Tantangan Jokowi Menghadapi Krisis Likuiditas 2023

Ilustrasi krisis likuiditas RI
Sumber :
  • vstory

VIVA – Akibat dari tekanan luar negeri dalam bentuk terhentinya tambahan utang luar negeri (ULN) World Bank akibat dari tekanan kepentingan USA mencekik Tiongkok di Selat Malaka supaya mencegah Rusia bersekutu dengan Tiongkok, maka Indonesia mendapat 6 tantangan dalam mengatasi krisis likuiditas.

Ramalan Robert Kiyosaki Terbukti, Hati-Hati Berinvestasi saat Masa Krisis Ekonomi Global

1. Dana duit negara di luar negeri ada Rp11.000 triliun. Sri mulyani sedikit geram dengan dana tersebut, karena selain Indonesia butuh, malah kekuatan ini menjadi bumerang menekan politik.

2. Salah satu caranya Jokowi adalah stop ekspor bahan mentah tambang. Memang ini pilihan pahit.

Robert Kiyosaki: Investasi Aset Nyata Jadi Pilihan Terbaik Amankan Kekayaan

Eropa dan USA memang menggunakan kekuatan moneter World Bank supaya Indonesia bisa buka keran ekspor bahan mentah tambang. Ini disebut middle income trap, saat negara berkembang ini punya posisi kekuatan di mata negara maju selalu dapat tantangan adu kuat.

Atau bersedia membuka pangkalan militer USA. Artinya Indonesia berlutut.

Lonjakan Pasokan Makanan dan Komoditas di Tiongkok Picu Kekhawatiran

3. Kondisi koalisi partai sedang ada tarik menarik. Kekuatan partai PDIP dan Gerindra melawan tekanan kepentingan USA. Amerika mengharapkan calon presiden yang bisa lebih pro USA. Di sini peran Nasdem dan Partai Demokrat mereka memanfaatkan angin luar negeri.

4. Kepentingan oligarki sendiri sedang meriang menghadapi krisis likuiditas dalam negeri. Mereka menjerit. Bilamana Jokowi gagal membuka rekonsiliasi antara oligarki Orde Baru lawan rezim Orde Reformasi, akibatnya bisa suhu politik makin panas akibat dari gejolak tekanan ekonomi dalam negeri.

5. Jokowi harus bisa mencari kompromi supaya kekuatan para pemangku kuasa tersebut, baik
• Oligarki
• TNI
• pemerintah
Bisa menembus kebekuan.

VIVA Otomotif: logo Nissan

Nissan Hancur-hancuran, Apakah Bisa Bertahan?

Nissan tengah menghadapi berbagai tantangan besar, mulai dari pemotongan 9.000 pekerjaan hingga penurunan produksi global sebesar 20 persen.

img_title
VIVA.co.id
6 Januari 2025
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.