Belajar dan Mengajar yang Menyenangkan
- vstory
VIVA - Dalam proses pendidikan, belajar dan mengajar menjadi tema pokok yang sering kali jadi esensi pendidikan itu sendiri. Pendidikan yang di dalamnya mengandung laku tentang muatan berupa pengetahuan atau keilmuan yang diatur melalui kurikulum dan target pendidikan merupakan serangkaian pasti gerakan yang bertautan antara pihak yang menerima pembelajaran (yang biasa dikenal dengan peserta didik atau murid) dan pihak yang memberikan pembelajaran (guru, dosen, maupun tenaga kependidikan).
Proses ini secara sederhana mengandung arti bahwa jika dalam pembelajaran hanya satu pihak saja yang aktif dan menjalani perannya, pendidikan bisa saja dikatakan belum mampu optimal dalam pelaksanaannya.
Proses pendidikan adalah di mana antar keduanya bertemu di satu momen, di ruang tertentu yang terikat pada waktu maupun metode. Dalam proses ini pula ada nilai transfer yang bergerak dari satu pihak ke pihak lainnya.
Belajar dan Mengajar
Belajar dan mengajar adalah satu padu kesatuan yang saling mengisi relung pendidikan itu sendiri, yang pada tahap selanjutnya malah setiap mereka yang menjadi objek penerima pembelajaran lebih lanjut di waktu yang akan datang juga melakukan tugasnya sebagai insan-insan yang terlatih dan terdidik guna melakukan pengajaran berikutnya, sebab, kiranya dengan yang demikian itulah makna pengetahuan dan keilmuan yang ada akan semakin disebarluaskan dan dibagikan keberadaannya.
Konteksnya bisa macam-macam, bisa saja seperti halnya setiap murid ke depannya akan menjadi guru dan tenaga kependidikan atau setiap murid yang menjalankan masa sekolahnya menjadi pengajar bagi lingkungan terdekatnya seperti keluarga. Hal ini dalam implementasi yang jauh lebih luas lagi tentu berarti juga akan menciptakan ekosistem kehidupan manusia yang jauh lebih positif dan berkualitas.
Belajar mengajar adalah keselarasan dari pada penyelenggaraan pendidikan itu sendiri, akan sulit nantinya jika dalam pendidikan, kegiatan yang ada hanya berpaku pada satu segmen saja. Maka bisa jadi diartikan secara mendalam, bahwa dalam pendidikan orientasi yang di bawa adalah di mana proses yang ada mengedepankan keseimbangan antara efektivitas belajar dan mengajar yang optimal pula.
Sebab, bukan tidak mungkin bahwa pendidikan bakal kurang efektif jika proses mengajarnya saja menyisakan banyak kesulitan. Dan sebaliknya, bakal sangat sulit mendapati pemahaman yang komprehensif jika suasana dan iklim dalam proses pendidikan ini kurang mendukung suasana belajar yang menyenangkan.
Iklim yang Menyenangkan
Dalam segi program mewujudkan pendidikan yang semacam ini, menciptakan iklim yang menyenangkan perlu kemudian menjadi kunci yang dijalani. Bahwa dalam pendidikan tidak hanya proses belajarnya saja yang memudahkan dan cenderung memecahkan masalah dengan metode yang tepat, bukan malah menambah kebingungan praktik yang tidak begitu relevan terhadao kehidupan nyata di luar sekolah.
Setiap guru juga harus diperhatikan rasa kesenangannya, bahwa mereka menjalaninya dengan sepenuh hati, proses memberikan transfer ilmu di ruang pendidikan bisa mereka rasakan khidmat dan nikmatnya. Bahwa menjadikan para peserta didik bertumbuh kembang dengan segala potensinya adalah hal besar yang begitu mulia. Keterampilan yang mereka gunakan dalam pembelajaran pun bisa dengan leluasa mereka asah dengan beragam alat bantu, apalagi di era modern jaman kini, canggung akan kemajuan zaman dan teknologi malah bakal memberikan kemunduran gerak. Instrument yang memperhatikan upaya mewujudkan kemudahan dan bantuan pada cara kerja yang semakin dinamis namun memudahkan adalah jawaban pastinya.
Setiap pemangku kebijakan sudah semestinya melakukan ini, lalu apa saja yang sudah mungkin sudah diupayakan?
Dalam perbincangan ini tentu kebijakan semacam merdeka belajar yang menjadi program unggulan kementerian pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi yang berjalan berjilid-jilid ini tidak bisa kita lepas perbincangan ini. Dalam merdeka belajar program semacam guru penggerak yang menyediakan ruang asah dan olah keterampilan para guru layak menjembatani peningkatan kualitas guru-guru kita. Atau di episode lainnya, gebrakan semacam penyederhanaan muatan dan kerangka rancangan proses pembelajaran paling tidak mengurangi betul beban guru di luar tugas utamanya sebagai tenaga pengajar.
Ini perlu di apresiasi, sebab dengan adanya program yang ada ini, mereka para guru-guru kita akan mampu fokus pada tupoksinya memberikan pembelajaran. Ruang aktualisasi diri mereka juga bisa mereka lakukan melalui guru penggerak tersebut, melalui rentetan proses ini, guru akan semakin mampu mencari kebaruan jati dirinya sebagai tenaga pengajar yang juga harus belajar.
Mengenai teknologi, platform merdeka mengajar juga menjadi hal yang sedemikian rupa mampu berusaha mendongkrak peran serta pemanfaatan teknologi bagi guru-guru kita. Guru kita semuanya hari ini tidak hanya melakukan pengembangan diri dan beragam potensi yang mereka lakukan dengan cara yang konvensional belaka. Mereka kini tidak hanya berdampingan dengan derasnya kemajuan zaman tapi juga terlibat aktif secara langsung dengan penggunaan teknologi ini.
Platform merdeka mengajar ini menyediakan secara luas rekomendasi, cara berbagi, sampai dokumentasi mengajar mereka yang bisa diakses dengan mudah. Platform ini secara spesifik memang diadakan agar bisa menunjang Implementasi Kurikulum Merdeka agar dapat membantu guru dalam mendapatkan referensi, inspirasi, dan pemahaman tentang Kurikulum Merdeka. Platform ini juga disediakan untuk menjadi teman penggerak bagi guru dan kepala sekolah dalam mengajar, belajar, dan berkarya.
Tak kalah hanya sampai di situ, bagi para peserta didik, misalnya jika kita berorientasi pada kebijakan merdeka belajar ini, tak sedikit pula upaya yang mendasar yang dilakukan melalui kebijakan ini yang memperhatikan betul posisi peserta didik kita dalam melangsungkan pendidikan. Di awal episode pertamanya saja yang terangkum dalam empat pokok kebijakan merdeka belajar yang menghilangkan sesi ujian nasional bagi mereka tingkat dasar sampai atas adalah hal besar yang dilakukan.
Bayangkan saja, selama ini Ujian Nasional ini menjadi tolak ukur kelulusan setiap peserta didik untuk menuntaskan masa pendidikannya di setiap jenjang. Kita juga perlu mengakui betul, bahwa termasuk saya sekalipun, ujian nasional yang secara serentak dilakukan oleh masing-masing masa pendidikan adalah momok yang menguras betul energi maupun emosi, menghilangkannya setelah sekian lama menjadi keharusan adalah hal yang besar.
Assasmen Nasional yang menjadi tolak ukuran pendidikan menjadi lebih relevan untuk mengevaluasi pendidikan yang sudah terlaksana. Bagian mana yang perlu diperbaiki dan bagian mana yang perlu di poles lebih dalam lagi.
Jika kita meluaskan lagi sudut pandang yang ada akan merdeka belajar ini lagi kemudian. Program lain seperti pendidikan yang berfokus pada projek, kurikulum merdeka, transformasi dana pendidikan, program magang di perguruan tinggi bahkan sampai magang di luar negeri, pendidikan vokasi dan perluasan program beasiswa yang memiliki titik berat pada setiap peserta didik kita adalah hal yang harus kita akui keberadaannya.
Semangat yang tak henti dibangun demi mengedepankan pendidikan yang lebih berpihak lagi bagi para peserta didik di semua jenjang pendidikan adalah gambaran besar di mana pondasi dalam pendidikan adalah bertumpu pada peserta didik yang mampu mengembangkan semua potensinya dan tidak kemudian terbebani secara negatif atas pendidikan itu sendiri. Generasi penerus bangsa dan negara ini sudah seyogyanya diperhatikan dengan terobosan yang menghidupkan potensi mereka, bukan malah sebaliknya mengekang potensi yang ada.
Lalu, apakah semuanya itu sudah cukup? tentu saja tidak, keberlangsungan ini harus terus menerus dikawal dan diperbaiki setiap gep antara tujuan dan hasil cara kerjanya. Keterbukaan atas segala masukan dan kekurangan yang memang nyata terjadi di lapangan jangan lantas lalu ditutupi, malah harus diakui betul dan menjadi cambuk optimisme ke depan.
Paling tidak, yang demikian itu adalah upaya meramu semua iklim penyelenggaraan pendidikan yang menyenangkan semuanya, baik bagi para pendidik kita atau peserta didik kita.
Kemudian terakhir mari bersama – sama kita mengaminkan semoga di waktu yang sudah berjalan, sedang berjalan dan Allah senantiasa melimpahi kebaikan dan keberkahan bagi kita semuanya, dan terkhusus bagi pendidikan, semoga terus berlangsung dan meluluskan para sumber daya generasi kita menjadi jauh lebih beriman, berakal, bermoral, berpengetahuan dan berdedikasi bagi nusa dan bangsa kita Indonesia. (Muh Ikhwan A. A, Manajer Program Al Wasath Institute)