5 Poin Penting Kunjungan Jokowi ke Afrika
- vstory
VIVA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali bertolak menuju Tanah Air usai melaksanakan rangkaian kunjungannya selama lima hari di kawasan Afrika. Jokowi berangkat melalui Bandar Udara Internasional O.R. Tambo, Johannesburg, Republik Afrika Selatan.
Berdasarkan keterangan tertulis dari Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Kamis (24/8/2023), pesawat Garuda Indonesia (GIA-1) yang membawa Jokowi dan delegasi lepas landas sekitar pukul 14.35 waktu setempat atau pukul 19.35 WIB.
Tampak melepas Jokowi di bandar udara yaitu Menteri Kehutanan, Perikanan, dan Lingkungan Afrika Selatan Barbara Creecy, Manajer Senior Departemen Hubungan Internasional dan Kerjasama (DIRCO) Afrika Selatan Sindiswa Mququ, Duta Besar RI untuk Republik Afrika Selatan Saud Purwanto Krisnawan beserta istri, serta Atase Pertahanan RI di Pretoria Kol. Mar. Burhanudin beserta istri.
Kunjungan kali ini Presiden Jokowi ke meeting BRICS, ada 5 poin perkembangan:
1. Indonesia menyampaikan pentingnya negara negara taat pada hukum international.
Berkenaan dengan ditegurnya Menteri Luhut Panjahitan oleh Menteri Janet Yellen sehubungan dengan monopoli ekspor nikel ke Tiongkok dengan imbalan utang BUMN hidden debt China.
Sehingga Jokowi mengambil koreksi cepat untuk taat pada hukum international.
Presiden Joko Widodo menyerukan penghormatan atas hukum internasional dan hak asasi manusia saat menghadiri Forum Konferensi Tingkat Tinggi BRICS (Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan) di Afrika Selatan, Kamis (24/8/2023).
2. Indonesia tidak punya rencana ikut BRICS.
Hal ini dikarenakan Indonesia telah memiliki undang undang tahun 1954 tentang IMF dan WB.
Lagi pula BRICS mustahil memiliki currency. Secara currency definisinya adalah arus current. Sedangkan komponen BRICS di antaranya Rubel yang diblokir SWIFT Uni Eropa dan USA. Sedangkan Yuan bukan devisa terbuka, melainkan devisa tertutup di Tiongkok. Warga tidak diperkenankan tukar USD secara bebas.
Kehadiran Jokowi di KTT BRICS tak terkait Keanggotaan
Kehadiran Presiden Joko Widodo di KTT BRICS yang berlangsung di Afrika Selatan memicu kabar akan bergabungnya Indonesia di aliansi dagang itu. Namun Istana membantah rumor tersebut.
3. Akibat dari undang undang deforestation Uni Eropa maka ada larangan ekspor sawit ke Uni Eropa.
Jokowi mengambil langkah bilateral dengan cepat dengan negara negara Afrika.
Ekspor CPO ke negara-negara Afrika melonjak drastis sepanjang tahun ini.
Melonjaknya ekspor ke Afrika adalah bukti berhasilnya diversifikasi pasar.
Ekspor CPO melonjak secara volume.
Diversifikasi pasar untuk minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) mulai berhasil. Ekspor ke negara-negara Afrika melonjak bahkan ada yang menembus 800% lebih.
Pasar ekspor CPO selama ini sangat terkonsentrasi ke negara Asia seperti China, Pakistan, dan India. Ketiga negara masih menjadi pasar terbesar CPO Indonesia. Namun, negara-negara Afrika kini mampu menjadi pasar potensial bagi Indonesia.
4. Kembali ke nomor 1, Indonesia taat pada system Pencetakan uang menurut IMF dan WB, di mana uang dicetak dalam bentuk debt based system.
Ini merupakan pelaksanaan dari undang undang IRA inflation reduction act sehubungan dengan inflation di USA yang tidak segera turun dengan tinggi nya FED rate akibat dari pelanggaran cetak tunai bank Indonesia sejak December 2021.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) di akhir masa jabatannya di 2024 merencanakan melakukan penarikan utang sebesar Rp648,1 triliun. Angka tersebut lebih besar dari pembiayaan utang pada APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) tahun 2023 yang sebesar Rp406,4 triliun.
Artinya Indonesia segera koreksi langkah utang IMF dan WB tahun ini dan tahun depan secara segera.
5. Indonesia secara cepat mengambil haluan kebijakan pertahanan dengan menandatangani pembelian helicopter Blackhawks, sebelumnya helicopter tercanggih USA ini tidak dapat diekspor ke negara selain NATO. Prabowo Borong 24 Black Hawk Dari AS
Demikian 5 poin penting membaiknya iklim politics economy secara hubungan internasional Indonesia secara cepat diambil langkah bilateral Jokowi sekaligus menyelesaikan kunjungan meeting BRICS di Afrika selatan.