Mengenal Tradisi Uang Panai di Makassar Sulsel

Uang Panai (foto dok Nurterbit.com)
Sumber :
  • vstory

VIVA - Mengenal tradisi uang panai di Makassar Sulselpa itu "Uang Panai" dalam perkawinan etnis Bugis-Makassar? Kenapa menjadi "momok" bagi pemuda yang mau menikah? Saya akan mencoba membahas dalam tulisan berikut ini.

Penegak Hukum Diminta Bijak Ungkap Fakta di Luar Persidangan

Orang di luar Provinsi Sulawesi Selatan tentu asing dengan istilah ini. Uang Panai adalah kewajiban membawa uang bagi pria yang melamar seorang gadis, di luar mas kawin atau mahar. 

Uang Panai adalah tradisi suku Bugis-Makassar yang masih berlaku hingga sekarang. Yakni berupa pemberian bantuan uang belanja untuk biaya pesta calon mempelai wanita saat pria datang melamar.

Presentasi di Oxford Summer Courses, Verrell Bramasta Pukau Netizen

Uang Panai, sempat jadi topik pembicaraan, khususnya di kalangan remaja ABG Kota Makassar, Sulawesi Selatan dalam kurun waktu sebulan terakhir.

Itu karena kebetulan secara bersamaan sedang diputarnya sebuah film komedi situasi berjudul sama, “Uang Panai”. Di poster filmnya tertulis: Uang Panai Maha (R) L, di mana huruf “R” pada kata “mahar” disisipin huruf “L”. Dari “mahar” menjadi “mahal”. Sebuah fenomena sosial yang diangkat ke layar lebar.

Kasih LKPP 2023 WTP, BPK: Ekonomi dan Sosial RI Pasca-Pandemi Relatif Pulih

Uang Panai atau Doe’ Panai (dalam bahasa Makassar) atau Doe’ Paenre’ (dalam bahasa Bugis, berarti uang naik. Yakni sejumlah uang yang diberikan kepada calon mempelai wanita. Uang tersebut dimaksudkan untuk keperluan pesta pernikahan dan belanja pernikahan lainnya.

Dengan demikian, uang panai tidak termasuk mahar. Uang Panai termasuk uang adat yang terbilang wajib dengan jumlah yang disepakati oleh kedua belah pihak atau keluarga.

Sebagian pria Bugis-Makassar sedikit “ketakutan” soal uang panai ini, terutama yang ingin menikahi gadis pujaannya yang bersuku sama. Mengapa? Karena makin hari nominal uang panai semakin tinggi, puluhan juta, ratusan juta, bahkan miliaran.

Uang Panai Termahal

Omar Muhammad Sahar, sebenarnya bukanlah siapa-siapa. Melihat dari namanya, dia juga bukan Raja Arab, atau minimal masih kerabat Raja Salman yang kaya raya itu.

Omar adalah "Daeng Umar" (sapaan bagi orang Makassar), pria asal Gowa, salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan. Tidak ada yang istimewa. Sama saja dengan pria Makassar lainnya.

Namun "Si Daeng" tiba-tiba jadi terkenal dan fotonya sempat viral di media sosial. Itu karena prosesi lamaran atau tunangan yang dia lakukan. Betapa tidak, Omar meminang wanita Bugis bernama Aqilla Nadya. 

Kejadian yang juga menarik perhatian para netizen ini, terjadi di Kabupaten Soppeng Sulsel awal Februari 2020 silam.

Tidak tanggung-tanggung. Dia memberikan "Uang Panai" sebesar Rp 3 miliar saat melamar Aqila. 

Selain "Uang Panai 3 miliar, juga masih ada lagi penyerahan perhiasan berupa berlian serta satu unit rumah. 

Nah itulah keunikan tradisi Uang Panai di kalangan suku Bugis-Makassar. Keunikan tersebut menginspirasi saya menulis di blog pribadi saya nurterbit.com dengan judul : "Uang Panai di Makassar Kenapa Mahal?" (Nur Terbit).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.