Uang Adalah Ilusi

Ilustrasi uang dolar
Sumber :
  • vstory

VIVA – Pada saat 140 juta penduduk Indonesia antre bansos, apakah ini merupakan prestasi?

Ketika uang beredar tahun 2004 setara Rp1.400 triliun naik ke level sekarang Rp8.000 triliun, apakah ini merupakan prestasi?

Kelihatannya semua baik. Jumlah Indomaret terus bertambah. Tapi jangan lupa fundamental bahwa uang adalah ilusi.

Misalnya Anda tanpa bayar DP uang muka membeli 5 rumah, seperti Jessica Iskandar, sekarang macet. Kenapa?

Uang bukan dari berapa jumlah rumah yang dibeli cicilan. Yang penting adalah, berapa job pekerjaan Jessica Iskandar. Oleh karena itu, indikator 140 juta penduduk Indonesia miskin merupakan prestasi buruk.

Bayangkan, seandainya tahun depan tidak ada anggarannya, bagaimana 140 juta penduduk Indonesia tersebut? Migrasi jadi TKI, TKW, atau mau tani, ternak bebek? Tanam pisang, jagung, beras? Inilah persoalanya.

Lo pak, bukankah ada konglomerat?

Sama saja, konglomerat model Jessica Iskandar banyak. Mereka berpikir untung dari jual beli saham, pinjol, dari robot trading, investasi bodong, dari mafia pajak, mafia impor gula, mafia BPJS kesehatan, mereka menggondol anggarannya rakyat.

Berapapun uang mereka Rp100 triliun adalah hanya ilusi saat market crash, semuanya jual beli saham, pinjol, dari robot trading, investasi bodong, dari mafia pajak, mafia impor gula, mafia BPJS kesehatan, semuanya akan sirna. Bubar. Buyar. Amblas.

Modal Pistol Mainan Pencuri Gasak Emas dan Uang Milik PNS di Aceh

Itu semuanya akan menjadi Buble belaka. Persis Jessica Iskandar.

Apakah BLT bansos itu keliru?

Cara Merawat Uang Agar Tidak Rusak: Tips Mudah yang Wajib Diketahui!

Tentu tidak, tapi seandainya tidak ada pekerjaan, mau dibagikan bansos tiap bulan juga percuma.

Apakah efek bansos? Seperti cerita kenapa kok bansos malah membuat harga migor minyak goreng naik?

Konglomerat Sugiman Halim Investasi Jumbo Saham BOAT, Kepemilikannya Naik Jadi 10,51 Persen

Pada saat stok migor langka, mereka pegang duit, berapa pun harganya migor akan dibeli. Sebab rakyat pasti makan gorengan. Itu makanan pokok rakyat.

Bansos itu seperti candu. Ya narkoba.

Pada saat terima bansos, pikiran masyarakat lega, melayang, beli pulsa, toh 3 bulan lagi dapat bansos mudah. Maka dari itu, penjualan sepeda motor naik terus. Di mana-mana rakyat pasti punya motor.

Apakah lalu motor mereka semuanya ikut gojek?

Efek bansos itu candu, sama saja dengan korupsi.

Belum lagi masalah korupsi bansos. Saat ini mental pemda pemerintah daerah sudah ambruk. Kenapa? Mereka sudah merasa seperti dewa bansos.

Rakyatnya dikumpulin di balai desa, Pemda PNS merasa dirinya dewa uang, membawa karung uang, dibagikan bansos. Menteri sosial Risma sampai keliling Indonesia razia ini.

Kerusakan mental pemda pemerintah daerah ini tidak dikaji. Ada 500 kabupaten, ada 5.000 kecamatan, walaupun seluruh babinsa mau mengontrol bansos, tidak akan bisa beres. Permasalahan akan merembet kepada mental rusak horizontal.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.