Bagaimana Caranya Konsisten Memilih Fokus Satu Tujuan?
- vstory
VIVA -Â Bumi menuju 'bencana informasi' karena laju produksi digital yang terus meningkat tanpa henti, demikian kesimpulan penelitian terbaru.
Peneliti Melvin Vopson dari University of Portsmouth di Inggris, memprediksi bahwa persediaan informasi digital kita yang terus meningkat bisa memiliki konsekuensi dramatis dan tak terduga yang akan menjadi masalah bagi planet ini.
"Kita benar-benar mengubah planet ini sedikit demi sedikit, dan ini adalah krisis yang tidak terlihat," kata Vopson seperti dikutip dari Science Alert.
Saat banjir konten, maka konten yang bagus pun tidak ada harganya.
Seorang teman, dia Pemred sebuah majalah, bingung zaman now bagaimana caranya menembus Kapolda dan Walikota.
"Di Medan kalau kita bukan pejabat atau Pengusaha, tidak bakal dianggap," keluhnya.
Ini ada kaitannya dengan berjamurnya media apalagi media online. Setiap hari banjir informasi, sehingga Pejabat TNI--Polri enggan mau menemui tamu media.
Ini adalah 5 kesalahan sikap kita dalam menghadapi era informasi.
1. Seorang filsuf kuno mengatakan, bila sebuah kapal layar tidak tahu mau ke pelabuhan-pelabuhan mana tujuannya, maka dia tidak tahu angin mana yang dia gunakan.
Sembilan puluh persen manusia tidak memiliki tujuan. Mungkin dia sibuk diburu kegiatan, namun jarang orang konsisten memilih fokus satu tujuannya.
Misalnya, saya banyak menulis buku termasuk di antaranya berjudul "Skandal Raksasa BLBI". sudah 3 tahun ini saya fokus itu.
Tetapi d iantara teman sekolah, sahabat tetangga semua mempertanyakan, "untuk apa? Pak Goen mau masuk ke istana?".
Saya acuh saja... Tetap fokus.
Sampai sekarang buku saya BLBI ya belum diapa-apain, tapi paling tidak saya sudah menunjukkan usaha.
2. Organisasi
Tidak bisa satu orang mengganti bohlam. Butuh 20 tahun Phillips elektronik merubah bohlam menjadi lampu SL, dan butuh 20 tahun Phillips elektronik merubahnya menjadi lampu LED.
Kita harus memiliki organisasi, di mana beberapa orang bekerja bersama-sama membangun tujuan.
3. Ketemu orang yang tepat
Pada saat bergerak, sering gerakan kita bersifat random, atau zig zag. Istilahnya ikut arus mengalir. Tak disadari air mengalir ke bawah.
Juga kecenderungan kita untuk ikut arus pengaruh dan perintah orang lain yang superior. Bila kita ikut sopir angkot, tidak akan sesuai dengan tujuan kita. Kecuali kita pindah rute.
Pada akhirnya kita ketemu "orang yang tepat", maka tujuan kita yang telah 3 tahun difokuskan tadi akan menjadi kuncinya.
Seandainya kita tidak menemukan "eldorado", bahkan tetangga kaya kita pun tidak berarti bakal butuh kita.
4. Sifat uang harus memiliki rasa iri
Pada saatnya gerakan kita pun naik dan mengorbitkan tujuan, pada saat itu, akan ada konglomerat yang tertarik.
Caranya mereka membangun kolaborasi aliansi sekutu.
Itu termasuk pada tujuan Nadiem Makarim menggerakkan sepuluh juta Gojek. Juga termasuk pada tujuan Bukalapak, Tokopedia, shopee, Tik tok, dll.
5. Sesuatu yang berharga, akan memiliki nilai.
Banyak konsultan keuangan yang sakit gigi, mati gaya. Termasuk salah satu konsultan top nomor satu, akhirnya jadi endorser.
Itu akibatnya seseorang mengejar popularitas.
Tidak cukup popularitas bisa menjadi sebuah gerakan organisasi besar.
Kembali ke poin 1.. bagaimana caranya menembus Kapolda, dan Walikota?.
Satu pertanyaan, pada waktu anda A ketemu pihak lain B, kehendak siapa yang muncul dalam pertemuan? Bila itu kehendak A, ya tidak akan ada orang yang peduli kepada kehendak A.
Bila itu pertemuan adalah kehendak B mulai timbulnya "power". Power adalah kemampuan menggerakkan kehendak orang-orang lain.