Guru Penggerak, Dari Mutu Individu Menuju Mutu Pendidikan
- vstory
VIVA - Lagu Ojo Dibandingke yang belakangan ini viral tentu ada benarnya, bahwa kita tidak perlu membanding-bandingkan sesuatu, apalagi dalam hal materi. Namun membanding-bandingkan juga mempunyai relevansi yang positif jika untuk hal kebaikan.
Salah satunya terkait dengan mutu pendidikan di Indonesia. Kita perlu membanding-bandingkan, bukan untuk memperendah dan memperolok diri, namun justru kita ingin belajar agar bisa setara, bahkan melampauinya, bukankah berlomba-lomba dalam kebaikan adalah sesuatu yang dianjurkan?
Dalam survei kualitas pendidikan yang dikeluarkan oleh PISA (Programme for International Student Assessment), pada selasa 3 Desember 2019, Indonesia menempati peringkat ke-72 dari 77 negara. Hal ini tentu menjadi sesuatu yang memprihatinkan, bagaimana negara tetangga seperti Malaysia jauh di atas kita dengan memperoleh peringkat ke-56, apalagi Singapura menempati posisi ke-2. Padahal, di dalam pembukaan UUD 45 sudah sangat jelas, dikumandangkan setiap hari Senin ketika upacara-upacara di sekolah, bahwa salah satu tujuan para pendiri bangsa membentuk sebuah negara adalah bagaimana cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa dapat diwujudkan. Setelah bangsa Indonesia merdeka, janji setiap pemerintahan untuk melaksanakan pembangunan dalam sektor pendidikan menjadi isu yang selalu digaungkan.
Dalam perkembangannya, pendidikan di Indonesia selalu mengalami perbaikan. Hal tersebut tentunya berkaitan dengan upaya tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan. Walaupun masih terdapat masalah di dalam dunia pendidikan yang harus terus dibenahi, upaya mencapai titik ideal harus terus dilakukan. Salah satunya melalui program Guru Penggerak.
Mendorong Pendidikan yang Bermutu
Menurut Defoe dan Juran, mutu adalah fitness for purpose (kesesuaian dengan tujuan). Bagaimana suatu produk itu sesuai dengan keinginan dan harapan. Dalam konteks pendidikan, pendidikan bermutu berarti pendidikan yang mampu mencerdaskan kehidupan bangsa, dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan memiliki budi pekerti yang luhur. Mutu sangat diperlukan agar terciptanya kepercayaan antara penyedia jasa dan juga pengguna jasa.
Salah satu upaya meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan penyelenggaraan pembelajaran yang baik. Dan peran guru dalam hal ini sangat vital, walaupun perkembangan teknologi akan terus menerus berkembang, peran guru tidak akan tergantikan, karena guru bukan hanya transfer knowledge namun juga transfer of value.
Perkembangan teknologi sangat memungkinkan untuk mengakses informasi dari mana saja, namun tidak dengan nilai-nilai luhur yang ada. Walaupun ujung tombak proses pembelajaran adalah guru, namun keterlibatan seluruh stakeholder sangat diperlukan. Di sini, peran dan tanggung jawab stakeholder, pemangku kepentingan dan masyarakat harus saling bersinergi, saling melengkapi dan mengedepankan prinsip gotong royong.
Visi untuk menyelenggarakan lembaga pendidikan yang berkualitas harus menjadi semangat kolektif yang menjadikan satu tali pengikat yang kuat. Tentunya masing-masing pihak harus tahu peran dan tanggung jawabnya agar proses tercapainya kualitas pendidikan yang baik bisa berjalan selaras dengan peran yang bisa dijalankan masing-masing pihak secara maksimal. Bagi pemerintah, sebagai otoritas tertinggi dalam menentukan kebijakan, menggunakan fungsi kebijakan yang berpihak pada guru harus terus didorong, seperti yang tengah diupayakan pemerintah dengan upaya program guru penggerak.
Guru Penggerak untuk Pendidikan yang Bermutu
Kemendikbud berupaya untuk terus meningkatkan kapasitas guru, salah satunya melalui program Guru Penggerak. Program guru penggerak merupakan program pendidikan kepemimpinan guru yang diharapkan bisa menjadi agen perubahan untuk pendidikan yang lebih baik. Dalam pelaksanaanya guru bisa mengikuti program ini apabila lolos beberapa tahapan seleksi, seperti seleksi bakat skolastik dan seleksi wawancara.
Salah satu tugas guru penggerak di antaranya adalah menggerakkan komunitas belajar untuk rekan guru di sekolah dan di wilayahnya. Salah satu hal penting yang harus dimiliki guru penggerak adalah keteladanan, bagaimana seorang guru penggerak mampu menjadi contoh bagi guru yang lain, sehingga perbaikan dan perubahan yang diharapkan dalam sebuah lembaga pendidikan bisa tercapai, dimulai dari semangat individu menuju semangat kolektif.
Selain itu, guru penggerak yang menjadi teladan juga harus menunjukkan komitmen terhadap pembelajaran dan pengembangan diri. Mereka harus menunjukkan semangat untuk terus belajar, mengembangkan keterampilan, dan memperoleh pengetahuan baru. Dengan mengedepankan rasa ingin tahu dan kemauan untuk terus tumbuh, guru penggerak akan menginspirasi siswa-siswinya untuk melakukannya juga. Guru penggerak harus mampu menjadi inspirasi bagi muridnya, kawan gurunya, dan juga lingkungannya.
Semangat perubahan dan inovasi yang dibawa program guru penggerak sudah seharusnya diapresiasi dan kita kawal bersama. Harus ada kejelasan bahwa program ini tidak terbengkalai di kemudian hari, apabila terjadi pergantian menteri. Harus ada komitmen dari seluruh pihak terkait keberlanjutan guru penggerak. Jangan sampai, program guru penggerak berakhir dengan program yang mangkrak. (Penulis: Nizar Nabila, Mahasiswa Pascasarjana UIN Saifuddin Zuhri Purwokerto)