Transformasi Digital Mengawali Pendidikan Indonesia Emas

Ilustrasi Transformasi Pendidikan
Sumber :
  • vstory

VIVA – Pendidikan di Indonesia seharusnya mencapai masa keemasannya di 100 tahun Indonesia di 2024. Adigium ganti menteri ganti kurikulum selalu terdengar saat pergantian Menteri Pendidikan. Bahkan guru dan murid selalu menjadi korban kebijakan yang ada.

Saatnya Magang Mahasiswa Naik Kelas

Tidak sedikit, warga sekolah yang mengeluhkan sering bergantinya kurikulum membuktikan visi pendidikan di Indonesia belum jelas. Apalagi, saat bongkar pasang kebijakan pendidikan yang berdampak proses pendidikan yang tidak berjalan dengan maksimal.

Namun, ada sedikit harapan di dunia pendidikan saat ini. Kurikulum Merdeka yang di dalamnya adalah berbagai program yang merespons realitas saat ini seperti perubahan kebiasaan digital membuat napas baru di dunia pendidikan.

Kampus Merdeka: Inovasi Pendidikan yang Melahirkan Generasi Siap Bersaing

Sebetulnya, masih banyak yang harus diperbaiki dalam transformasi serta kurikulum merdeka, namun angin segar ini perlu disambut oleh seluruh pihak. Agar dapat mengawali pendidikan Indonesia di masa keemasan yang akan datang.

Pertama, penguatan transformasi digital dunia pendidikan tidak boleh setengah-setengah. Misalnya kesiapan infrastruktur harus diperhatikan secara optimal. Mulai dari kepemilikan telepon pintar sebagai sarana belajar mengajar.

Transformasi Kampus Merdeka: Membangun Kampus Bebas Kekerasan Seksual

Selanjutnya, infrastruktur persinyalan dan kelistrikan juga harus dipikirkan secara matang. Sehingga seluruh daerah Indonesia yang sangat luas bisa saling terhubung serta terkoneksi internet dan akan menunjang transformasi digital.

Membangun Infrastruktur sesuai yang disampaikan Vial (2021) transformasi digital merupakan suatu proses yang bertujuan untuk meningkatkan entitas dengan membawa perubahan signifikan dalam karakteristik mereka melalui kombinasi teknologi informasi, komputasi, komunikasi, dan konektivitas maka perlu infrastruktur untuk dimaksimalkan.

Kedua, Untuk mengawali pendidikan emas melalui transformasi digital. Kemendikbudristek perlu menggandeng instansi pemerintah lain dan juga masyarakat untuk membangun kebiasaan digital termasuk proses belajar mengajar.

Hal ini dilakukan agar para siswa, dan orang tua memiliki lingkungan dan juga ekosistem digital yang baik. Sehingga untuk mempraktikkan belajar mengajar melalui dunia digital tidak begitu rumit apalagi bagi mereka yang belum paham teknologi.

Terakhir, Suksesnya transformasi digital juga tidak lepas dari kebijakan tetap dari Kemendikbudristek. Dalam masa transisi menuju kebiasaan digital, Pemerintah perlu mengeluarkan regulasi yang tidak mudah diubah ketika Mendikbudristek berganti. Agak sulit, namun jika regulasi tetap diterbitkan dan hanya bisa ditinjau 10 tahun sekali, saya kira proses transisi akan berjalan dengan mudah.

Memulai Transformasi Digital

Selama Pandemi hingga saat ini, Kemendikbudristek sudah merumuskan tentang merdeka belajar dengan berbagai macam programnya. Salah satunya adalah platform merdeka mengajar yang saat ini sedang digandrungi banyak warga pendidikan.

Semenjak Merdeka Belajar diluncurkan, perubahan di dunia pendidikan semakin terlihat. Namun tentunya perlu konsistensi dengan memaksimalkan aturan yang ada. Bahkan jika bisa UU SISDIKNAS perlu segera menjadi pembahasan dan pengesahan agar kebijakan merdeka belajar bisa maksimal

Pengembangan Merdeka Mengajar merupakan hasil kerja keras dari Mas Menteri dan tim. Khususnya dalam transformasi pendidikan yang begitu cepat sehingga dampaknya mulai terasa di kalangan pendidik.

Saat ini, dalam platform Merdeka Mengajar sudah tergabung lebih dari 1,6 Juta guru untuk membuka akses pengembangan diri yang bisa dipilih secara mandiri dan sesuai kondisi sehingga guru tidak perlu mempelajari semuanya, hanya sesuai kebutuhan.

Lalu, sudah terpublikasi 92 ribu konten pembelajaran yang diunggah oleh guru untuk menginspirasi teman sejawatnya, dari saling berbagi tersebut akhirnya telah membentuk 3500 komunitas agar guru saling belajar satu sama lain.

Dalam transformasi digital ini juga sudah ada 141 ribu sekolah yang terbantu untuk mengetahui kondisi literasi, numerasi, karakter siswa, kualitas pembelajaran hingga rapor pendidikan. Terutama dari hasil asesmen nasional.

Terakhir, aplikasi ini menjadi awal transisi digitalisasi dan ke depan, lebih dari 51 triliun rupiah potensi anggaran pendidikan dikelola secara transparan dan akuntabel dalam beberapa aplikasi yang sudah disediakan.

Konsistensi Menuju Pendidikan Emas

Saya yakin, transformasi digital pendidikan akan semakin maju menjadi pendidikan emas jika dilaksanakan secara konsisten. Dengan beberapa tantangan yang saya sebutkan di atas seharusnya seluruh warga pendidikan “peka” terhadap perubahan ini.

Harapannya adalah jika Pendidikan Indonesia Emas terwujud lebih cepat. Saya yakin Indonesia akan segera menjadi negara maju dan rasa keadilan akan terus ada di Indonesia. (Fathin Robbani Sukmana, Wakil Ketua Pemuda Muhammadiyah Kab. Bekasi Bidang Pendidikan)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.