Pengendalian Inflasi pada Momen Natal dan Tahun Baru

Inflasi terkendali, stabilitas ekonomi tetap terjaga
Sumber :
  • vstory

VIVA – Fenomena terjadinya inflasi tinggi pada momen hari raya dan tahun baru sudah menjadi tren pada beberapa tahun terakhir. Hal ini tentu saja akan berdampak pada kondisi  perekonomian di suatu wilayah, termasuk di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Agustus 2022 Indonesia Deflasi, Tapi Ada Komoditas Penyumbang Inflasi

Kondisi perekonomian DIY pada tahun 2024 jika ditinjau dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mengalami pertumbuhan yang sangat baik. Sampai dengan Triwulan III tahun 2024 perekonomian tumbuh 5,05% dibanding Triwulan III tahun 2023 (y-on-y), dan tumbuh 0,31% dibanding triwulan II tahun 2024 (m-to-m).

Namun jika dilihat dari sisi inflasi kondisinya kurang begitu menggembirakan, terlihat dari perkembangan inflasi yang telah dirilis oleh Badan Pusat Statistik Provinsi DIY setiap bulan. Dari 11 bulan (Januari sd November 2024), 5 kali terjadi deflasi yaitu: Januari (-0,02%), Mei (-0,08%), Juni (-0,25%), Juli (-0,03%), dan September (-0,10%).

Memotret Lonjakan Harga di Hari Raya Idul Fitri

Sementara itu 6 bulan lain terjadi inflasi, namun tidak begitu menggembirakan , ditunjukkan dengan nilai inflasi year to date sebesar 0,82%. Pemerintah menargetkan inflasi di tahun 2024 sebesar 2,5% ± 1, artinya dengan melihat nilai inflasi sampai dengan November 2024 sebesar 0,82%, membutuhkan 0,68% untuk mencapai target minimal 1,5% tersebut. Apakah target tersebut akan terpenuhi, tentunya  kita akan menunggu rilis BRS oleh BPS Provinsi DIY di awal tahun 2025.

Berdasarkan perkembangan inflasi tahun-tahun sebelumnya, komoditas transportasi (terutama angkutan udara dan kereta api) menjadi salah satu pendorong terjadinya inflasi. Komoditas lain yang dimungkinkan mendorong inflasi adalah kelompok bahan makanan (telur, daging ayam, daging sapi, minyak goreng dan lain-lain).

Suku Bunga Acuan AS Agresif, Rupiah Dibayangi Pelemahan

Namun dengan kebijakan Pemerintah menurunkan harga tiket pesawat selama Natal dan Tahun Baru sebesar 10%, hal ini akan menahan laju inflasi pada bulan ini, dari komoditas angkutan udara.

Keputusan Gubernur DIY Nomor: 457/KEP/2024 tentang kenaikan HET tertinggi Liquefied Petroleum Gas (LPG) di DIY  yang berlaku mulai 2 Desember 2024, juga perlu diantisipasi sebagai salah satu faktor  yang akan memicu inflasi pada bulan ini. Sesuai keputusan Gubernur tersebut HET LPG 3 kg sebesar Rp. 18.000,- per tabung, sementara harga pasar sebelum adanya keputusan tersebut sudah lebih dari Rp. 18.000,-

Dengan fenomena di atas, hendaknya Tim Pengendali Inflasi Daerah DIY harus proaktif mengantisipasi kenaikan harga beberapa harga komoditas yang dimungkinkan memicu inflasi.

Sedangkan Pemerintah juga punya peran sangat strategis terutama dalam hal menjaga ketersediaan barang,  memastikan jalur distribusi dapat berjalan dengan lancar. Jika hal ini bisa dilaksanakan, disertai fungsi koordinasi dari pemegang kebijakan, dan peran masing-masing stakeholder berfungsi secara optimal, maka inflasi di DIY dapat terkendali sehingga beban masyarakat tidak terlalu berat yang pada akhirnya berefek pada stabilitas perekonomian di DIY terjaga dengan baik.

Gambar tersebut menunjukkan tanda panah yang mengarah ke atas, menggambarkan bahwa terjadi inflasi

Pengaruh Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

Tulisan ini berisi tentang pentingnya mengetahui lebih dalam tentang inflasi di era global ini.

img_title
VIVA.co.id
18 Juni 2024
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.