Cara GoTo Bertahan dari Kerugian walau Pendapatannya Naik

Foto: Shutterstock
Sumber :
  • vstory

VIVA – Gojek dan Tokopedia resmi merger pada 17 Mei 2021 menjadi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. Emiten berkode saham GOTO melaporkan peningkatan pendapatan di kuartal I-2022.

Tiga Transportasi Online Kompak Protes Permenhub 32

Di kuartal I-2022, GoTo mencatat pendapatan bersih grup yang meningkat menjadi Rp 1,49 triliun atau sekitar 65,69%. Angka ini meningkat dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2021 sebesar Rp 904,83 miliar.

Hal ini dikarenakan pada kuartal I-2021, laporan keuangan yang dilaporkan hanya PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau gojek saja. Dengan demikian, setelah gojek dan tokopedia resmi merger, maka pendapatan bersih grup meningkat pada kuartal I-2022 dibandingkan dengan kuartal I-2021.

Ada yang Baru di Aplikasi Gopay

Meningkatnya Beban Perseroan

Meskipun GoTo mengalami kenaikan pendapatan bersih, namun berdasarkan laporan keuangan yang tidak diaudit per 31 Maret 2022 GoTo mencatatkan rugi diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 6,47 triliun.

Sopir Angkot Penabrak Pengemudi Grab Bermotif Dendam

Adapun GoTo mencatatkan rugi bersih per kuartal I-2022 sebesar Rp 1,81 triliun. Hal ini dapat disebabkan oleh merger yang mengakibatkan kenaikan pendapatan dan juga kenaikan beban.

Dari sisi beban, beban pokok pendapatan GoTo naik 75,32% menjadi Rp 1,21 triliun dari Rp 693,14 miliar pada kuartal I-2022. Adapun peningkatan lainnya terjadi pada beban pokok penjualan dan pemasaran yang meningkat sangat tajam sebesar 665,3?ri Rp 431,49 miliar menjadi Rp 3,3 triliun.

Sementara, beban umum dan administrasi juga meningkat tajam 270,15?ri Rp 697,3 miliar menjadi Rp 2,58 triliun. Peningkatan lainnya juga terjadi pada pos beban pengembangan produk 85,63% menjadi Rp 995,94 miliar dari Rp 536.523 miliar.

Beban penyusutan dan amortisasi juga mengalami kenaikan 128% menjadi Rp 761,46 miliar. Adapun beban operasional dan pendukung meningkat 24,87?ri Rp 348,2 miliar menjadi Rp 434,79 miliar.

Kenaikan beban-beban inilah yang membuat entitas mencatatkan rugi sebelum pajak penghasilan sebesar Rp 6,62 triliun. Angka ini naik 234,51% atau sekitar Rp 4,64 triliun dibandingkan dengan kuartal yang sama pada tahun sebelumnya.

Cara GoTo Bertahan dari Kerugian

Meskipun pendapatan bersih GoTo meningkat, namun ternyata GoTo mengalami kerugian. Cara GoTo bertahan dari kerugiannya dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

  1. GoTo, khususnya gojek memiliki lebih dari 190 juta pengguna dengan 55 juta pengguna aktif dan 2,5 juta driver. Selain itu, sebanyak 500 ribu UMKM telah terdaftar di aplikasi tersebut. Adapun fitur-fitur yang disediakan oleh gojek bermacam-macam, seperti goride, gofood, gobox, gomart, gopay, gobluebird, gogive, dan lain-lain.
  2. Ketergantungan masyarakat yang begitu besar terhadap GoTo.
  3. Kepercayaan investor kepada GoTo.
  4. Jika GoTo mengalami pailit, maka banyak UMKM yang mengalami penurunan omzet penjualannya.
  5. Jika GoTo mengalami pailit, maka akan terjadi gelombang pengangguran yang sangat besar.
  6. Faktor lainnya.

Faktor-faktor di atas dapat membuat GoTo bertahan dari kerugiannya. Ketika sebuah bisnis sudah memengaruhi banyak elemen, maka ini dinamakan going concern. GoTo dapat bertahan karena fitur-fitur yang dimiliki, sehingga GoTo memiliki banyak pengguna dan banyak UMKM yang bergabung di dalamnya.

Dengan demikian, walaupun GoTo mengalami kerugian, investor tetap menaruh kepercayaan terhadap GoTo.

 

CEO Gojek Nadiem Makarim.

Gojek Resmi Jadi Sponsor Utama Liga 1

Nama Gojek akan jadi titel Liga 1.

img_title
VIVA.co.id
21 Maret 2017
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.