Pentingnya Merdeka Belajar Berkelanjutan Demi Tingkatkan Aspek Esensial
- vstory
VIVA - Membangun pendidikan di Indonesia adalah kerja yang kompleks. Persoalan dari berbagai aspek di dunia pendidikan mesti diurai dan diatasi dengan kebijakan-kebijakan yang cepat, tepat, sekaligus memiliki visi jauh ke depan. Butuh waktu untuk merasakan dampak dan perubahan yang signifikan.
Menjadi penting untuk memastikan keberlanjutan program-program positif Merdeka Belajar ke depan. Oleh karena itu, dalam Rapat Kerja dengan Komisi X DPR RI (2/7/2023) Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) Nadiem Makarim menekankan prinsip keberlanjutan untuk memastikan kebijakan Merdeka Belajar tetap berjalan.
Nadiem memastikan kebijakan Merdeka Belajar tetap berlanjut dan semua target akan tercapai pada 15 tahun ke depan. Melalui kesempatan tersebut, dijelaskan ada 11 target yang menjadi fokus utama Merdeka Belajar tahun 2030-2035. Dari 11 target tersebut, 6 target berada di kategori pendidikan dasar dan menengah, dua target di kategori tata kelola, dan tiga target di kategori pendidikan vokasi dan pendidikan tinggi.
Adapun untuk target katagori pendidikan dasar dan menengah, yaitu: (1) Peningkatan Skor PISA (standar pendidikan internasional) untuk Literasi sebesar 451, Numerasi sebesar 407, dan Sains sebesar 414. (2) Jumlah Sekolah Penggerak mencapai 30 ribu. (3) Angka Partisipasi Kasar untuk prasekolah sebesar 85%, SD hingga SMA mencapai 100%.
Selanjutnya, (4) Jumlah guru yang lulus program Pendidikan Profesi Guru (PPG) baru mencapai 400 ribu. (5) Jumlah Guru Penggerak mencapai 300 ribu. (6) Jumlah Kepala Sekolah yang diangkat dari latar belakang Guru Penggerak mencapai 150 ribu (kemdikbud.go.id).
Jika kita cermati, berbagai target tersebut memang menjadi poin-poin penting yang harus dapat dicapai, demi menghadirkan pendidikan yang bermutu serta bisa mengejar ketertinggalan pendidikan kita selama ini.
Skor PISA
Skor Programme for International Student Assessment (PISA) untuk Literasi 451, Numerasi 407, dan Sains 414 menjadi target pertama dalam pendidikan dasar dan menengah. Melalui penilaian pada pembelajaran inti di sekolah (membaca, Matematika, dan sains), tes PISA memberi gambaran sejauh mana anak-anak usia 15 tahun memiliki keterampilan dan pengetahuan mendasar dan penting di era masyarakat modern.
Sedangkan, kita tahu, hasil survei PISA tahun 2018 menempatkan Indonesia di urutan ke-74 atau peringkat enam dari bawah. Kemampuan membaca siswa Indonesia di skor 371 (posisi 74), Matematika di skor 379 (posisi 73), dan kemampuan sains di skor 396 (posisi 71). Sebuah gambaran betapa pengetahuan dan keterampilan siswa kita masih jauh dari kemampuan dasar yang diperlukan di era masyarakat modern.
Maka, untuk meningkatkan skor PISA siswa Indonesia, perlu terobosan dan strategi. Di sinilah, Kurikulum Merdeka bisa menjadi fondasi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mendasar dari membaca, Matematika, dan sains.
Jika dicermati, urgensi Kurikulum Merdeka adalah pada upaya mendorong peningkatan capaian dalam aspek numerasi dan literasi anak. Pembelajaran lebih ditekankan pada kedalaman pemahaman dan softskill, jadi ada waktu yang lebih longgar untuk mendalami hal-hal penting mendasar seperti literasi dan numerasi.
Di samping itu, dalam hal penilaian, diselenggarakannya Asesmen Nasional (AN) menggantikan UN juga menjadi bagian dari upaya meningkatkan skor PISA. Seperti diketahui, AN mencakup literasi-numerasi, survei karakter, dan survei lingkungan belajar.
Di samping Kurikulum Merdeka dam AN, program Merdeka Belajar yang juga menunjang peningkatan keterampilan literasi dan numerasi adalah Program Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia. Program Merdeka Belajar Episode 23 ini fokus pada pengiriman buku bacaan bermutu untuk jenjang PAUD dan SD.
Pemilahan buku yang tepat dan sesuai perkembangan anak adalah salah satu faktor penting untuk meningkatkan literasi. Terlebih, banyak sekolah di Indonesia memiliki perpustakaan belum layak.
Tak sekadar mengirimkan buku bermutu, program ini juga memfasilitasi sekolah dengan pelatihan dan pendampingan agar buku yang dikirimkan dapat dimanfaatkan secara tepat. Data menyebutkan, dengan adanya pelatihan yang menyertai pengiriman buku bermutu ini, terbukti dapat meningkatkan literasi peserta didik hingga 8 persen untuk kemampuan membaca dan kemampuan mendengar meningkat 9 persen (Kemdikbud.go.id, 27/2/2023).
Kemudian, selain soal kurikulum dan ketersediaan buku bacaan bermutu, pendidik yang berkualitas juga menjadi kunci untuk sangat berpengaruh dalam upaya meningkatkan literasi dan numerasi anak atau siswa. Dalam hal ini, Program Merdeka Belajar Episode 5: Guru Penggerak merupakan langkah untuk menciptakan sosok-sosok guru yang biasa diandalkan.
Dalam program Guru Penggerak ini, guru mendapatkan pelatihan daring, lokakarya, konferensi, hingga pendampingan selama 6 bulan. Dengan semua itu, peserta Guru Penggerak diharapkan mampu menjadi pemimpin pembelajaran yang mampu mengakomodasi mengakomodasi kebutuhan belajar siswa yang berbeda serta mampu menerapkan praktik coaching.
Program-program positif Merdeka Belajar harus terus berjalan secara berkelanjutan. Dalam beberapa tahun ke depan, kita harapkan aspek paling esensial dan mendasar seperti literasi dan numerasi anak-anak Indonesia bisa terus menunjukkan peningkatan agar cepat mengejar ketertinggalan.