Perubahan Perilaku Konsumen di Masa Pandemi

Perubahan Perilaku Konsumen di Masa Pandemi
Sumber :
  • vstory

VIVA – Saat ini dunia sedang mengalami krisis yang disebabkan oleh pandemi corona. Virus yang memiliki nama lain COVID-19 ini pun berhasil merubah perilaku masyarakat. Seperti contoh social distancing, misalnya yang memengaruhi perubahan perilaku konsumen di masa pandemi Corona.

Rupiah Dibuka Melemah Meski Keyakinan Konsumen Naik di November 2024

Apa itu Perilaku Konsumen?

Perilaku konsumen sendiri memiliki arti sebagai proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.

Sebulan Prabowo Jabat Presiden, Keyakinan Konsumen Mulai Meningkat

Konsumen saat terjadi pandemi akan cenderung mengabaikan harga dan lebih memperhatikan nilai. Hal ini dapat diartikan ganda. Pertama adalah korelasi dengan teori permintaan dimana semakin sedikit barang maka semakin tinggi harga yang diberikan.

Konsumen pun akan cenderung menanggalkan persepsi harganya. Contoh perubahan perilaku konsumen di masa pandemi: mass buying produk sanitasi dan suplai makanan yang ludes dalam beberapa jam. Kedua, konsumen sebisa mungkin menahan uangnya dan akan membeli barang yang dianggapnya memiliki nilai yang sangat penting.

Dari AI hingga Privasi: 5 Tren Konsumen yang Akan Mendominasi 2025

Contoh: Orang akan cenderung menahan untuk mengkonsumsi produk komplementer seperti, paket liburan, handphone, atau barang-barang hobi.

Contoh Perubahan Perilaku Konsumen di Masa Pandemi

Berikut adalah beberapa contoh perubahan perilaku konsumen terutama di masa pandemi:

Konsumsi akan Lebih Berfokus pada Nilai

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, konsumen akan lebih berfokus pada produk-produk yang memiliki nilai bagi kehidupannya.

Konsumen akan cenderung mengenyampingkan ego atau hedonisme mereka. Produk-produk kebutuhan sanitasi, seperti tisu, sabun, atau pencuci barang akan menjadi barang yang mulai disasar oleh konsumen baik saat atau pasca-krisis.

Selain itu, produk kesehatan seperti makanan sehat, suplemen, atau minuman-minuman kaya gizi seperti jelly atau susu juga akan menjadi hal yang paling dicari oleh konsumen. Nilai yang dianut konsumen juga bukan hanya nilai fisik, namun nilai-nilai intangible seperti pengetahuan. Terlebih orang-orang menyadari akan skill advancement pasca-krisis dimana persaingan kerja akan semakin ketat.

Produk-produk seperti buku, kursus online, atau kelas singkat online juga menjadi peluang bagi Anda.

Konsumen Akan Membangun Kembali Awareness

Contoh perubahan perilaku konsumen di masa pandemi selanjutnya adalah, konsumen cenderung melupakan atau bahkan sudah tidak sadar akan keberadaan suatu brand.

Konsumen cenderung bertanya-tanya pada “bagaimana krisis ini akan berakhir?” daripada “Apakah produk Merek ABC baik-baik saja?”. Sebagai pelaku bisnis, Anda perlu mempersiapkan atau bahkan meningkatkan brand awareness saat dan pasca-pandemi.

Misalnya saja menerapkan sistem loyalty konsumen. Loyalty konsumen adalah metode berbelanja dimana konsumen akan mendapatkan keuntungan tertentu ketika telah membeli jumlah item yang ditentukan dalam periode tertentu. Loyalty konsumen perlahan-lahan dapat membangkitkan brand awareness Anda kepada konsumen.

Kedua, Sebagai pelaku bisnis Anda dapat mengandalkan social responsibility untuk membangun simpati dan keterlibatan konsumen Anda. Kegiatan yang dilakukan dapat seperti mengadakan amal secara mandiri atau kolaboratif.

Ketiga, Anda dapat membangun kampanye pasca-pandemi. Misalnya mempersiapkan fitur baru pada produk Anda, resep dan menu baru pada menu makanan restoran Anda, dan hal-hal lainnya yang dapat meningkatkan awareness konsumen pada brand Anda.

Konsumen Online Kini Bukan Hanya Generasi Millennial

Pada awalnya, konsumen online didominasi oleh generasi-generasi millennial. Industri yang konsumennya memang untuk generasi millennial sudah sejak lama mengandalkan e-commerce sebagai sarana transaksi jual-beli.

Namun bagaimana dengan perusahaan yang menyasar pada konsumen yang lebih tua? Konsumen online pada saat dan pasca-pandemi juga akan didominasi oleh generasi boomer, satu tingkat diatas generasi X.

Pada pasca-pandemi nanti atau bahkan saat pandemi, perusahaan harus lebih peka terhadap generasi tertua ini dan mampu menyasar pada semua kalangan baik dari segi diferensiasi produk dan kampanye.

Contoh perilaku perubahan konsumen dari generasi berbeda ini harus diperhatikan bagi perusahaan.

Bangkitnya Tren Group Buying

Pada awal tahun 2010-an, group buying sempat populer di seluruh negara tidak terlepas di Indonesia. Namun pada pertengahan tahun 2010-an, tren ini seakan seperti kertas yang terhempas angin. Tiba-tiba hilang di Indonesia. Namun di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat, tren group buying atau pembelian kolektif masih bertahan hingga saat ini.

Group buying sendiri adalah pembelian kolektif dari beberapa pembeli untuk mengaktifkan diskon yang menjadi contoh perubahan perilaku konsumen di masa pandemi selanjutnya. Karena kecenderungan orang sulit untuk mengeluarkan uang lebih saat pandemi, orang-orang akan bekerjasama untuk membeli barang tertentu untuk mendapatkan potongan harga.

Itulah contoh perubahan perilaku konsumen saat dan pasca-pandemi Corona. Mengetahui perubahan perilaku termasuk langkah strategis yang harus dibuat oleh perusahaan dalam menghadapi krisis.

Ilustrasi Ganti Oli Motor.

Kisah Pedagang Sayur Dapat PCX 160 Usai Rutin Pakai Oli Ini Selama 25 Tahun

Federal Oil yang merupakan lini merek dari PT ExxonMobil Lubricants Indonesia (PT EMLI) memberikan berbagai hadiah kepada konsumen loyalnya.

img_title
VIVA.co.id
14 Desember 2024
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.