Membedah Pernyataan Ketua DPD RI Soal HAM
- vstory
VIVA - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menyebutkan penjajahan ekonomi pada hakikatnya adalah bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia, khususnya hak atas kesejahteraan. Sebab tujuan dari lahirnya negara adalah untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
"Hak Asasi paling mendasar dan substansial adalah kemerdekaan semua bangsa. Ini sudah dirumuskan oleh para pendiri bangsa. Tertuang dalam naskah Pembukaan UUD kita. Sehingga tidak boleh ada kolonialisme dalam bentuk apapun, karena itu sama dengan penjajahan," kata LaNyalla dalam Seminar Nasional Hari HAM Internasional bertema 'Urgensi Penegakan HAM Demi Mewujudkan Indonesia Yang Berkeadilan' Sabtu 10 Desember 2022.
Ketua DPD kita ini tampaknya tidak bisa membedakan antara HAM, seperti hak keadilan, hak keamanan, hak perlindungan, dll dengan pencaharian.
Mata pencaharian, penghasilannya orang, ekonomi, persaingan, perdagangan itu bukan HAM.
Bahkan seorang jenderal purnawirawan pun cari pencaharian sendiri. Memang ada perlindungan penghasilannya orang?
HAM atas pencaharian itu hanya ada pada Rafathar anaknya Raffi Ahmad! atau Bilqis anaknya Ayu Ting Ting.
Karena tidak bisa memahami pengertian pencaharian, ya ketua DPD pun salah lihat! Kok bisa seorang Ketua DPD pun mengalami penjajahan ekonomi?
Karena dia pun tak berdaya. Dijajah itu ya setali tiga uang dengan terjajah, terinjak.
Di mana macetnya?
Setiap hari kita menawarkan diri, kita mirip agen real estate, sudah jelaskan ini rumah Rp5 miliar, orang cuek.
Kenapa?
Karena kuncinya, kita tidak dapat mengendalikan orang yang tidak butuh kita.
Misalnya, saya pun bikin buku banyak banget, tapi ada satu orang Erizeli Jely Bandaro (EJB) rupanya dia tertarik, butuh. Direferensikan kepada 1000 orang.
Barulah ketemu kebutuhan orang, dari ketertarikan EJB.
Sampai akhirnya timbul ketertarikan pejabat tinggi, terhadap buku saya “Peta Koneksitas Konglomerat”. Karena apa? Karena kebutuhan dia.
Oleh karena itu, kita tidak bisa mengendalikan, atau mempengaruhi orang, kita tidak bisa mendapatkan keinginan, tapi paling tidak kita bisa menghasilkan dari memberi kepada orang lain.