SBY Turun Gunung, Siapa Teman dan Lawannya?

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (Foto/VIVA)
Sumber :
  • vstory

VIVA  – Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) mengaku akan turun gunung menghadapi Pemilu 2024 . Sebab, SBY mendengar kabar Pemilu 2024 bakal tidak jujur dan adil.

Cara Ini yang Menurut Legislator Demokrat Fathi Bisa Cegah Masyarakat Terjerat Pinjol Ilegal

Menanggapi hal itu, Pengamat Politik dan Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis Fadhli Harahab mencatat bahwa istilah turun gunung ini cukup sering digunakan SBY yang bisa dimaknai kondisi tidak baik-baik saja alias ada ancaman. Dia mengatakan, istilah turun gunung juga diucap SBY saat konflik internal Demokrat.

“Dugaannya, tentu kepentingan Demokrat sedang terancam. Untuk melihat apa yang terjadi selanjutnya tentu kita mesti melihat manuver SBY selanjutnya,” kata Fadhli Harahab

Jokowi hingga SBY Bakal Ramaikan Kampanye Akbar RK-Suswono Sabtu Besok

Apa maksudnya SBY bakal ada dua pasangan calon?

Kekuatan pertama adalah bayangkan kombinasi merah dan garuda merah. Kekuatan ini sedang jadi darling Tiongkok, yaitu kelompok ruling party, termasuk Ganjar, Prabowo, Puan, dan Muhaimin.

Andi Mallarangeng Endus Ada Politik Kotor di Pilkada Sulut: Mari Kita Kawal

Kelompok ini disokong oleh Tiongkok, Rusia. Luhut otomatis mengamankan investasi Tiongkok.

Kenapa kok kelompok merah ini jadi dua faksi?

Karena kedekatan Tiongkok Rusia Indonesia ini berbahaya.  

Bagi USA. Sungguh cilaka bilamana Indonesia masuk Blok Tiongkok, sekonyong-konyong konyong rezim moneter US dollar runtuh, kuncinya mencegah poros Tiongkok - Rusia ada di choking point titik cekikan di Selat Malaka.

Selat tersebut hanya lebar 2 KM saja.

Dari segi ekonomi dan strategis, Selat Malaka merupakan salah satu jalur pelayaran terpenting di dunia, sama pentingnya seperti Terusan Suez atau Terusan Panama. Selat Malaka membentuk jalur pelayaran terusan antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik serta menghubungkan tiga dari negara-negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia: India, Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok.

Sebanyak 50.000 kapal melintasi Selat Malaka setiap tahunnya, mengangkut antara seperlima dan seperempat perdagangan laut dunia. Sebanyak setengah dari minyak yang diangkut oleh kapal tanker melintasi selat ini; pada 2003, jumlah itu diperkirakan mencapai 11 juta barel minyak per hari, suatu jumlah yang dipastikan akan meningkat mengingat besarnya permintaan dari Tiongkok.

Oleh karena lebar Selat Malaka hanya 1,5 mil laut pada titik tersempit, yaitu Selat Phillips dekat Singapura yang merupakan salah satu dari kemacetan lalu lintas terpenting di dunia.

Keberadaan Selat Malaka sebagai salah satu jalur perdagangan terpenting di dunia tidak bisa dilepaskan dari berbagai kepentingan. Dari segi kepentingan ekonomi dan militer, Selat Malaka merupakan choke points yang sangat strategis bagi proyeksi armada angkatan laut negara-negara yang memiliki kepentingan di Kawasan Asia Pasifik. Bahkan, Selat Malaka juga dapat menjadi “alat” dalam rangka forward presence ke seluruh penjuru dunia.

Oleh karena itu poros merah pecah jadi dua karena tarohan USA sangat besar.

Kondisi ekonomi menurun

Hal ini dikarenakan tekanan USA mengamankan Rezim AS dollar dengan merayu TNI dalam memberi keistimewaan helikopter tercanggih diiming-imingi untuk TNI.

Kecuali Indonesia memiliki rudal jarak jauh yang dimonopoli teknologi Israel, maka Indonesia sangat perlu heli tempur serbu.

Hal ini juga disinggung oleh Effendy Simbolon. Dia berharap TNI bisa kembali ke kelompok merah.

Sebaliknya kelompok kanan keberadaannya ditembak atau ditarget merah. Contohnya Surya Darmadi sekonyong-konyong ditangkap.

Alhasil kelompok kanan merapatkan barisan minta bantuan USA. Dengan demikian poros TNI, USA dan oligarki menjadi poros kanan.

Sisanya adalah poros tengah SBY, JK, PKS, Anies Baswedan dan Islam.

 

Anggota DPR RI Herman Khaeron

Elit Demokrat Minta Pemerintah Jangan Paksakan Kenaikan PPN 12%: Harus Dikaji Ulang

Kenaikan PPN 12 persen dinilai bakal memberatkan rakyat kecil.

img_title
VIVA.co.id
6 Desember 2024
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.