Generasi Emas di Negara Industri Baru

Anak muda berusaha krecek kulit di Bantul, 1/2/2025 (Koleksi pribadi)
Sumber :
  • vstory

VIVA – Sektor industri manufaktur sering disebut sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Hal ini didukung dengan hasil rilis Badan Pusat Statistik (BPS) tanggal 5/2/2025  lalu, bahwa peran industri manufaktur dalam perekonomian tahun 2024 mencapai 18,98 persen. Selain itu lebih 75 persen dari total ekspor sampai Desember 2024,  Indonesia merupakan hasil produk industri manufaktur. Sektor ini juga merupakan salah satu penyerap terbesar tenaga kerja. Untuk menopang industri manufaktur Indonesia memiliki potensi besar, yaitu generasi emas yaitu para muda yang diharapkan siap menghadapi segala tantangan dan peluang, terutama dalam mendukung Indonesia sebagai negara industri baru.

Status 2 Oknum TNI Diduga Terlibat Penembakan 3 Polisi Masih Saksi

Generasi muda yang sedang mempersiapkan diri berperan di dunia industri manufaktur perlu memahami bahwa selain meningkatkan kemampuan dalam memahami teori, mereka juga perlu meningkatkan keterampilan non-kognitif seperti kolaborasi, kecerdasan emosional, dan pemecahan masalah. Kemampuan lengkap untuk bekerja dalam tim dan beradaptasi dengan situasi baru, akan semakin menentukan keberhasilan pada industri masa mendatang. 

Era digital telah memberikan transformasi cepat pada masa depan dunia kerja, khususnya pada industri manufaktur. Di tengah perubahan kondisi yang cepat diwarnai oleh transformasi digital, perkembangan teknologi, isu keberlanjutan, hingga dinamika sosial yang semakin kompleks, generasi muda Indonesia tidak hanya dituntut untuk mengikuti arus, tetapi juga dituntut menjadi bagian dari agen perubahan kondisi itu sendiri. 

BI Sebut Pelemahan Rupiah Cuma Sementara

Indonesia sebagai Negara Industri Baru

Negara Industri Baru merupakan satu di antara klasifikasi negara yang mempunyai perekonomian relatif baik, tetapi belum mencapai tahap negara maju. Negara Industri Baru adalah istilah yang menjembatani negara maju dan berkembang. Indikatornya adalah Produk Domestik Bruto (PDB), PDB per kapita, Rasio Gini, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan angka pertumbuhan PDB. Di Asia ada beberapa negara yang masuk ke dalam daftar Negara Industri Baru di antaranya Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Republik Rakyat Tiongkok. 

Korlantas Polri Bantah STNK Mati 2 Tahun Kendaraan Disita dan Diblokir

Jika melihat PDB, Indonesia sebenarnya mampu bersaing dengan negara-negara yang ada di kawasan Asia lainnya. Dengan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang melimpah Indonesia bisa tergolong sebagai negara kuat di wilayah Asia. Bahkan, pada tahun 2021 Indonesia tercatat sebagai 5 besar PDB tertinggi di Asia dan pertumbuhan PDB Indonesia tahun 2024 juga masih mencapai 5,03 persen. IPM Indonesia juga menorehkan angka yang cukup tinggi dibanding mayoritas negara Asia lainnya. Namun di sisi lain Indonesia juga perlu memperhatikan perkembangan Gini Ratio yang tidak kalah krusial. Tercatat Gini Ratio Indonesia tahun 2015 masih 0,368; sementara pada September 2024 tercatat 0,381. Dengan demikian pemerintah Indonesia perlu terus melakukan upaya mengembangkan dan meningkatkan kualitas SDM muda yang memiliki bakat dan talenta, dengan mempersiapkan diri supaya terserap dan terjun di dunia profesional dan industri.

Peran Penting Generasi Emas

Generasi muda, terutama generasi milenial dan gen Z akan menjadi generasi emas sebagai pilar utama Indonesia dalam memanfaatkan bonus demografi yang dimiliki Indonesia sebagai negara industri baru. Oleh karena itu, penting bagi generasi muda untuk terus belajar dan beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Kita harus dapat menciptakan generasi muda yang mampu menghadapi berbagai tantangan dan menguasai ilmu pengetahuan sehingga terserap di dunia industri manufaktur. Generasi muda yang berkualitas diharapkan menjadi pendorong utama peningkatan Indonesia dari negara industri baru menjadi negara maju dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045, yang terbentuk melalui pendidikan dan pelatihan yang berkualitas. 

Selama ini Indonesia masih menghadapi tantangan terkait rendahnya daya saing SDM di sektor industri. Lebih dari 75 persen tenaga kerja di industri manufaktur masih tergolong pekerja tidak terampil. Tanpa peningkatan kualitas SDM, potensi ini bisa saja tidak optimal dalam mendukung pengembangan industri dan inovasi. Agar bonus demografi dapat memberikan dampak besar dalam menjadikan Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi global, peran dari pemerintah, dunia usaha, dan generasi muda sangat penting. Dengan 67,5% penduduk Indonesia berada di usia muda, negara ini bisa memaksimalkan bonus demografi yang sangat potensial untuk menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional.

Dalam upaya memenuhi kebutuhan SDM di sektor industri manufaktur, pemerintah perlu merancang langkah strategis, seperti pengembangan pendidikan vokasi, pendirian inkubator bisnis, dan pembangunan Pusat Industri Digital 4.0. Pendekatan ini dilakukan secara sistematis dengan melibatkan tiga tahap, yaitu skilling (melatih tenaga kerja baru untuk meningkatkan keterampilan), upskilling (memperbarui keterampilan tenaga kerja yang sudah ada agar lebih relevan dengan kebutuhan industri), dan reskilling (memberikan keterampilan baru kepada tenaga kerja yang terdampak perubahan teknologi atau sektor).

Dewasa ini banyak generasi milenial yang mampu menyelesaikan pekerjaan hanya dalam waktu relatif cepat.Keberhasilan bukan hanya dicapai dengan kerja keras, namun peningkatan penggunaan dan keakraban dengan komunikasi, media, dan teknologi digital yang menjadi penyebab utama. Kemudahan dalam mencari informasi dan berbagai kemudahan lain membuat kehidupan milenial relatif lebih praktis dan cepat dalam menyelesaikan pekerjaan.  Sebagai penggerak era ekonomi kreatif, generasi emas sangat berambisi dalam pencapaian kesuksesan karir dan untuk mencapai cita-cita. Mereka mengejar karir yang nyaman dan aman. Generasi ini percaya bahwa mereka sebagai penggerak era ekonomi baru. Mereka mempunyai inovasi atau ide-ide baru yang belum ada dan ide-ide tersebut sangatlah kreatif dan unik.

Untuk bertahan dan unggul di masa depan, beberapa keterampilan yang perlu dikuasai oleh generasi emas. Pertama, literasi digital untuk dapat memahami cara penggunaan perangkat atau aplikasi, dan juga memahami etika digital, privasi, dan keamanan dalam penggunaan teknologi, serta membangun budaya digital yang positif. Kedua, keterampilan dalam kecerdasan buatan (AI) dan analisis data untuk bisa membuat keputusan yang lebih cerdas, cepat, dan akurat. Keterampilan ini juga memberikan peluang bagi generasi muda untuk menjadi perancang solusi berbasis AI yang dapat memberikan nilai tambah bagi organisasi dan masyarakat. Ketiga, generasi muda juga perlu memiliki kemampuan creative problem solving agar mampu berpikir secara kreatif, inovatif, dan fleksibel dalam menyelesaikan masalah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.