Perusahaan Farmasi dan Isu Pelicinnya
- vstory
VIVA – Obat-obatan adalah kebutuhan bagi segenap masyarakat dalam bernegara. Kepastian tentang kesehatan adalah hal mutlak yang perlu diselesaikan demi hajat sejuta rakyat. Perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan sudah banyak di Indonesia. Serta beragam jenis obat-obatan yang beredar di pasaran menegaskan bahwa obat-obatan adalah sebuah kebutuhan situasional.
Regulasi pemerintah tentang kesehatan sangat dipertimbangkan dengan matang agar memberikan rasa aman dan nyaman dalam mendapati hak kesehatan. Tentu di balik pemerintah memantau lajur distribusi obat-obatan untuk kesehatan masyarakat, ada saja segelintir kelompok memainkan peran untuk merugikan rakyat demi keuntungan.
Namun baru beredar kabar yang membahas tentang salah satu perusahaan farmasi melakukan sesuatu yang tidak baik dalam dunia kesehatan. Diduga ada transaksi uang di bawah meja terjadi pada perusahaan farmasi terhadap dokter dengan nominal tertentu. Isu ini ditepis oleh Direktur PT. Kalbe Farma Tbk, Bernadus Karmin Winata yang mengaku tak mengerti perusahannya disebut memberikan uang pelicin kepada puluhan dokter di sejumlah rumah sakit di Jakarta.
Dalam kasus ini, saya Yoga Prabowo, mahasiswa jurusan public relations mencoba membahas melalui teori-teori yang relevan. Isu yang menerpa Kalbe Farma seharusnya ditangani secara tepat karena ini adalah isu kesehatan. Jika isu ini muncul ke permukaan, secara otomatis perusahaan akan mengalami gangguan citra.
Citra sendiri menurut Rhenald Kasali didefinisikan sebagai kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan. Pemahaman itu sendiri timbul karena adanya informasi. Bila tidak segera dilakukan verifikasi terhadap isu ini secara konkret dikhawatirkan perusahaan akan mengalami krisis kepercayaan dan berpengaruh terhadap harga saham.
Isu di era digital bisa muncul ke permukaan dalam waktu yang cepat. Karena itu perlu adanya counter issue dari pihak Kalbe Farma secara informatif kepada publik. Karena publik merupakan jantung keberlangsungan bisnis. Menurut teori dari Frazier Moore 2004, menjelaskan tentang opini publik ialah ungkapan keyakinan yang menjadi pegangan bersama diantara para anggota sebuah kelompok atau publik, mengenai suatu masalah kontroversial yang menyangkut kepentingan umum.
Jika memang investigasi ini tidak benar adanya, saya rasa sudah seharusnya pihak dari Kalbe Farma tidak memandang ini sebagai hal yang biasa. Karena publik akan memengaruhi kinerja bisnis. Mengutip quote dari Werren Buffet. “It takes 20 years to build a reputation and five minutes to ruin it. If you think about that, you’ll do things differently.”