Peresean Online di Tengah Pandemi
- vstory
VIVA – Selasa 17 Agustus sore di pinggiran Kota Mataram tepatnya di Dusun Rungkang, Desa Merembu yang berbatasan hanya satu meter dengan wilayah Tembelok, Kecamatan Sandubaya, di tengah mendung yang menggantung sedari siang, Rangga Ardhany atau yang biasa dikenal dengan julukan Amaq Serudin tengah sibuk dengan komputernya.
Berawal dari keresahan dan kerinduan pada Peresean akhirnya tercetus ide untuk adaptasi di tengah pandemi. Dibantu beberapa pepadu seperti Subandi (nama panggung Legong merembu) dan Agus Sugandi (Hercules), Selasa (17-08) dilakukan siaran live streaming Peresean.
Seperti dilansir dari wartamataram.com, langkah ini adalah bentuk kerinduan akan budaya peresean yang lebih dari 2 tahun terhenti karena pandemi.
Kita tahu bersama memang dimana ada peresean disitu ada keramaian maka baiknya memang disetop untuk memutus mata rantai penyebaran.
Biasanya Agustusan ada peresean di beberapa kantung pepadu seperti di Janapria, Dasan Geria dan Sesela, tapi karena pandemi kita bersama merasakan peresean ditiadakan.
Bertepatan dengan momen 17 Agustus 2021, Rangga berupaya untuk mengadakan peresean dengan cara yang adaptif yaitu virtual, di mana dalam acara ini hanya diikuti oleh 7 orang, 4 pepadu 1 orang wasit , dan 1 orang tenaga medis yang kebetulan sedang lepas piket.
Acara ini direncanakan sejak Juni 2021 namun terkendala oleh meningkatnya status kerawanan pandemi di NTB.
“Setelah mempertimbangkan dan menyederhanakan teknis akhirnya bertepatan dengan momen 17 Agustus 2020 ini akhirnya bisa terlaksana walaupun dengan dana yang sangat-sangat terbatas,” ungkap Rangga kepada Warta Mataram.
Walau hanya 2 pertandingan eksibisi namun sangat berarti karena dapat menjadi pengobat rindu pada budaya peresean. Acara ini disiarkan langsung di Laman Facebook milik Rangga Ardhany dan mendapat apresiasi dari banyak pihak, penonton juga hadir tidak hanya dari daerah pulau lombok namun juga dari beberapa daerah lainnya seperti Kalimantan hingga Waikabubak, Nusa tenggara timur.
Ke depannya Rangga berharap adanya support dari berbagai sanggar komunitas budaya, sponsor dan pemerintah guna terus memelihara budaya dengan beradaptasi di era pandemi ini.