8 Karakteristik Perilaku Konsumen dalam Belanja Online
- vstory
VIVA – Adanya pandemi Covid-19 sejak tahun lalu membuat banyak perubahan. Perubahan yang terlihat jelas yaitu pada perilaku konsumen. Mengapa hal ini terjadi? Hal ini terjadi karena adanya keterbatasan masyarakat dalam melakukan kegiatan.
Pemerintah juga telah memberlakukan social distancing sejak tahun lalu, dimana masyarakat harus menjaga jarak dan tidak boleh berkerumun agar tidak terjadi penyebaran virus yang lebih luas lagi. Adanya social distancing ini membuat pusat perbelanjaan dan tempat rekreasi dihentikan pengoperasiannya sementara waktu.
Covid-19 telah memaksa terjadinya perubahan perilaku konsumen. Adanya gaya hidup, preferensi, dan prioritas, mau tidak mau konsumen harus membuat pola pengambilan keputusan pembelian yang baru.
Konsumen harus mulai berpikir bagaimana caranya membeli kebutuhan rumah tangga tanpa harus keluar rumah? Bagaimana caranya tetap menikmati akhir pekan dengan seru? Untuk menjawab permasalahan tersebut, konsumen tetap bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga dengan berbelanja online.
Pandemi Covid-19 ini mengubah kebiasaan konsumen menjadi serba online. Ada beberapa orang yang sudah terbiasa dengan berbelanja online ada juga yang tidak.
Sekarang masyarakat sudah mulai terbiasa dengan berbelanja online. Ada beberapa karakteristik pembelanja online yang dibagi menjadi delapan segmen pembelanja online berdasarkan sikap, pengalaman, dan perilaku.
Yuk bahas satu persatu…
Karakteristik yang pertama, Shopping Lovers.
Dalam segmen ini adalah mereka yang senang berbelanja online. Mereka mahir dalam mengoperasikan komputer dan internet sehingga sering melakukan pembelian secara online dan mereka juga akan terus melanjutkan kebiasaan berbelanja online. Selain itu, mereka juga senang menceritakan pengalaman belanja online mereka kepada orang lain.
Yang kedua, Adventurous Explorers.
Dalam segmen ini adalah mereka yang membutuhkan perhatian khusus dari vendor internet karena orang-orang dalam segmen ini percaya bahwa belanja online itu menyenangkan. Bagi retailer, orang-orang dalam segmen ini bisa menjadi pemimpin opini untuk semua hal secara online, mereka juga bisa menjadi pembangun komunitas online, dan pendukung belanja online.
Ketiga, Suspicious Learners.
Dalam segmen ini adalah mereka yang kurang mahir dalam mengoperasikan komputer dan internet sehingga mereka enggan untuk melakukan belanja online. Tetapi orang-orang yang berada di segmen ini terbuka untuk mempelajari sesuatu yang baru. Maka, mereka yang berada di segmen ini perlu bimbingan dalam mengoperasikan komputer dan internet.
Keempat, Business Users.
Pada segmen ini mereka orang-orang yang terbiasa dengan situs belanja online dan internet karena mereka menggunakan internet untuk tujuan bisnis. Mereka tidak menganggap belanja online adalah sesuatu yang baru.
Kelima, Fearful Browsers.
Dalam segmen ini adalah orang-orang yang cakap dalam mengoperasikan komputer dan internet. Mereka juga menghabiskan banyak waktu untuk membuka situs belanja online. Orang-orang yang berada di segmen ini bisa menjadi kelompok pembeli yang sangat signifikan apabila hal-hal yang membuat mereka takut dapat tertangani.
Keenam, Shopping Avoiders.
Orang-orang yang berada di segmen ini adalah mereka yang memiliki cukup uang untuk melakukan belanja online, tetapi mereka tidak suka menunggu barang itu dikirim terlebih dahulu, dan mereka lebih suka melihat barang secara langsung sebelum membeli.
Ketujuh, Technology Muddlers.
Orang yang berada di segmen ini adalah mereka yang memiliki rintangan besar dalam menggunakan komputer dan internet, sehingga mereka tidak terlalu suka menggunakan komputer dan internet. Kalaupun menggunakan, mereka hanya menghabiskan waktu sedikit dalam menggunakan komputer dan internet karena mereka tidak terlalu nyaman dengan hal itu.
Dan yang terakhir, Fun Seekers.
Dalam segmen ini mereka yang memiliki harta yang rendah dan pendidikan yang rendah. Mereka tahu apa itu internet, tetapi mereka takut untuk melakukan pembelian secara online. Meskipun masalah keamanan dan privasi dapat tertangani, daya beli dari segmen ini tetap rendah.
Itu dia beberapa karakteristik pembelanja online. Dari karakteristik-karakteristik yang telah di sebutkan, kamu termasuk yang mana nih?
(Penulis: Amanda Syakhina Maharani/ Mahasiswa Program Studi Manajemen, FEB, Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto)