Mahasiswa KKN Undip Sosialisasikan Zero Food Waste di Masyarakat

Mahasiswa KKN Undip yang sedang memberikan sosialisasi ke masyarakat warga Jatingaleh, Semarang.
Sumber :
  • vstory

Semarang - Universitas Diponegoro (Undip) Semarang secara resmi menerjunkan KKN Tim II periode 2021 pada 1 Juli 2021. Dengan mengusung tema "Sinergi Perguruan Tinggi dalam Pemberdayaan Masyarakat di tengah Pandemi Covid-19 Berbasis Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)".

Berani Berinovasi dan Menginspirasi Dunia, Ini Peran Pemuda dalam Transformasi Pangan

Muhammad Faqih (21) seorang mahasiswa Hubungan Internasional Undip, melaksanakan program tentang kampanye Zero Food Waste di masyarakat Jatingaleh, Semarang.

Kampanye ini bertujuan untuk mengajak masyarakat lebih aware terhadap isu global dan juga lingkungan.

Pesan Rektor IBI Kesatuan Bogor saat Wisuda Periode 2023-2024 dengan 671 Wisudawan

Sumber Foto : Bappenas

Sumber Foto : Bappenas.go.id

Mahasiswa Prihatin Proses Pilkada di Banten Kental Politisasi Hukum

Tentang SDGs

Sustainable Development Goals atau yang disingkat menjadi SDGs merupakan kesepakatan 193 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang ditetapkan pada tahun 2015 yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat global termasuk Indonesia.

Oleh karenanya SDGs sebagai agenda pembangunan global sungguh sejalan dengan RPJMN dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari agenda pembangunan nasional.

SDGs memiliki 17 pokok pembangunan yang akan dicapai hingga tahun 2030. Salah satunya ialah Tujuan Pokok Nomor 2 yaitu Zero Hunger atau tidak ada lagi kelaparan dunia sesuai dengan target pembangunannya di tahun 2030. Kelaparan menjadi isu global yang semenjak dulu ada terutama di negara-negara seperti Afrika dan juga negara berkonflik atau perang.

Hal tersebut bukan berarti di Indonesia tidak ada kelaparan atau gizi buruk. Dari data Indeks Kelaparan Global 2019, Indonesia berada di peringkat 70 dan berada di angka 19,1 atau moderat yang artinya masih ada masyarakat Indonesia yang menderita kelaparan atau gizi buruk terutama bagi balita. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) 2019, kasus gizi buruk di Indonesia masih ada dan terutama terjadi pada anak-anak.

Mengenal Zero Food Waste untuk menciptakan masyarakat yang bijak dalam memanfaatkan makanan.

Apa itu Zero Food Waste? Zero Food Waste adalah gerakan untuk tidak membuang-buang makanan, kampanye ini bertujuan agar kita dapat memanfaatkan makanan dengan lebih bijak.

Terkadang kita berpikir bahwasanya menyimpan atau membeli makanan dengan lebih itu menguntungkan, tetapi sering kali makanan tersebut basi atau kadaluwarsa yang berakhir dibuang begitu saja, terlebih tidak adanya daur ulang sampah yang memadai.

Sikap konsumtif terhadap makanan sering kali kita lakukan tanpa kita sadari, hal tersebut dapat menyebabkan sampah makanan semakin menumpuk. Indonesia merupakan negara ke-2 yang membuang sampah makanan terbanyak kedua di dunia setelah Arab Saudi.

Dari data The Economist Intelligence Unit (EIU) mengenai sampah makanan dunia, setiap orang di Indonesia membuang 300kg sampah makanan. Padahal, masih banyak masyarakat yang menderita kelaparan atau gizi buruk. Oleh karena itu kita harus bijak di dalam mengolah makanan yang kita makan agar tidak terbuang sia-sia. Seperti makan atau belanja kebutuhan secukupnya, makan di restoran dengan bijak, jika tidak habis bisa kita bawa pulang, dan hal kecil lainnya.

Dampak negatif dari sampah makanan yang terbuang.

Sampah makanan sisa yang menumpuk memiliki dampak negatif, antaranya :

  1. Proses pembusukan sampah organik dengan konsentrasi sampah non-organik yang tinggi akan melepaskan gas metana atau CH4 yang disinyalir 25 kali lebih berbahaya dari karbon dioksida (IPCC 2007).
  2. Menghasilkan Gas Rumah Kaca (GRK) yang dapat menyebabkan perubahan iklim bagi bumi. Perubahan iklim tidak hanya merugikan flora dan fauna saja, tetapi manusia juga dapat terkena imbas yang besar.
  3. Mencemari lingkungan, baik tanah atau air.
  4. Menjadi sumber penyakit.

Apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi sampah makanan?

  1. Membiasakan diri untuk menghabiskan makanan yang kita makan. Dengan menghabiskan makanan yang ada di piring kita, kita turut andil dalam mengurangi sampah makanan.
  2. Cermat berbelanja. Tidak berlaku boros atau konsumtif dalam membeli atau menyetok makanan agar tidak terbuang.
  3. Membagikan makanan kepada orang lain. Apabila kita rasa makanan kita berlebih, kita dapat membagikan kepada orang lain, seperti orang yang membutuhkan atau donasi-donasi makanan yang tersedia.
  4. Bijak dalam mengolah sumber pangan, untuk menyelamatkan bumi dari sampah makanan yang dapat menyebabkan perubahan iklim yang berdampak pada bumi.
  5. Mensyukuri atas makanan yang kita punya sehingga tidak mubazir dalam hal makanan.
  6. Memanfaatkan sampah makanan menjadi pupuk kompos.

Mensosialisasikan Program kepada Masyarakat

Mahasiswa yang melakukan sosialisasi kepada warga setempat Kelurahan Jatingaleh.

Mahasiswa yang melakukan sosialisasi kepada warga setempat Kelurahan Jatingaleh.

Mahasiswa KKN Undip Tim II periode 2021, melaksanakan program sosialisasi ini secara door to door atau rumah ke rumah. Mahasiswa memberikan sosialisasi dengan resume singkat serta memberikan gambaran umum tentang program yang disosialisasikan terkait dampak negatif sampah makanan serta manfaat dari Zero Food Waste ini seperti yang telah dibahas di atas.

Nah, begitulah sekiranya tentang informasi singkat mengenai Zero Food Waste yang dilakukan oleh mahasiswa KKN Undip. Jika kamu sudah membaca, yuk lakukan. Perubahan besar selalu dimulai dari perubahan kecil. Bersama kita menjaga bumi untuk masa depan generasi bangsa. (Penulis: Muhammad Faqihuzzahida, Mahasiswa Hubungan Internasional Undip)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.