Menulis Sampai Tua, Catatan Memperingati HPN 2021

Bersama Gubernur DKI Jakarta, R Soeprapto (dok Nur Terbit)
Sumber :
  • vstory

VIVA - Pada peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2021 pada 9 Februari di DKI Jakarta, saya ingin berbagi pengalaman sebagai wartawan yang tetap menulis sampai tua. Menulis apa saja.

Presentasi di Oxford Summer Courses, Verrell Bramasta Pukau Netizen

Ya, jadi "wartawan bangkotan" (tua, udzur, tuwir dan senior) itu, ternyata ada juga gunanya. Minimal sering jadi sumber referensi bagi wartawan muda soal dunia pers tempo doeloe. 

"Wartawan tua seperti om Nur Terbit ini, ibarat kitab suci. Penting gak penting. Mau dibaca, hurufnya sudah banyak yang luntur dan sobek tidak bisa terbaca lagi. Mau dibuang, takut kualat dan takut berdosa. Kitab koq dibuang? Hehe...," kata teman saya.

Kasih LKPP 2023 WTP, BPK: Ekonomi dan Sosial RI Pasca-Pandemi Relatif Pulih

Tapi bangga juga loh kalau wartawan muda, masih mau nanya ke wartawan tua.

"Om Nur dulu ngirim berita ke kantor pake apa, soalnya waktu om jadi reporter kan belum ada handpone, dan komputer? Yang ada baru mesin ketik untuk bikin berita, hanya ada telepon umum berkomunikasi ke kantor hehe..." 

SYL Mengaku Jadi Korban Framing Opini: Seolah-olah Saya Manusia Rakus dan Maruk

Artinya, peralatan ketika itu masih seadanya dan tidak canggih seperti sekarang, tapi kok tetap bisa menjalankan tugas dengan baik dan lancar sebagai wartawan...hehe...

Semua pengalaman jadoel dan kisah unik waktu meliput berita di lapangan itulah, kemudian saya tulis dan kumpulkan dalam buku "Wartawan Bangkotan". Termasuk bagaimana trik saya menembus narasumber.

Khusus buku "Wartawan Bangkotan", dilengkapi kata pengantar dari Syaifuddin Sayuti, M.Si, dosen, wartawan senior, mantan Jurnalis TV MNC Group.

Selain pengalaman berkesan dan unik, nah ada juga kisah lucu-lucu dan konyol saya selama menjadi "Wartawan Bangkotan". Terutama di media online dan media sosial.

Maka sekalian saja saya tuliskan humor tersebut dalam buku "Mati Ketawa Ala Netizen". Kedua buku ini diterbitkan Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) Desember 2020.

Kedua buku tersebut menurut saya, perlu dibaca dan dimilik oleh wartawan muda, kaum milenial, mahasiswa, akademisi, masyarakat umum yang mau tahu kehidupan pers: wartawan dan dunia jurnalis.

Alhamdulillah buku "Wartawan Bangkotan" dan "Mati Ketawa Ala Netizen" tersebut sudah naik cetak dan mulai "open pre order", alias sudah bisa dipesan dari sekarang. Bagi yang berminat, boleh japri saya via WA 08161369192 (Nur Terbit).

Emrus Sihombing, Direktur Eksekutif EmrusCorner (tangan menunjuk)

Penegak Hukum Diminta Bijak Ungkap Fakta di Luar Persidangan

Direktur Penuntutan Jampidsus Kejagung, Sutikno mengomentari kasaksian Sandra Dewi dalam sidang dugaan korupsi timah dengan terdakwa Harvey Moeis di salah satu televisi.

img_title
VIVA.co.id
11 Oktober 2024
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.