Wujudkan Merdeka Berliterasi

ilustrasi peserta didik
Sumber :
  • vstory

VIVA  – Kita tentu sering mendengar kata literasi, kata yang sering kali dipakai dalam berbagai forum-forum pembicaraan seputar pendidikan, atau sekadar kita dengar dalam himbauan yang muncul di media-media masa tentang pentingnya literasi dalam kehidupan kita. Kata seperti membaca, menulis, pendidikan, sekolah adalah sebagian dari banyak kata yang sering kali dekat sekali kaitannya dengan pembahasan mengenai literasi. Tapi apakah sebenarnya literasi dalam segi definisi? dan bagaimana perannya dalam kehidupan kita, utamanya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?

Saatnya Magang Mahasiswa Naik Kelas

Definisi

Literasi secara sederhana adalah kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis. Dalam perkembangannya, definisi literasi kemudian berevolusi sesuai dengan tantangan zaman. Misalnya adalah, jika dari zaman dulu definisi literasi berfokus pada kemampuan membaca dan menulis dalam arti yang konvensional belaka yang hanya terbatas pada buku dan soal pendidikan. Kini muncul banyak variabel semacam literasi media, literasi sosial, literasi politik dan banyak lainnya.

Revolusi Pendidikan: Guru Penggerak hingga Kepala Sekolah, Wujudkan Perubahan

Masing-masing variabel literasi ini muncul akibat perkembangan kehidupan yang semakin pesat, masing-masing variabel ini, muncul dalam rangka memenuhi kebutuhan adaptasi manusia dalam menjalani kehidupan. Literasi kini berorientasi pada berbagai laku yang condong pada cara-cara memahami, meliputi, menggunakan, menganalisis, dan mentransformasi teks maupun informasi yang didapati. Kesemuanya merujuk pada kompetensi atau kemampuan yang lebih dari sekedar kemampuan membaca dan menulis.

Secara etimologis istilah literasi sendiri berasal dari bahasa Latin “literatur” yang artinya adalah orang yang belajar. Karena merupakan proses belajar, literasi kemudian bisa kita artikan sebagai proses memahami atau menangkap pemahaman terhadap sesuatu, dan dalam hal ini, informasi yang terkandung dalam teks (bacaan), liputan, video, maupun beragam media lainnya.

Kampus Merdeka: Inovasi Pendidikan yang Melahirkan Generasi Siap Bersaing

Dengan demikian tak mengherankan bahwa literasi sangat berhubungan dengan proses membaca dan menulis yang biasanya dilakukan saat proses pendidikan. Dalam menjalani kehidupan ini, utamanya dalam rangka mewujudkan masyarakat yang lebih maju, sejahtera dan berkeadaban, literasi menjadi pilar penopang yang mengawali itu semuanya.

Dampak Literasi

Sebab dengan tingkat literasi yang baiklah, terwujudnya masyarat yang membawa keselarasan kehidupan akan mampu digapai. Melalui literasi yang baik, masyarakat akan semakin mampu cakap dalam menghadapi berbagai problematika kehidupan yang semakin kompleks dengan bekal berbagai ilmu pengetahuan yang didapati melalui proses berliterasi yang baik pula.

Keadaan sebaliknya pun bakal terjadi, dengan semakin rendahnya tingkat literasi yang ada dalam dimensi masyarakat, semakin rendah juga kecakapan ilmu pengetahuan masyarakat, kemudian hal ini akan berakibat pada kehidupan masyarakat yang semakin sulit beradaptasi.

Apalagi dewasa ini yang segala sesuatunya semakin pesat dan serba cepat, akselereasi keterampilan menjadi modal utama yang perlu menjadi bahan pokok kehidupan ini. Kebijaksanaan, kearifan, rasa penuh tanggung jawab, dan perhitungan yang matang dalam melakukan tindakan, serta berbagai laku kemanusiaan lain bisa hilang potensialnya dalam diri masing-masing masyarakat kita apabila semakin buruknya tingkat literasi di kehidupan masyarakat sosial kita.

Upaya yang bisa dilakukan

Dalam rangka menciptakan peningkatan kualitas masyarakat, perhatian terhadap peningkatan literasi tentu menjadi hal yang bisa dilakukan. Secara teknis misalnya, melalui rangkaian program akselerasi pendidikan khususnya dalam pendidikan bidang literasi akan semakin membesarkan potensi manfaat yang ada.

Kita tentu perlu melihat data bahwa rendahnya tingkat literasi masyarakat kita, yang di antaranya ditandai dengan rendahnya minat membaca masyarakat kita menjadi tamparan yang harus menyadarkan kita semuanya. Para pemangku kebijakan perlu kemudian bergerak dengan segala instrumen yang dimilikinya untuk menuntaskan masalah mendasar ini.

Persoalan ini perlu dijawab dengan pasti dan cermat, jangan sampai kenyataan bahwa rendahnya tingkat literasi masyarakat kita dijadikan hal wajar yang tak berkelanjutan dampaknya. Siapa saja, misalnya seperti pihak penyelenggara pendidikan perlu menyajikan konsep pembelajaran yang ramah dan menyenangkan.

Hal ini dilakukan di semua jenjang pendidikan dimulai dari pendidikan dini, kesenangan yang timbul dalam melangsungkan pendidikan akan semakin mendekatkan rasa nyaman generasi muda bangsa kita, dengan demikian tujuan menumbuhkan kegemaran membaca juga bisa diwujudkan dengan baik.

Program-program seputar gerakan literasi perlu menjadi fokus pekerjaan yang dilakukan. Sebab, rendahnya tingkat literasi dan minat baca warga kita ini seolah sudah membudaya menjadi kebiasaan, maka menuntaskannya salah satunya juga membangun budaya baru yang jauh lebih baik. Membangun budaya baru semacam ini tentu juga perlu didukung oleh banyak pihak, baik yang bekerja langsung di ranah pendidikan formal maupun pendidikan non formal seperti lingkup keluarga.

Kesadaran Bersama

Pentingnya literasi perlu juga berangkat dari kesadaran bersama kita, bahwa dengan rendahnya tingkat literasi warga masyarakat kita, lebih jauh mampu berdampak pada dimensi yang lebih luas lagi. Misalnya adalah, dengan budaya literasi yang rendah, yang menjadikan masyarakat kita atau generasi kita ini menjadikan pikirannya jumud dan tidak terbuka atas perbedaan.

Hal ini boleh jadi terjadi karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki, gagap akan perbedaan dan kaku dalam menghadapi persoalan yang semakin kompleks, termasuk khususnya dalam konteks kehidupan sosial akan sulit di hadapi dengan kualitas dan kapasitas generasi kita yang jauh dari kata mapan.

Kata-kata populer bahwa “buku adalah jendela dunia” bakal menjadi relevan jika kita melihat dinamika yang demikian. Tentu, buku dalam hal ini adalah buku yang berkualitas maupun bahan bacaan lain di era sekarang. Semuanya menjadi bahan pengetahuan yang harus semakin lazim masyarakat konsumsi dan resapi. Mewujudkan masyarakat yang demikian, secara tindak lanjut adalah mewujudkan negara dan bangsa kita yang semakin berkeadaban juga, dan sebaliknya, membiarkan itu semua adalah sama saja memukul mundur kemajuan bangsa dan negara kita.

Merdeka Belajar Episode 23, Merdeka Berliterasi

Merdeka Belajar episode 23 mencoba menjawab tantangan dan kebutuhan itu semua, dengan mengusung fokus utama dalam meningkatkan tingkat literasi generasi muda para peserta didik kita, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) membawa sarana akselerasi tingkat literasi. Merdeka belajar kali ini menghadirkan kepastian distribusi buku yang sampai pada instansi pendidikan dan juga sampai pada peserta didik kita. melalui program ini para peserta didik kita akan mampu mengakses buku-buku yang membawa berbagai referensi baca yang mudah. Di samping itu, buku yang terdistribusi juga merupakan buku-buku berkualitas.

Hal demikian tentu mampu memperlihatkan keseriusan langkah yang diambil demi mengentaskan persoalan literasi ini. Walau kita juga menyadari hal ini tidak dilakukan dengan mudah. Sebab kalau kita melihat pengentasan persoalan literasi ini perlu menjadi pekerjaan panjang yang dilakukan.

Melihat program ini, dengan melakukan terobosan mulai dari jumlah eksemplar buku, judul buku, jenis buku yang dikirimkan, pendekatan yang dilakukan sampai pemilihan sekolah yang akan menerima buku menjadi pelengkap program peningkatan literasi ini. Terlihat semakin serius, program ini menjadi terlihat sangat serius apalagi di tahun 2022, Kemendikbusristek menyediakan lebih dari 15 juta eksemplar buku bacaan bermutu dan disertai pelatihan serta pendampingan bagi lebih dari 20 ribu PAUD dan SD yang paling membutuhkan.

Dengan melakukan pelatihan dan pendampingan ini, tentu kita mampu melihat bahwa harapan optimalisasi program akan mampu di gapai, artinya distribusi buku bermutu yang dilakukan akan menemui kegunaan dan kebermanfaatan yang dilakukan secara maksimal pula bagi sumber daya pengajar maupun pustakawan kita ini. Melalui pelatihan dan pendampingan ini jugalah, sebab kita juga perlu melihat bahwa dalam mewujudkan budaya positif yang maksimal, selain instrumen sarana dan prasananya, sumber daya manusia yang mumpuni perlu digagas dengan baik.

Merdeka belajar episode 23 ini secara konkret juga hadir sebagai pelengkap program merdeka sebelumnya dalam hal peningkatan literasi. Sebagaimana kita ketahui, Kampus mengajar misalnya, yang masuk dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Program Organisasi Penggerak yang masuk dalam Merdeka Belajar episode ke-4 dan Kurikulum Merdeka yang masuk dalam program Merdeka Belajar ke-15 yang memberikan keleluasaan guru untuk memanfaatkan buku-buku bacaan dalam menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan adalah rangkain program merdeka belajar sebelumnya yang sukses membawa budaya positif penyelenggaraan pendidikan kita.

Semoga dengan hadirnya merdeka belajar ini, semua pihak mampu mensukseskannya dengan baik. Semoga dengan program yang ada peningkatan literasi mampu dilakukan dengan maksimal. Sekali lagi, semoga merdeka berliterasi terwujud. (Muhamad Ikhwan A. A, Manajer Program Al Wasath Institute, Mahasiswa Pascasarjana Universitas Jayabaya)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.