Pentingnya Keterampilan Negosiasi dan Lobi pada Perusahaan

Lobi dan negosiasi pada perusahaan
Sumber :
  • vstory

VIVA – Sebuah perusahaan yang sukses memerlukan kontribusi dari public relation (PR) atau humas. Tugasnya adalah melakukan pendekatan, memahami segala keperluan yang harus dilaksanakan oleh perusahaan kepada masyarakat.

Juga seorang public relation wajib memiliki keterampilan dalam lobi dan negosiasi untuk kesuksesan perusahaan.

Public relation berperan sebagai komunikator perusahaan, maka Anda harus memiliki ide yang kreatif, mempunyai kemampuan menyusun program PR, menyampaikan pesan dari perusahaan ke masyarakat, serta menyelesaikan masalah secara inovatif. Dilaksanakannya dapat melalaui secara langsung ataupun tidak langsung.

Tujuan PR melakukan lobi adalah untuk menciptakan hubungan dengan berbagai pihak yang memiliki pengaruh di berbagai bidang kehidupan, mempengaruhi dan menyakinkan pihak-pihak yang terkait yang sesuai dengan kepentingan, menempatkan posisi tawar-menawar pada tempat yang menguntungkan namun tidak merugikan pihak lainnya.

Lobi adalah suatu upaya pendekatan yang dilakukan oleh satu pihak yang memiliki kepentingan tertentu untuk memperoleh dukungan dari pihak lain yang memiliki pengaruh atau kewenangan dalam upaya pencapaian tujuan yang ingin dicapai.

Sedangkan, menurut A.B. Susanto, melobi pada dasarnya merupakan usaha yang dilaksanakan untuk mempengaruhi pihak-pihak yang menjadi sasaran agar terbentuk sudut pandang positif terhadap topik lobi.

Kegiatan-kegiatan lobi menurut  Grunig dan Hunt (1984)

  • Membangun koaslisasi dengan organisasi-organisasi lain.
  • Mengumpulkan informasi dan mempersiapkan laporan,
  • Melakukan kontak dengan individu-individu yang berpengaruh,
  • Mempersiapkan pengamat dan pembicara ahli
  • Memusatkan debat pada isi kunci, fakta dan bukti yang mendukung posisi organisasi
  • Mempengaruhi keputusan atau kebijakan pihak lain.
  • Beberapa pihak yang dijadikan sebagai sasaran lobi:
  • Golongan masyarakat yang disebut kalangan kosmopolit adalah orang yang memiliki wawasan dan pengetahuan yang cukup luas sehingga tidak diragukan kemampuan ataupun kecakapannya.
  • Anggota organisasi yang memiliki kontak paling penting dengan pihak legislatif, eksekutif dan yudikatif.
  • Tokoh masyarakat yang sudah dikenal kredibilitasnya, integritas, reputasinya, tokoh LSM dan individu-individu berpengaruh lainnya.
  • Kalangan jurnalis (wartawan dan redaktur) yang memiliki networking dan jaringan yang cukup luas serta memiliki power untuk beropini.
  • Pejabat tinggi negara seperti anggota legislatif, eksekutif dan yudikatif yang keputusan-keputusannya dapat mengubah segalanya baik dalam bidang politik, hukum, perundang-undangan, sosial ekonomi dan sebagainya.

Persiapan yang diperlukan saat melobi harus memahami prinsip-prinsip kegiatan lobi, mengenali sasaran lobi, memahami prinsip-prinsip membangun kepercayaan antar sasaran lobi terhadap Anda, memberikan gambaran manfaat yang diperoleh apabila mendukung permintaan, mersiapkan berbagai fasilitas pendukung (waktu, tempat dan acara).

Cara untuk menetapkan strategi lobi yang efektif:

1.  Urutan Prioritas

Siapa yang dilobi akan mementukan waktu dan tempat lobi. Terkait dengan :

  • Posisi jabatan, kewenangannya dalam memutuskan.
  • Situasi psikologis dan sosiografis yang akan dibangun maupun yang disiapkan.
  • Anggaran yang disediakan.
  • Waktu dan tempat.
  •  Kedalaman pesan, fakta dan data yang harus dan memungkinkan diberikan saat itu.

2. Menyiapkan Argumen

Sebuah lobi yang berhasil adalah lobi yang didasari dengan pendekatan yang baik. Namun lobi yang mampu membantu dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan tidaklah semudah itu. Harus melengkapi kegiatan lobi berdasarkan informasi dan data statistik yang dibutuhkan untuk meyakinkan pihak yang dijadikan sasaran lobi.

3. Merumuskan Ide dan Usulan

  • Bagaimana agar menjadikan ide seolah-olah dari mereka.
  • Ide anda mendukung ide-ide sasaran lobi.
  • Ide-ide anda seolah meringankan tugas mereka.
  • Ide anda tersebut memberikan manfaat yang besar untuk masyarakat.

Public relation wajib memiliki kemampuan negoisasi. Negosiasi adalah komunikasi timbal balik yang dirancang untuk mencapai tujuan bersama (win win solution).

Sedangkan berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Negosiasi adalah proses tawar menawar dengan jalan berunding untuk memberi ataui menerima guna mencapai kesepakatan antar satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak (kelompok atau organisasi) yang lain serta penyelesaian sengketa secara damai melalui perundingan antara pihak yang bersangkutan.

Tahap-tahap Negosiasi

  • Persiapan : menentukan dengan jelas hal yang ingin dicapai dalam bernegosiasi serta memperoleh informasi sebanyak mungkin mengenai siapa, kekuatan, kelemahan, serta kepentingannya apa.
  • Pembukaan : terdapat tiga sikap yang perlu dikembangkan untuk mengawali negosiasi yaitu menyenangkan, tegas, serta teguh dalam pendirian.  
  • Memulai proses negosiasi : menunggu waktu yang tepat bagi kedua pihak dalam memulai pembicaraan mengenai materi pokok negosiasi, menyampaikan pokok-pokok keinginan ataupun tuntutan pihak dengan jelas, menekankan bahwa perusahaan menginginkan suatu kesepakatan dengannya, menyediakan ruang untuk tawar-menawar dalam negosiasi (jangan hanya pilihan ya atau tidak), menyampaikan dengan jelas bahwa apa yang mereka berikan sebagai kompensasi dari apa yang akan kita berikan, mendengarkan secara efektif apa yang ditawarkan atau yang menjadi tuntutan dari pihak lain.
  •  

Strategi yang diperlukan dalam bernegosiasi

1. Strategi win-win solution

Strategi yang menguntungkan bagi kedua belah pihak. Strategi ini dikenal sebagai integrative negotiation.

2. Strategi win-lose solution

Strategi yang hanya menguntungkan bagi pihak satu dan merugikan pihak lainnya.

3. Strategi lose-lose solution

Strategi yang merugikan kedua belah pihak karena kegagalan dalam pemilihan strategi yang tepat dalam bernegosiasi. Akibatnya tidak mendapatkan hasil yang diharapkan.

Kapan diperlukannya upaya negosiasi? Upaya negosiasi diperlukan ketika tidak mempunyai kekuasaan untuk memaksakan suatu hasil yang diinginkan, terjadi konflik antar pihak yang masing-masing pihak tidak mempunyai cukup kekuatan atau kekuasaan yang terbatas untuk menyelesaikan secara sepihak, keberhasilan kita dipengaruhi oleh kekuasaan atau otoritas dari pihak lain, tidak mempunyai pilihan yang lebih baik untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi atau mendapatkan sesuatu yang diinginkan.

Beberapa taktik dalam bernegosiasi

1.      Menyampaikan gagasan atau ide

a.       Taktik mengulang yaitu pembicara dalam menyampaikan argumentasi dilakukan secara berulang-ulang dengan kalimat yang berbeda. Namun pada intinya isinya sama.

Contoh: “Saya tekankan lagi, betapa pentingnya … “

b.      Taktik memotong yaitu ketika pembicara berbicara terlalu banyak hingga melebihi waktu yang disediakan, maka akan langsung dipotong dengan alasan tertentu.

Contoh: “Maaf sekarang giliran saya untuk berbicara.”

c.       Taktik mengagetkan yaitu ketika ada lawan berbicara yang pernyataan negative. Dengan cara memberikan jawaban dari sudut pandang tak terduga.

Contoh: “Keberatan itu bisa dipahami, tetapi cobalah untuk mengerti bahwa …”

d.      Taktik berterima kasih yaitu digunakan jika ada informasi yang datang, meskipun informasi itu kurang menyenangkan.  

Contoh: “Terima kasih telah menyampaikan informasi.”

2.      Menyanggah gagasan atau ide

a.       Taktik provokasi yaitu menyampaikan pertanyaan yang langsung menyerang lawan agar berbicara secara terus terang.

Contoh: “Anda kelihatan ragu-ragu, sedikitpun saya tidak percaya.”

b.      Taktik mengelak yaitu pembicara mengemukakan pendapat pakar yang sejalan dengan pendapat pembicara.

Contoh: “Begawan ekonomi kita, Sumitro, pernah mengatakan seperti yang saya katakana itu.”

c.       Taktik membiarkan yaitu membiarkan lawan menyampaikan pendapatnya sampai selesai.

Contoh: “Gagasan yang bagus. Saya juga punya gagasan yang tak kalah bagusnya. Ini dapat dipertimbangkan lagi.”

d.      Taktik menunda yaitu digunakan pembicara disaat argumentasi pembicara kurang akurat sehingga posisinya tersudut.

Contoh: “Anda jangan tergesa-gesa, nanti pasti akan saya sampaikan dan akan saya uraikan.”

e.       Taktik bertanya balik yaitu untuk mengingatkan lawab bicara bahwa yang dilakukan salah.

Contoh: “Benarkan anda bertanya seperti ini?”

3.      Meyakinkan pendapat

SYL Mengaku Jadi Korban Framing Opini: Seolah-olah Saya Manusia Rakus dan Maruk

a.       Taktik sugesti yaitu bertujuan agar lawan bicara mudah menerima pendapat.

Contoh: “Program ini sangat bermandaat untuk Pendidikan …”

Rumor Dimas Drajad Gabung ke Persib Bandung Makin Panas

b.      Taktik kompromi yaitu ketika menghadapi situasi yang sulit mencapai kesepakatan.

Contoh: “Pendapat kami tak jauh berbeda dengan apa yang diperkirakan.”

Dampak Positif Boikot Produk Israel terhadap UMKM

c.       Taktik konsensus yaitu menyampaikan rangkuman pendapat yang sudah disetujui oleh lawan bicara untuk menuruti kemauan pembicara.

Contoh: “Sebenarnya, kita telah menemukan titik temu tentang …”

d.      Taktik melebih-lebihkan yaitu penyataan ekstrim lawan sengaja kita lebih-lebihkan sehingga lawan menarik kembali pernyataan yang diucapkan.

Contoh: “Berarti Saudara ingin mengatakan bahwa semua produk ini tak bermanfaat bagi Kesehatan manusia.”

Adanya strategi lobi dan negosiasi yang baik dan benar dapat membantu menyelesaikan permasalahan sehingga mendapatkan suatu kesepakatan yang menguntungkan bagi perusahaan untuk meningkatkan dan mengembangkan bisnisnya serta menjalin kerjasama untuk jangka waktu yang panjang dimasa mendatang. Hal inilah yang menjadi salah satu peluang kesuksesan bagi perusahaan. (Annisa Nur Azizah, Mahasiswa Universitas Pamulang)

&More, lobi di Sheraton Bali Kuta Resort.

Cuma dari Lobi Bisa Melepas Penat, Kok Bisa?

Lobi biasanya hanya difungsikan sebagai ruang tunggu dengan tempat duduk di sekitarnya. Tapi, berbeda dengan lobi berikut ini yang bisa dijadikan tempat melepas penat.

img_title
VIVA.co.id
4 Desember 2024
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.