Dampak Vaksinasi COVID-19 Terhadap Mental Siswa Sekolah Dasar

Ilustrasi Siswa Sekolah Dasar (SD)
Sumber :
  • vstory

VIVA - Pada Desember 2019, dunia dikejutkan dengan kasus pneumonia misterius yang mewabahnya fenomena ini bermula dari Wuhan, Provinsi Hubei, Cina yang kemudian menyebar dengan sangat cepat ke lebih dari 190 negara. Munculnya wabah ini disebut dengan nama Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). 

Dengan proses penyebaran penyakit yang sangat cepat hingga memberikan dampak yang luas terhadap ekonomi, sosial maupun mental.

Covid-19 pertama dilaporkan di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020 sejumlah dua kasus. Data 31 Maret 2020 menunjukkan kasus yang terkonfirmasi berjumlah 1.528 kasus dan 136 kasus kematian.

Manusia merupakan makhluk sosial yang memungkinkan saling berinteraksi secara langsung sehingga tingkat penyebaran pandemi Covid-19 semakin pesat membuat Pemerintah menyiapkan aturan karantina kewilayahan dan juga vaksinasi untuk memutusn mata rantai penyebaran virus corona atau Covid-19. Awalnya vaksinasi diperuntukkan bagi orang dewasa, lansia dan yang setara dengannya. 

Namun dengan sangat menipisnya perubahan yang terjadi setelah vaksinasi dilakukan, sekarang pemerintah mengeluarkan perauturan baru, yang mana peraturan vaksinasi ini wajib dipatuhi untuk memutuskan rantai penyebaran virus Covid-19. 

Setelah dilakukan pada orang dewasa sekarang vaksinasi juga diberikan kepada anak – anak terutama bagi anak yang berusia 6-11 tahun. Alasan anak usia tersebut harus divaksin adalah dikarenakan mereka dapat tertular dan juga menularkan Covid-19 ke orang yang ada di lingkungan sekitarnya. Dan juga tujuan utamanya dilakukan vaksinasi agar anak tersebut bisa belajar tatap muka ( Luring ).

Namun, berdasarkan data yang telah dimiliki, sekitar 50 % orang tua masih menolak anaknya untuk sekolah tatap muka dan juga untuk melakukan vaksinasi terhadap si anak.

Padahal jika program vaksinasi anak bisa segera dilakukan mungkin indeks harapan hidup yang mana dua tahun ke belakang mengalami penurunan yang drastis mungkin akan segera meningkat, akan tetapi umur tetap di tangan Allah SWT. 

Meski vaksinasi ini baik untuk kesehatan anak, akan tetapi ada dampak lain dari vaksinasi ini, salah satunya adalah mental anak. Mental beberapa anak ini sangatlah lemah. 

Tidak bisa dipungkiri, pandemi dan vaksinasi sama – sama memberikan dampak yang sangat besar bagi kehidupan. Memasuki tahun ketiga pandemi Covid-19, dampak pandemi dan juga vaksinasi terhadap kesehatan mental anak- anak terus memburuk. 

Seperti di salah satu rumah sekolah di Aceh Timur tepatnya di desa Paya Gajah, Kecamatan Peureulak Barat, Kabupaten Aceh Timur.  Dari hasil survei yang saya lakukan ada sebagian dari anak- anak sudah vaksin, sebagian anak  sangat takut vaksin, dan juga ada orang tua tidak mengizinkan anaknya untuk disuntik vaksin. 

Dari hasil keterangan dari Kepala Sekolah SD Negeri Paya Gajah ini, ada sebagian anak yang memang sangat takut untuk disuntik vaksin, ada yang takut dengan suntik dan ada juga yang takut dengan obat yang disuntik. 

Dengan dunia digital yang di zaman sekarang tidak asing lagi bagi anak- anak, mereka ternyata mencari tahu melalui media sosial tentang vaksin dan juga dampak setelah divaksin, mungkin dampak yang tidak baik yang ada di media sosial dapat ditepis dengan mudah oleh orang dewasa, namun tidak dengan anak – anak tersebut.

Setelah mereka mendengar dan membaca dampak yang beredar di media sosial membuat mereka sangat takut untuk disuntik vaksin. Inilah yang disebut dengan menurunnya mental si anak, sehingga mengakibatkan anak tidak mau ikut belajar tatap muka dengan teman- temannya yang lain.

Meraka memilih libur sekolah hanya karena takut disuntik vaksin, dan juga ada sebagian anak yang mengeluarkan pernyataan bahwa mereka lebih baik tidak sekolah daripada harus disuntik vaksin. Sangat disayangkan bukan, karena kurangnya pemahaman anak tentang vaksin, sehingga membuat mental anak down. 

Bukan karena Harta, Ternyata Ini Alasan Irish Bella Memutuskan Menikah dengan Haldy Sabri

Menjaga kesehatan mental merupakan suatu hal yang sangat penting dikarenakan kesehatan mental yang baik memungkinkan anak- anak untuk mengembangkan ketahanan dan menghadapi apapun yang terjadi di kehidupan mereka serta memungkin anak tumbuh dengan sehat dan cerdas.

Menurut laman Centers For Desease Control ( CDC ) mengatakan jika kesehatan mental itu mencakup kesejahteraan emosional, psikologis, dan sosial, semua itu bisa mempengaruhi cara seseorang berfikir, merasa, dan juga bertindak.

Terungkap, Keinginan Jung Woo Sung Memiliki Anak dari Pernyataan Lawasnya

Kesehatan mental sangat penting dalam setiap tahap kehidupan dari mulai masa anak- anak, remaja hingga dewasa dikarenakan karena kurangnya kesehatan mental seperti depresi, stress, bisa memicu penyakit fisik lainnya seperti stroke, diabetes dan penyakit jantung.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto

Pemerintah Bakal Gelar Harbolnas, Nilai Transaksi Ditargetkan Naik 16 Persen

Pemerintah akan kembali mengadakan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) pada 10 Desember hingga 16 Desember 2024.

img_title
VIVA.co.id
28 November 2024
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.