Selalu Menjadi Pahlawan

Ilustrasi anak dan orang tua.
Sumber :
  • U-Report

VIVA  – Tanggal 10 November selalu diperingati sebagai hari pahlawan. Hari perjuangan rakyat Surabaya melawan kolonialisme Inggris yang berusaha menginvasi kota-kota di Jawa Timur pasca Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945.

Haru! Thariq Halilintar Tulis Pesan Menyentuh untuk Calon Buah Hati

Tidak kurang dari 20.000 rakyat Surabaya gugur dan 150.000 terpaksa harus meninggalkan rumahnya demi untuk bertahan. Semua ambil bagian dalam pertempuran berdarah itu, laki-laki perempuan, tua dan muda, dengan caranya sendiri, hingga akhirnya mampu dimenangkan.

Momen semangat perjuangan rakyat Surabaya yang berani menentang penjajahan telah menjadi monumen, yang selalu dikenang dan dikunjungi. Menginspirasi dan mengilhami semangat yang sama untuk zaman, generasi, waktu dan medan yang berbeda kepada rakyat Indonesia saat ini.

Lolly Dipindah ke Rumah Istimewa, Razman Arif Gak Boleh Ketemu

Namun banyak yang menyangsikan, bahwa saat ini tidak ada lagi pahlawan, pahlawan hanya ada di zaman penjajahan, sementara kita saat ini sudah merdeka dan berdaulat. Ini keliru! Karena menjadi pahlawan tidak harus kembali ke zaman kolonial, atau harus menunggu di jajah. Menjadi pahlawan bisa dilakukan setiap hari oleh setiap orang kapan dan di mana saja.

Dan orang yang selalu menjadi pahlawan itu, adalah kedua orang tua kita, ayah dan ibu. Mereka berjuang dan berkorban untuk anak-anaknya, untuk keluarganya, untuk mimpi dan masa depan putra dan putrinya. Mereka rela mati, ikhlas, dan tidak pernah meminta untuk di peringati setiap 10 November atau dibalas dengan ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Mereka hanya minta untuk didoakan, hanya minta jadilah anak yang baik dan berguna.

Israel Serbu Rumah-Masjid dan Tangkap 64 Orang Termasuk Anak-anak Palestina di Tepi Barat

Tapi kadang, sebagai anak selalu lupakan kepahlawanan mereka, perjuangan dan pengorbanan mereka. Kita hanya sibuk ucapkan "selamat hari pahlawan", tapi lupa ucapkan terimakasih kepada kedua orang tua. Padahal merekalah yang selalu menjadi pahlawan.

Ilustrasi anak sakit.

Prevalensi Penyakit Kronis pada Anak Meningkat Gegara Jajanan Sekolah, Ahli: Tidak Aman Mutu Pangannya

Prevalensi penyakit kronis anak meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini karena pola konsumsi jajanan pada anak sekolah yang tinggi garam, gula dan lemak.

img_title
VIVA.co.id
24 Januari 2025
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.