Refleksi Hari Pahlawan: Guru Honorer Adalah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Ilham Pangumbara - Ketua Umum Perhimpunan Marhaen Nusantara (Dok. Pribadi)
Sumber :
  • vstory

VIVA - Setiap tanggal 10 November selalu diperingati dengan gegap gempita dan khidmat, untuk memperingati Hari Pahlawan Nasional. Kita mengenang jasa para pejuang yang telah mengorbankan jiwa dan raga demi bangsa dan negara kita tercinta. Namun, di masa kini, perjuangan tak hanya dilakukan di medan perang, tetapi juga di bidang pendidikan, di mana kini guru honorer menjadi sosok pahlawan tanpa tanda jasa. Mereka mengabdikan diri dengan sabar dan tekun, meski menghadapi tantangan besar yang sering kali tidak sebanding dengan imbalan yang diterima.

Meskipun mereka tidak mengenakan seragam tentara atau tampil di panggung nasional berperang melawan penjajah, mereka memiliki kontribusi yang tak kalah besar dalam membangun peradaban di bangsa ini, khususnya pendidikan moral (Pancasila) yang belakangan mulai luntur dari budaya kita, sebagai bangsa ketimuran.

Guru honorer adalah tiang utama dalam membangun masa depan bangsa, terlebih dalam menyongsong Indonesia Emas 2045, yang juga telah digaungkan oleh pemerintah selama ini. Mereka mendidik anak-anak bangsa, meluangkan waktu, tenaga dan bahkan uang pribadi untuk melengkapi fasilitas belajar-mengajar yang kerap kali mengalami kendala dengan segala keterbatasan. Tak jarang dari mereka yang bekerja dengan penghasilan minim, tanpa jaminan kesejahteraan yang memadai mereka tetap mengabdi bagi bumi pertiwi.

Betapa miris penerus Raden Ajeng Kartini dalam dunia pendidikan, dengan semangat "Habis gelap, terbitlah terang". Pendidik atau guru honorer perempuan di Daerah Khusus Jakarta yang telah mewaqafkan diri dalam dunia pendidikan, rela mengampu mata pelajaran matematika di dua sekolah kejuruan swasta (SMK di Jakarta Timur dan SMK di Jakarta Selatan) sekaligus. Pahlawan tanpa tanda jasa ini harus membagi waktu dalam sepekan, menyusuri panas, hujan, polusi dan macetnya kota metropolitan atas panggilan hati dan mencerdasakan siswa-siswi tanpa mengeluh hati. Walaupun begitu, para pendidik, pengajar atau guru honorer ini tetap mengajar dengan semangat yang luar biasa, menyadari bahwa masa depan bangsa ada di tangan generasi yang mereka didik saat ini.

"Bukankah hal itu terjadi karena minimnya pendapatan yang ia terima saat ini? Di mana tanggung jawab pemerintah dalam memenuhi hak para guru honorer? Bagaimana dengan komitmen untuk mensejahterakan para pengajar?"

Kita sering mendengar istilah “pahlawan tanpa tanda jasa” untuk menggambarkan para guru, dan hal ini terasa amat tepat ketika kita bicara tentang guru honorer. Mereka tidak menuntut pujian, tetapi memberikan yang terbaik demi murid-murid mereka. Pengorbanan mereka adalah bentuk nyata dari cinta tanah air, menunjukkan bahwa menjadi pahlawan tidak selalu berarti berjuang di medan perang, tetapi bisa juga dalam bentuk dedikasi mendidik generasi penerus.

Pada Hari Pahlawan ini, sudah semestinya kita memberikan apresiasi lebih atau setidaknya lebih layak bagi guru honorer. Pemerintah dan masyarakat perlu melihat, membuka mata selebar-lebarnya untuk berperan bagi guru honorer dengan lebih serius, bukan hanya wacana politis, terlebih hanya menjadi jajanan visi-misi oleh pemangku kebijakan saat ini. Peningkatan kesejahteraan dan status para guru honorer merupakan bentuk penghargaan yang layak bagi pengabdian mereka yang telah ikut serta mewujudkan amanah undang-undang dasar (UUD) 1945, yakni "ikut serta mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara."

Semoga pada Hari Pahlawan ini, kita tidak hanya mengenang jasa para pejuang di masa lalu, layaknya kita menghormati Bung Tomo, Bung Karno-Bung Hatta, dan Bung-bung lainnya. Tetapi juga menghargai pahlawan masa kini, penerus spirit Ki Hadjar Dewantara, yaitu para guru honorer yang telah memberikan diri sepenuhnya demi pendidikan bangsa dan negara. Karena mereka adalah pahlawan sejati tanpa tanda jasa, namun penuh pengabdian untuk negeri tercinta, Indonesia.

Masa Tenang Kampanye Pilkada Bojonegoro, Setyo Wahono Habiskan Waktu Bersama Keluarga

Momentum pergantian kepemimpinan yang saat ini di nahkodai Prabowo - Gibran, dengan besar harap dunia pendidikan mulai dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, serta Kementerian Kebudayaan dapat memberikan atensi yang serius bagi para guru honorer atau pendidik yang saat ini terlunta-lunta. Pun, program kerja 100 hari para menteri baru harus dibuktikan dalam tindakan nyata, untuk "se-iya, se-kata".

Yakinkan dengan semangat hari Pahlawan, Usahakan dengan semangat Pendidikan, Sampaikan dengan program Pemerintahan. Selamat Hari Pahlawan Nasional 2024.

Syifa Hadju Dirayu Fajar Sadboy, El Rumi Pasang Badan Beri Respons Begini
Jennifer Coppen

Terpopuler: Jennifer Coppen Pernah Ingin Bunuh Diri hingga Penyebab Jung Woo Sung Tak Mau Menikahi Moon Gabi

Terpopuler: Jennifer Coppen Pernah Ingin Bunuh Diri Usai Ditinggal Dali Wassink hingga Pen

img_title
VIVA.co.id
26 November 2024
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.