Fenomena Siradj dengan Go-Anies
- vstory
VIVA - Satu pekan berlalu, dengan pakaian yang kuning-kuning menyala, di Hotel Bidakara Jakarta, ratusan anak muda yang masih segar dan penuh energi berdiri menyambut bakal calon presiden Anies Baswedan. Mereka menyebut dirinya sebagai Relawan Go-Anies.
Meski saya nggak hadir, saya menonton banyak video momen deklarasi itu. Saya juga nggak tau apa kepanjangan dari Go - Anies itu, atau nggak punya kepanjangan sama sekali.
Saya juga tidak kenal semua siapa inisator dari deklarasi itu. Yang saya kenal adalah lelaki hitam manis yang berdiri di samping Anies dan mengenakan rompi kuning kepadanya.
Nama lelaki itu Sirajuddin Abdul Wahab, tokoh muda yang cukup diperhitungkan. Di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) namanya cukup populer. Di KNPI dia pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal DPP KNPI. Bang Siradj... Biasa anak-anak KNPI memanggil namanya.
Saya mengenalnya cukup dekat, sebagai aktivis, tokoh pemuda, "orang kampung" dan senior di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Di Media minggu-minggu ini menyebut namanya Sirajuddin sebagai deklarator Go-Anies.
Beberapa hari setelah deklarasi, saya berkomunikasi dengannya. Tentu telponan yang kebetulan, tapi merembet ke soal deklarasi Go - Anies itu.
Yang saya soroti keberaniannya untuk menggunakan atribut kuning mendeklarasikan Anies. Airlangga pasti tidak akan rela atribut partai yang dipimpinnya digunakan tanpa komando dari dirinya.
Airlangga Hartarto, kerap diberitakan media sebagai calon presiden. Untuk mencapai tujuan pencapresan, Airlangga bersama PAN dan PPP mendeklarasikan KIB. Kata para pengamat, KIB itu untuk kendaraan Ganjar.
Koalisi yang saya sebut sebagai "Koalisi dadakan yang digoreng kurang matang" itu, sepertinya tidak terlalu menggigit.
Siradj kerap mengkritik Airlangga mengenai hal Koalisi dan pencapresan. Dia meminta Airlangga untuk tidak bermimpi menjadi capres karena elektabilitasnya yang nol koma. Sikap yang cukup berani itu tak bisa dianggap remeh, dia politisi muda Golkar, melawan ketum bisa berakibat dipecat.
Tapi Siradj bukan orang baru tanpa pengalaman di di Golkar. Beberapa jabatan di organisasi sayap partai telah dia pegang. Pernah menjadi Ketua di GMPG dan Ketua Umum Barisan Muda Kosgoro 57, dua organisasi sayap partai berlambang beringin itu.
"Bang Siradj suka tantangan yang begitu". Kata teman yang cukup dekat dengan beliau. "Berkali-kali melawan arus utama partai Golkar". Lanjut kawan itu.
Zaman Setya Novanto menjadi Ketua Umum Golkar dia bersama Ahmad Doli Kurnia yang sekarang menjadi ketua komisi II DPR RI, dipecat secara tidak terhormat, akibat mendesak Munaslub Partai karena dugaan Korupsi E-KTP Novanto. Setelah Novanto berakhir keduanya dipulihkan kembali keanggotaannya.
Meski kontroversi, saya mengenal Bang Siradj sebagai senior yang cukup peduli pada proses regenerasi. Saya mengerti kepeduliannya pada kader-kader muda yang mulai berkarier di Golkar maupun di KNPI.
Ketika dia mendeklarasikan Anies, saya bisa membaca peta politik dukungan anak muda pada Anies akan mengalir kuat di daerah. Karena Siradj punya akar kekuatan di bawah.
Sebagai seniornya pemuda, kekuatan konsolidasi politiknya tidak bisa diremehkan. Dia memiliki daya tahan politik yang cukup kuat dibasis organisasi kepemudaan.
Anies tentu memiliki amunisi tambahan yang militan: anak muda, aktivis, intelektual muda di Go-Anies. Para pionir pergerakan dengan kemampuan menggerakkan massa yang cukup efektif dan terukur.
Tetapi fenomena Sirajuddin Abdul Wahhab cukup menghebohkan WhatsApp saya pasca deklarasi itu. Ada yang menginginkan, saya menulis, siapa yang namanya Siradj itu. Ada juga yang menanyakan tentang posisi saya di Go Anies.
Saya tidak terlalu berpikir untuk euforia politik pilpres. Tetapi gerakan Bang Siradj cukup membuat heboh jagat politik menjelang pencapresan 2024.
Dia mampu melihat momentum politik. Kalau di tataran elit ada Surya Paloh yang selalu cepat mengambil momentum, kali ini ditingkat gerakan pemuda Ada Sirajuddin yang cepat mengambil momentum.
Karena politik itu adalah kecepatan dan kecermatan, untuk meruntuhkan moral lawan, maka saya kira langkah yang dilakukan Go-Anies meruntuhkan moral Internal partai berwarna kuning baik secara langsung maupun tidak langsung.
Ini kesempatan kita anak muda. Perubahan tidak akan tiba tanpa pemuda bergerak. (Furqan Jurdi, Intelektual Muda Muhammadiyah)