Bagaimana Caranya Menguasai Oligarki?
- vstory
VIVA - Hubungan dengan oligarki itu tidak bisa ujug-ujug. Ada cerita salah satu pengusaha kerja sama dengan kementerian. Ternyata dia menjual obat cacing untuk Covid-19.
Ternyata obat tersebut juga diproduksi oleh bio farma, BUMN. Alih-alih dihargai Inisiatif menyediakan obat murah, eh malah digrebek.
Kementerian tersebut sering menjadi beban. Perusahaan lainnya mengalami musibah gara-gara salah bekerjasama dengan kementerian.
Ibarat naik macan
Disangka perusahaan enak dilindungi kementerian, dilalah menjadi masalah. Ibarat naik macan. Tidak bisa turun.
Ada pengusaha yang bekerjasama dengan institusi, alih-alih mengharapkan proyek, malah tersandung risiko ratusan milyar. Ibarat pungguk merindukan bulan.
Sejarah
Pengalaman panjang hubungan antara oligarki itu tidak bisa menembus tembok kekuasaan. Mereka melalui ilmu pengetahuan kekuasaan yang melalui sejarah panjang.
Zaman old itu hubungan langgeng antara pejabat dengan oligarki melalui riwayat institusi yang memiliki sejarah panjang. Masalahnya hubungan tersebut banyak yang dipotong Jokowi. Gara-gara mereka ikut menumpang tangan-tangan kekuasaan yang menentukan siapa calon Kapolri.
Jokowi jengkel
Tujuh tahun lalu pemerintah putus kontrak dengan oligarki. Hubungan interaksi tersebut putus di tahun 2012.
Pertanyaannya, sejak terakhir Panglima TNI dibuat lengser oleh Jokowi, maka sejak 4 tahun lalu hubungan dengan oligarki istirahat.
Gandi Sulistyanto biasa koordinator juru bicara konsorsium oligarki lengser.
Kira-kira sejak zaman Tapos sampai dengan Wiranto, SBY hingga Gatot tahun 2018, terakhir hubungan baik dengan oligarki sangat erat. Keduanya saling kontrol.
Pertanyaannya, kira kira setelahnya masa idah 4 tahun, hubungan baik dengan oligarki ini akan kembali. Anda bisa melihat kemana kira-kira sokongan oligarki ke depan?
Ibarat sebuah lokomotif, tidak mungkin oligarki mengandalkan masa lalu, Orientasi mereka ke depan yaitu suksesi berkesinambungan. Suksesi paling sustainable terpelihara baik adalah institusi militer. Bilamana Anda memilih, siapa kandidat calon presiden baru, apakah Prabowo, Moeldoko, Wiranto, Gatot, Hadi Tjahjanto, AHY, LBP, Ganjar, Airlangga, Puan atau Anis Anda bisa menebak.