Indonesia Butuh Literasi Masyarakat yang Berkualitas

Seorang wanita sedang membaca buku
Sumber :
  • vstory

VIVA – Literasi adalah suatu keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap orang sebagai bekal menjalani hidup. Literasi bukan hanya sekadar keterampilan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara, tapi juga harus pandai mengelola dan mengimplementasikan pengetahuan serta informasi.

Simak Cara Mudah Pencairan Dana Bantuan Sosial PIP November 2024

Untuk berada di tingkat tersebut, Indonesia masih mengalami kesulitan untuk mencapai literasi yang berkualitas. Hal itu bisa dilihat dari hasil survei penelitian PISA, Indonesia berada di urutan ke-62 dari 70 negara yang diteliti. Rendahnya hasil literasi tersebut selalu menjadi bumerang bagi Indonesia sejak dari dulu.

Lantas, apa yang menyebabkan literasi masyarakat Indonesia memiliki kualitas yang rendah? Apa upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal tersebut?

Heboh Pengajar Cosplay Jadi Murid SMA di Hari Guru Nasional, Warganet: Pasti Gurunya Gen Z

Seiring perkembangan era digitalisasi, segala arus informasi dapat dengan mudah masuk ke kehidupan masyarakat apalagi genggaman tangan masyarakat tidak pernah terlepas dari gawai. Hal itu tidak menutup kemungkinan masyarakat Indonesia untuk menelan informasi secara mentah. Sehingga bisa menyebabkan berita kebohongan semakin menyebar luas.

Selain itu, perkembangan modernisasi yang semakin pesat membuat masyarakat Indonesia enggan untuk melirik buku bacaan yang ada di sekelilingnya. Padahal tidak dapat dipungkiri, ketersediaan buku bacaan dengan berbagai genre dan sesuai kalangan usia sudah banyak di toko buku hingga perpustakaan daring. Akan tetapi, hal tersebut tidak mampu menarik minat literasi masyarakat Indonesia.  

38 Ribu Anak Putus Sekolah, Program Bantuan Seragam Ini Jadi Harapan Baru

Lebih daripada itu, kesibukan juga menjadi alasan umum masyarakat Indonesia jauh dari aktivitas literasi. Padahal aktivitas literasi tidak menuntut masyarakat untuk melakukan aktivitas literasi seharian penuh. Semakin jarang seseorang berliterasi, maka hidupnya akan semakin tertinggal. Sebab di era digitalisasi dan modernisasi ini, masyarakat Indonesia dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan informasi yang setiap detiknya selalu berubah.

Oleh karena itu, generasi zilenial dapat melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas literasi masyarakat di Indonesia. Upaya tersebut diharapkan dapat membantu Indonesia membangun negara yang berkelas

Pembiasaan aktivitas literasi setiap hari

Generasi zilenial bisa mengajak orang-orang di sekitar untuk mulai membiasakan diri melakukan aktivitas literasi minimal selama 15 menit per hari. Selama 15 menit, mereka akan mendapatkan pengetahuan dan informasi yang baru. Selain itu, kebiasaan berliterasi juga bisa sebagai bentuk recharging dari aktivitas sebelumnya. Lebih daripada itu, kebiasaan berliterasi yang dilakukan secara rutin dan konsisten dapat membudaya di kehidupan sehari-hari. Hal tersebut akan membuat seseorang merasa kecanduan akan aktivitas literasi apabila ditinggalkan.

Pembaruan buku bacaan

Jenis dan genre buku bacaan bisa mempengaruhi daya minat literasi masyarakat Indonesia. Maka dari itu, masyarakat Indonesia sangat dianjurkan untuk terus mengeksplor buku bacaan dan harus berani keluar dari zona nyaman. Semakin bervariasi jenis dan genre buku yang dibaca, maka akan semakin bervariasi pula pengetahuan dan informasi yang didapatkan. Setelah melakukan aktivitas literasi, masyarakat Indonesia harus mampu mengimplementasikan hal-hal yang didapatkan selama aktivitas tersebut.

Pendirian perpustakaan yang ramah usia

Generasi zilenial dituntut untuk selalu inovatif dan kreatif dalam berbagai hal, salah satunya dengan menciptakan kampung literasi di daerah sekitar tempat tinggal. Tentunya kampung literasi yang akan didirikan harus dilengkapi dengan fasilitas perpustakaan yang ramah usia. Sehingga perpustakaan tersebut dapat dimanfaatkan oleh semua jenis kalangan usia. Selain itu, generasi zilenial juga harus menciptakan fasilitas perpustakaan daring. Hal itu untuk mengatasi masyarakat sekitar yang enggan pergi ke perpustakaan. Sehingga perpustakaan daring dapat membantu dan mempermudah masyarakat sekitar dalam mengakses buku bacaan dari kapanpun dan di manapun.

Harapannya, upaya-upaya yang ditawarkan dapat membantu Indonesia untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas literasi masyarakat di Indonesia.  Selain itu juga diharapkan, aktivitas literasi dijadikan sebagai sebuah kebiasaan yang membudaya dalam diri setiap orang. Sebab untuk menjadikan Indonesia sebagai negara berkelas, tidak hanya membutuhkan masyarakat yang cerdas tapi juga membutuhkan bantuan dan dorongan dari masyarakat Indonesia dengan memiliki literasi yang berkualitas. Agar Indonesia lagi tidak dipandang sebelah mata oleh negara lain. (Wahyu Dian Andriana, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Surabaya)

 

Ketua Majelis Masyayikh, KH Abdul Ghaffar Rozin

Majelis Masyayikh Kuatkan Identitas Pendidikan Pesantren melalui Sistem Penjaminan Mutu

Majelis Masyayikh menggelar Bimbingan Teknis Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Formal Pesantren Pendidikan Diniyah Formal (PDF).

img_title
VIVA.co.id
25 November 2024
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.