatakan bahwa dia ingin mendorong masyarakat untuk menyuarakan secara terbuka terhadap permasalahan yang ada dalam pendidikan dan bekerja sama untuk menyelesaikannya. Dalam visinya, suara yang berbeda bersatu untuk menciptakan satu lagu keindahan yang baginya merupakan tujuan akhir sebuah bangsa.
Kelima lukisan diatas, merupakan dari beberapa pemenang dalam kompetisi UOB Painting of the Year. (Sumber: milkywayidea.blogspot.com/)