Kembangkan Kompetensi Guru Lewat Platform Merdeka Mengajar
- vstory
VIVA – Menjalani profesi guru bukanlah perkara mudah. Ada banyak tantangan yang akan dihadapi guru seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman. Jika dulu guru mengajar dengan metode konvensional seperti model ceramah, sementara siswa dituntut untuk mendengar dan mencatat segala informasi yang disampaikan. Maka, saat ini guru diharapkan bisa mengajar atau melaksanakan proses pembelajaran dengan cara yang relevan dengan zaman.
Seperti diketahui, perkembangan teknologi dan informasi saat ini menuntut guru untuk lebih profesional. Guru dan teknologi tidak bisa dipisahkan seiring dengan perkembangan zaman dan kebutuhan siswa di masa mendatang. Sekarang, guru harus bisa lebih proaktif memburu informasi untuk menambah referensi sebagai bekal mengajar di kelas.
Mau tidak mau guru saat ini harus melek teknologi. Di era digital, guru bisa mengasah kemampuan mengajar lewat berbagai aplikasi pendidikan yang disematkan lewat berbagai perangkat elektronik. Tak sedikit tutorial mengajar yang tersedia di YouTube atau platform-platform pendidikan lain. Tujuannya untuk menambah wawasan guru hingga bisa menemukan sebanyak-banyaknya informasi yang dibutuhkan sebagai bekal mengajar.
Awal 2022 lalu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan Platform Merdeka Mengajar, yang merupakan episode 15 dari Program Merdeka Belajar. Platform ini merupakan pendukung bagi guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka yang saat ini sudah diterapkan di sejumlah satuan pendidikan.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menjelaskan, Platform Merdeka Mengajar adalah platform untuk guru yang akan berkembang menjadi suatu platform, yang bukan hanya materi dan konten Kementerian, tetapi benar-benar dimiliki guru. Aplikasi ini untuk menerapkan Kurikulum Merdeka yang juga merupakan bagian dari program Merdeka Belajar.
Nadiem juga menjelaskan, platform Merdeka Mengajar akan menjadi teman guru dalam mengajar. Platform ini akan membantu guru berinovasi menciptakan pembelajaran sesuai tantangan zaman. Sebuah inovasi yang layak untuk didukung dan disambut baik demi kemajuan pendidikan di Indonesia (suarakalbar.co.id).
Gayung pun bersambut. Implementasi platform Merdeka Mengajar telah dimanfaatkan dengan baik oleh para guru di seluruh Indonesia. Hal ini sebagaimana disampaikan Mendikbudristek Nadiem Makarim dalam Sidang Komisi X DPR RI beberapa waktu lalu.
Nadiem Makarim menjelaskan, hingga saat ini sejumlah 3.540.856 log in pada Platform Merdeka Mengajar (PMM) selama tahun 2023, 225.400 sekolah yang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka telah menggunakan PMM dengan cukup baik, 2.219.099 PTK yang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka telah mengakses PMM, serta 267.024 PTK telah mengunggah 774 ribu lebih Bukti Karya pada PMM.
Manfaat Platform Merdeka Mengajar
Salah satu tugas seorang guru adalah memberikan pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik. Karena itu, keberadaan Platform Merdeka Mengajar dapat dimanfaatkan untuk menambah inspirasi mengajar. Berbagai fitur yang ada dalam aplikasi tersebut bisa menjadi inspirasi sebelum melaksanakan pembelajaran.
Dalam Platform Merdeka Mengajar, guru-guru di seluruh Indonesia juga akan terhubung sehingga bisa saling berbagi pengalaman dalam mengajar. Guru-guru lain bisa menggali informasi sehingga bisa “meniru” praktik mengajar yang dilakukan rekan-rekan guru di sejumlah sekolah. Konkretnya, lewat platform antara guru satu dan lainnya bisa saling bertukar ilmu dan pengalaman dalam mengajar.
Manfaat lain yang bisa diambil dari keberadaan Platform Merdeka Mengajar adalah, guru bisa menemukan ide kegiatan siswa yang lebih bervariatif. Sebagai guru, siapa pun dituntut untuk bisa memberikan pembelajaran yang asyik, menyenangkan, dan disukai siswa. Di zaman digital seperti sekarang ini, pembelajaran yang lebih variatif sangat diperlukan agar siswa tidak merasa bosan selama proses pembelajaran.
Dengan metode mengajar yang variatif, guru bisa memanfaatkan Platform Merdeka Mengajar untuk menambah ide kegiatan yang menarik di dalam kelas. Misal, jenis kegiatan pada platform tersebut adalah mengajak para siswa untuk membaca koran, atau mencari informasi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan penerapan dalam Pancasila (gurubinar.id).
Profesionalisme seorang guru di era digital ini memang sangat diperlukan. Jangan sampai guru gagap teknologi (gaptek) karena guru dan teknologi tidak bisa dipisahkan. Seorang guru wajib terus meningkatkan kompetensi yang dimiliki. Dengan menambah kompetensi, guru diharapkan dapat memberikan pembelajaran yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan siswa. Dengan kompetensi yang baik, proses belajar mengajar di kelas bisa lebih menyenangkan. Sehingga, siswa bisa lebih mudah menyerap materi pelajaran dan tujuan-tujuan pembelajaran bisa dicapai sesuai harapan.