Filsafat Ilmu Pendidilkan

Ilustrasi filsafat pendidikan
Sumber :
  • vstory

VIVAFilsafat ilmu yaitu sebuah tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini yang dibandingkan dengan pendapat-pendapat terdahulu yang telah dibuktikan Robert Ackermann.

Filsafat ilmu itu mempertanyakan dan menilai metode-metode pemikiran ilmiah, serta menetapkan nilai dan usaha ilmiah sebagai suatu keseluruhan oleh Lewis White Beck. Filsafat ilmu merupakan cabang pengetahuan filsafati yang menelaah sistematis mengenai sifat dasar ilmu, metode-metodenya, konsep-konsepnya, dan praanggapan-praanggapannya, serta letaknya dalam kerangka umum dari cabang pengetahuan intelektual oleh Cornelius Benjamin. Berdasarkan tujuan filsafat dan implikasi untuk mempelajari filsafat ilmu.

Bagi seseorang yang mempelajari filsafat ilmu diperlukan pengetahuan dasar yang memadai tentang ilmu, baik ilmu alam maupun ilmu sosial, supaya para ilmuan memiliki landasan berpijak yang kuat, demikian pula seorang ahli ilmu kealaman perlu memahami dan mengetahui secara garis besar tentang ilmu sosial. Sehingga antara ilmu yang satu antara lainnya saling menyapa, bahkan dimungkinkan terjalinnya kerja sama yang harmonis memecahkan persoalan-persoalan kemanusiaan.

PEMBAHASAN

Filsafat dan ilmu yang dikenal didunia Barat berasal dari zaman Yunani Kuno. Pada zaman itu keduanya termasuk dalam pengertian episteme. Kata philosophia merupakan suatu kata padanan dan episteme. Istilah lain dari filsafat ilmu adalah theory of science (teori ilmu), meta science (adi-ilmu), science of science (ilmu tentang ilmu).

The Liang Gie mendefinisikan bahwa filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi kehidupan manusia.

Filsafat ilmu dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

1.      Filsafat ilmu dalam arti luas

Yaitu menampung permasalahan yang menyangkut berbagai hubungan luar dari kegiatan ilmiah

2.      Filsafat ilmu dalam arti sempit

Yaitu menampung permasalahan yang bersangkutan dengan hubungan kedalam yang terdapat dalam ilmu yaitu pengetahuan ilmiah dan cara-cara mengusahakan serta mencapai pengetahuan ilmiah. Mohammad Adib, Filsafat Ilmu ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011)

Filsafat ilmu adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini yang dibandingkan dengan pendapat-pendapat terdahulu yang telah dibuktikan Robert Ackermann.

Filsafat ilmu itu mempertanyakan dan menilai metode-metode pemikiran ilmiah, serta menetapkan nilai dan usaha ilmiah sebagai suatu keseluruhan oleh Lewis White Beck). Filsafat ilmu merupakan cabang pengetahuan filsafati yang menelaah sistematis mengenai sifat dasar ilmu, metode-metodenya, konsep-konsepnya, dan praanggapan-praanggapannya, serta letaknya dalam kerangka umum dari cabang pengetahuan intelektual oleh Cornelius Benjamin.Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, (Jakarta : Rajawali Pers, 2010), 

A.      Struktur Ilmu

Jika dalam suatu organisasi, struktur merupakan organ/perangkat dari organisasi tersebut yang tentunya terkait dengan mekanisme kerjanya dan tujuan yang akan dicapai. Melalui sistem kerja yang masing-masing organisasi tentu memiliki kekhususan tersendiri.

Dalam proses operasionalnya tentu diperlukan koordinasi yang baik agar tautan dari perangkat satu dan yang lainnya tidak terputus. Seorang kepala sekolah dalam organisasi sekolah misalnya, sampai kepada para guru pemegang mata pelajaran bahkan sampai kepada penjaga sekolah, agar tujuan organisasi tersebut yaitu memintarkan, akan dapat tercapai jika mereka memiliki koordinasi yang baik.

Adapun dalam konsep ilmu, tentu mekanisme kerja yang ada dalam strukturnya memiliki sebuah kebenaran, benar menurut rasio, mendasar dan diakui secara umum.

Amicus Curiae Cuma Terakhir untuk Bentuk Opini dan Pengaruhi Hakim MK, Menurut Pengamat

Dan berangkat dari pemahaman sebuah struktur yang ada pada sebuah organisasi yang dalam hal ini memiliki kesamaan istilah yaitu Struktur dan kesamaan fungsinya sebagai mekanisme kerja, maka akan timbul sebuah perspektif khusus mengenai struktur yang ada dalam sistem ilmu.

Dalam bahasa Inggris, struktur adalah structure atau structura yang memiliki arti bangunan atau susunan. Dan sebutan untuk pandangan, filsafat atau gerakan filsafatnya disebut strukturalisme. Ditinjau dari fungsinya ia juga disebut sebagai sistem ilmu. Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik sebuah pengertian dari struktur ilmu yaitu “sebuah susunan yang terdiri dari komponen-komponen yang membatasi mekanisme pencarian sebuah kebenaran”.Ibid, h.10

Dikompori Agar Debat Lawan Hotman Paris, Rocky Gerung: Cincin Beliau Lebih Berkilau dari Otaknya

Ilmu sebagai produk merupakan suatu sistem pengetahuan yang di dalamnya berisi penjelasan-penjelasan tentang berbagai fenomena yang menjadi objek kajiannya. Dengan demikian ilmu terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan. Saling hubungan di antara berbagai komponen tersebut merupakan

  • Struktur Dari Pengetahuan Ilmiah.
Idrus Marham: Fakta atau Omon-Omon?

Menurut The Liang Gie sistem pengetahuan ilmiah mencakup lima kelompok unsur, yaitu : jenisjenis sasaran, bentuk-bentuk pernyataan, ragam-ragam proposisi, ciri-ciri pokok, dan pembagian sistematis.The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu (Yogyakarta : Liberty, 1991)

1.      Jenis-jenis Sasaran

Material  adalah fenomena di dunia ini yang menjadi bahan kajian ilmu, sedangkan objek formal adalah pusat perhatian ilmuwan dalam mengkaji objek material. Objek material suatu ilmu dapat dan boleh sama dengan objek material ilmu yang lain. Tetapi objek formalnya tidak akan sama.

Bila objek formarnya sama maka sebenarnya mereka merupakan ilmu yang sama tetapi diberi sebutan berbeda. Ada bermacam-macam fenomena yang ditelaah ilmu. Dari bermacam-macam fenomena tersebut The Liang Gie telah mengidentifikasi 6 macam fenomena yang menjadi objek material ilmu, yaitu : ide abstrak, benda fisik, jasad hidup, gejala rohani, peristiwa sosial dan proses tanda.

2.      Bentuk-bentuk Pernyataan

Berbagai fenomena yang dipelajari ilmu tersebut selanjutnya dijelaskan ilmu melalui pernyataan-pernyataan. Kumpulan pernyataan yang merupakan penjelasan ilmiah terdiri dari empat bentuk  menurut The Liang Gie, yaitu : deskripsi, preskripsi, eksposisi pola, dan rekonstruksi historis.

a.    Deskripsi

Deskripsi adalah pernyataan yang bersifat menggambarkan tentang bentuk, susunan, peranan, dan hal-hal rinci lainnya dari fenomena yang dipelajari ilmu. Pernyataan dengan bentuk deskripsi terdapat antara lain dalam ilmu anatomi dan geografi.

b.    Preskripsi

Preskripsi merupakan bentuk pernyataan yang bersifat preskriptif, yaitu berupa petunjuk-petunjuk atau ketentuanketentuan mengenai apa yang perlu berlangsung atau sebaiknya dilakukan berkenaan dengan ojkek formal ilmu. Preskripsi dapat dijumpai antara lain dalam ilmu pendidikan dan psikologi pendidikan.

c.    Eksposisi Pola

Bentuk ini merangkum pernyataan-pernyataan yang memaparkan pola-pola dalam sekumpulan sifat, ciri, kecenderungan, atau proses lainnya dari fenomena yang ditelaah. Pernyataan semacam ini dapat dijumpai antara lain pada antropologi.

d.   Rekonsturksi Historis

Rekonstruksi historis merupakan pernyataan yang berusaha menggambarkan atau menceritakan sesuatu secara kronologis. Pernyataan semacam ini terdapat pada historiografi dan paleontologi.

3.      Ragam-Ragam Proposisi

Selain bentuk-bentuk pernyataan seperti di atas, ilmu juga memiliki ragam-ragam proposisi, yaitu azas ilmiah, kaidah ilmiah, dan teori ilmiah. Ketiga ragam proposisi tersebut dijelaskan seperti berikut ini.

a.    Azas Ilmiah

Azas atau prinsip ilmiah adalah sebuah proposisi yang mengandung kebenaran umum berdasarkan faktafakta yang telah diamati.

b.    Kaidah ilmiah

Suatu kaidah atau hukum dalam pengetahuan ilmiah adalah sebuah proposisi yang mengungkapkan keajegan atau hubungan tertib yang dapat diuji kebenarannya .

c.    Teori ilmiah

Yang dimaksud dengan teori ilmiah adalah sekumpulan proposisi yang saling berkaitan secara logis berkenaan dengan penjelasan terhadap sejumlah fenomena. Teori ilmiah merupakan unsur yang sangat penting dalam ilmu. Bobot kualitas suatu ilmu terutama ditentukan oleh teori ilmiah yang dimilikinya. Pentingnya teori ilmiah dalam illmu dapat dijelaskan dari fungsi atau kegunaannya. Fungsi teori ilmiah adalah :

Sebagai kerangka pedoman, bagan sistematisasi, atau sistem acuan dalam menyususn data maupun pemikiran tentang data sehingga tercapai hubungan yang logis diantara aneka data.

-            Memberikan suatu skema atau rencana sementara mengenai medan yang semula belum dipetakan sehingga terdapat suatu orientasi.

-            Sebagai acuan dalam pengkajian suatu masalah.

-            Sebagai dasar dalam merumuskan kerangka teoritis penelitian

-            Sebagai dasar dalam merumuskan hipotesis

-            Sebagai informasi untuk menetapkan cara pengujian hipotesis.

-            Untuk mendapatkan informasi histories dan perspektif permasalahan yang akan diteliti.

-            Memperkaya ide-ide baru.

-            Untuk mengetahui siapa saja peneliti lain dan pengguna di bidang yang sama.

4.      Ciri-ciri Pokok Ilmu

Ilmu merupakan pengetahuan yang memiliki karakteristik tertentu sehingga dapat dibedakan dengan pengetahuan-pengetahuan yang lain. Adapun ciri-ciri pokok ilmu adalah sebagi berikut:

a.    Sistematisasi

Sistematisasi memiliki arti bahwa pengetahuan ilmiah tersusun sebagai suatu sistem yang di dalamnya terdapat pernyataanpernyataan yang berhubungan secara fungsional.

b.    Keumuman (generality)

Ciri keumuman menunjuk pada kualitas pengetahuan ilmiah untuk merangkum berbagai fenomena yang senantiasa makin luas dengan penentuan konsep-konsep yang paling umum dalam pembahasannya.[6]

c.    Rasionalitas

Ciri rasionalitas berarti bahwa ilmu sebagai pengetahuan ilmiah bersumber pada pemikiran rasional yang mematuhi kaidahkaidah logika.

d.   Objektivitas

Ciri objektivitas ilmu menunjuk pada keharusan untuk bersikap objektif dalam mengkaji suatu kebenaran ilmiah tanpa melibatkan unsur emosi dan kesukaan atau kepentingan pribadi.

e.    Verifiabilitas

Verifiabilitas berarti bahwa pengetahuan ilmiah harus dapat diperiksa kebenarannya, diteliti kembali, atau diuji ulang oleh masyarakat ilmuwan.

f.     Komunalitas

Ciri komunalitas ilmu mengandung arti bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang menjadi milik umum (public knowledge). Itu berarti hasil penelitian yang kemudian menjadi khasanah dunia keilmuan tidak akan disimpan atau disembunyikan untuk kepentingan individu atau kelompok tertentu.

5.      Pembagian Sistematis

Pengetahuan ilmiah senantiasa mengalami perkembangan seiring dengan semakin banyaknya jumlah ilmuwan dan juga semakin luasnya peluang untuk melakukan penelitian. Perkembangan ilmu antara lain ditandai dengan lahirnya bermacam-macam aliran dan terutama cabang.

Untuk memudahkan memperoleh pemahaman mengenai bermacam-macam aliran dan cabang tersebut diperlukan pembagian sistematis. Gambaran tentang ilmu yang secara struktural terdiri dari jenis-jenis sasaran, bentuk-bentuk pernyataan, ragam-ragam proposisi, ciri-ciri pokok, dan pembagian sistematis sebagaimana dijelaskan di atas oleh The Liang Gie. [7]

B.       Objek Kajian Filsafat Ilmu

Filsafat ilmu sebagaimana halnya dengan bidang-bidang ilmu lainnya juga memiliki dua macam objek yaitu objek material dan objek formal.

1.      Objek Material Filsafat ilmu

Objek Material filsafat ilmu yaitu suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan atau hal yang di selidiki, di pandang atau di sorot oleh suatu disiplin ilmu yang mencakup apa saja baik hal-hal yang konkrit ataupun yang abstrak.

Menurut Dardiri bahwa objek material adalah segala sesuatu yang ada, baik yang ada dalam pikiran, ada dalam kenyataan maupun ada dalam kemungkinan. Segala sesuatu yang ada itu di bagi dua, yaitu :

a.         Ada yang bersifat umum, yakni ilmu yang menyelidiki tentang hal yang ada pada umumnya.

b.         Ada yang bersifat khusus yang terbagi dua yaitu ada secara mutlak dan tidak mutlak yang terdiri dari manusia dan alam.

2.      Objek Formal Filsafat Ilmu

Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek materialnya. Setiap ilmu pasti berbeda dalam objek formalnya. Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat ilmu pengetahuan yang artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatiannya terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan.

Seperti apa hakikat ilmu pengetahuan, bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah dan apa fungsi ilmu itu bagi manusia. Problem inilah yang di bicarakan dalam landasan pengembangan ilmu pengetahuan yakni landasan ontologis, epistemologis dan aksiologis.[8]

Kesimpulan

Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi kehidupan manusia.

Filsafat ilmu dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

1.      Filsafat ilmu dalam arti luas

Yaitu menampung permasalahan yang menyangkut berbagai hubungan luar dari kegiatan ilmiah

2.      Filsafat ilmu dalam arti sempit

Yaitu menampung permasalahan yang bersangkutan dengan hubungan kedalam yang terdapat dalam ilmu yaitu pengetahuan ilmiah dan cara-cara mengusahakan serta mencapai pengetahuan ilmiah

Struktur ilmu yaitu “sebuah susunan yang terdiri dari komponen-komponen yang membatasi mekanisme pencarian sebuah kebenaran.

Sistem  pengetahuan ilmiah mencakup lima kelompok unsur, yaitu : jenis-jenis sasaran, bentuk-bentuk pernyataan, ragam-ragam proposisi, ciri-ciri pokok, dan pembagian sistematis.

Objek kajian filsafat ilmu ada 2 yaitu objek material dan objek formal.

1.      Objek Material Filsafat ilmu

Objek Material filsafat ilmu yaitu suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan atau hal yang di selidiki, di pandang atau di sorot oleh suatu disiplin ilmu yang mencakup apa saja baik hal-hal yang konkrit ataupun yang abstrak.

2.      Objek Formal Filsafat Ilmu

Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek materialnya. Setiap ilmu pasti berbeda dalam objek formalnya. Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat ilmu pengetahuan yang artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatiannya terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan. (Penulis: Sanggita Purnama Sari dan Khuzaima Sirait, Mahasiswa Jurusan PAI, Fak Tarbiyah, IAIDU Asahan)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.