Kegalauan Hidup sebelum Umur 20 Tahun
- vstory
VIVA – Pernahkah kamu mulai mempertanyakan eksistensi dan arah hidup ketika masih berusia di bawah 20 tahun? Atau mulai mengkhawatirkan kepastian kehidupan masa depanmu saat masih menjadi seorang pelajar?
Apabila kamu merasakan hal-hal tersebut, maka tandanya kamu mulai memasuki transisi quarter life crisis atau disebut dengan early QLC. Namun, apa arti QLC sebenarnya?
Quarter Life Crisis (QLC) adalah periode ketika seseorang dengan rentang usia 18-30 tahun mulai merasa tidak memiliki arah dalam hidupnya, merasa khawatir, bingung, dan resah akan ketidakpastian kehidupannya di masa mendatang. Dosen Psikologi Universitas Brawijaya, Ilhamuddin Nukman, mengatakan bahwa puncak QLC terasa pada usia sekitar 25 – 30 tahun.
Namun, sebagian orang meragukan bahwa mereka yang masih di bawah 20 tahun dapat mengalami QLC. Namun, dilansir dari Association of Maternal & Child Health Programs, rentang umur 18-19 tahun anak mulai mengubah cara berpikir tentang diri sendiri, orang lain dan juga dunia sekitarnya.
Pada masa ini individu mulai mencari dan mempertanyakan identitas dirinya, seperti bertanya kepada diri sendiri “Siapa saya? Apa tujuan hidup saya? Apakah saya kompeten dan cocok dengan lingkungan sekitar?”
Sebagai seseorang yang sudah mulai memasuki early QLC, saya pun merasakan gejala-gejala tersebut. Sejak memasuki usia 18 tahun, saya mulai merasa khawatir akan masa depan saya yang belum memiliki arah yang jelas. Mulai mempertanyakan tujuan hidup sebagai seorang manusia utuh yang diciptakan Tuhan dan membandingkan diri sendiri dengan pencapaian orang lain.
Awalnya saya tidak yakin bahwa saya sedang berada di periode early QLC. Bahkan, ketika saya berusia 19 tahun, saya berusaha untuk berpikir bahwa belum saatnya untuk menghadapi kegalauan hidup orang dewasa. Namun, semakin saya berusaha membuang pikiran tersebut, semakin muncul perasaan khawatir dan kegelisahan akan kepastian hidup saya di masa depan.
Sedikit berbagi cerita, menghadapi early QLC tidaklah mudah. Berbagai permasalahan dan kegalauan hidup mulai menghampiri satu demi satu. Apabila hilang satu, maka langsung muncul lagi seakan tiada habisnya. Pertanyaan, keresahan, dan kekhawatiran akan masa depan seakan selalu menghantui pikiran saya. Tidak jarang juga saya mempertanyakan tujuan keberadaan saya hidup di dunia ini. Bahkan, hampir setiap malam saya sulit tidur hanya karena terlalu memikirkan hal-hal tersebut. Hal yang saya alami tersebut dapat disebut sebagai salah satu bentuk overthinking. Dalam fase early QLC, overthingking merupakan salah satu gejala yang dirasakan dan selalu mendominasi pikiran saya.
Meskipun belum memasuki puncak QLC, realitanya banyak individu yang masih berusia 18-19 tahun mulai merasakan tanda-tanda atau gejala QLC, hal ini yang dinamakan dengan early QLC. Ketika memasuki masa tersebut, seseorang secara tidak sadar mulai mencari jati dirinya dengan mempertanyakan tujuan, arah, dan kepastian hidupnya.
Berikut adalah beberapa gejala yang menandakan early quarter life crisis:
1. Munculnya Rasa Tidak Percaya Diri dan Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Perasaan ini merupakan salah satu pertanda yang paling umum dirasakan oleh orang-orang yang sedang berada di tahap early quarter life crisis. Seseorang yang tidak percaya diri akan cenderung terus menerus membandingkan dirinya dengan orang lain.
Begitupun sebaliknya, orang yang terus membandingkan dirinya dengan pencapaian orang lain adalah karena orang tersebut tidak yakin dengan kamampuan dirinya dan tidak berusaha untuk maju. Kedua hal ini saling berkaitan satu sama lain dan tidak akan ada ujungnya apabila Kamu tidak berusaha keluar dari kedua hal ini.
2. Merasa Kaget dengan Permasalahan Orang Dewasa
Mereka yang baru memasuki usia dewasa biasanya cenderung kaget akan masalah-masalah berat yang mulai menghampiri hidupnya. Pada tahap terebut, permasalahan yang datang bukan lagi sekadar berantem dengan teman sebangku ataupun berebutan barang kesukaan dengan kakak, tetapi lebih dari itu. Beberapa contoh permasalahan yang sering dalam quarter life crisis adalah:
- Mengalami permasalahan dalam pekerjaan atau finansial
- Melihat teman sebaya yang sudah berhasil memiliki berbagai pencapaian
- Mengalami putus cinta dalam hubungan yang sudah cukup lama dan serius
- Memiliki relasi yang tidak baik dengan lingkungan sekitarnya
3. Merasa Terjebak Dalam Hubungan dan Lingkungan yang Kurang Mendukung Kamu
Lingkungan merupakan salah satu faktor penting yang dapat memicu terjadinya early QLC. Gejala ini biasanya ditandai dengan kamu yang mulai merasakan bahwa lingkungan pertemanan, keluarga, pekerjaan, dan hubungan asmara mulai terasa membosankan dan stagnan, padahal dahulu semua itu terasa baik-baik saja.
Kamu mulai kehilangan motivasi dan semangat untuk terus berada dan melanjutkan hubungan-hubungan tersebut. Bahkan, ketika sebelumnya kamu memiliki banyak teman, tetapi semakin bertambah usia lingkup pertamananmu semakin kecil. Hal-hal tersebut merupakan salah satu gejala yang sangat wajar dialami ketika seseorang sedang memasuki masa early QLC.
Early quarter life crisis merupakan masa transisi seseorang dalam memasuki kehidupan dewasa. Masa ini merupakan tahap awal sebelum seseorang benar-benar mencapai puncak dari quarter life crisis itu sendiri. Belajar dari pengalaman saya, early QLC menjadi sebuah periode yang pasti hampir dirasakan oleh setiap orang sebelum memasuki usia 20 tahun ke atas.
Oleh karena itu, sangat wajar apabila seseorang yang masih berusia di bawah 20 tahun mulai mempertanyakan hidupnya, mengalami berbagai pergulatan, dan mencari jati dirinya. Jadi, bagi Kamu yang sedang ada di tahap ini, tetap semangat dan lewati fase tersebut dengan versimu sendiri!