Ahmad Hady Surya, Pemilik Rekor MURI Foto Manipulasi Terbanyak
- vstory
VIVA – Ahmad Hady Surya adalah orang biasa yang mendapatkan Rekor muri dengan mengedit foto. Ahmad Hady Surya, pemuda asal Kota waringin Barat yang tinggal di Sukamara, Kalteng ini memanipulasi 1001 foto sebagai langkah untuk melawan hoax yang beredar di dunia maya, mungkin itulah sedikit cerita Rekor yang unik yang ada Indonesia.
Ahmad Hady mengatakan, motivasinya membuat rekor MURI kali ini untuk mengingatkan masyarakat bahwa foto merupakan suatu objek yang sangat mudah sekali untuk direkayasa. Jadi jangan sampai dengan sebuah foto dapat menimbulkan perpecahan antar masyarakat yang ada di Indonesia.
Selain itu, pemicu lain dirinya melakukan aksi melawan HOAX adalah, ketika dia membuat sebuah meme jelang pemilu yang menjadi perdebatan di media sosial hingga membuat dirinya nyaris dipanggil oleh kepolisian dan sehingga saat ini dirinya bekerjasama dengan kepolisian Kalteng dalam pengembangan manajemen media.
Alasannya membuat manipulasi foto, “Saya sempat buat meme/foto editan, dan itu viral di sosial media beberapa bulan lalu makanya di tahun 2019 saya mencoba memecahkan rekor ini, bahkan saya hampir dipanggil oleh polisi. Jadi itu juga memotivasi saya untuk lebih bijak terhadap media sosial, apalagi dengan rekayasa foto seperti itu,” kata Hady.
Ahmad Hady Surya, pria ini lebih dikenal dengan karya-karyanya yang kocak dan bikin geleng-geleng kepala. Editan pria berusia 30 tahun ini seringkali bikin gempar media sosial Instagram. Bolong, biasa ia disapa temannya adalah penyebar hoax, pun tak menduga karyanya bisa menghibur banyak orang.
Pria yang memiliki nama lengkap Ahmad Hady Surya bukanlah siapa-siapa. Pengikut Instagramnya hanya puluhan ribu orang. Namun, selang 7 bulan ia tumbuh sebagai selebgram dengan di Instagram dengan konten yang berbeda dan unik.
Ahmad Hady surya pun menceritakan kisahnya. “Saya dari SMA sudah kenal Photoshop, belajar ngedit foto secara autodidak dari buku, dan dari internet”.
Meski orangtua berasal dari Banjarmasin, Kalimantan selatan, Ahmad Hady surya yang lahir di Palangkara pada 29 November 1991 silam, menggeluti bidang editing foto kurang lebih 6 tahun hingga mendalami hal lain yang berhubungan dengan keahliannya.
Pada tahun 2019 Ahmad Hady surya mendalami sistem program yang menyangkut dengan pengembangan aplikasi, sehingga perpaduan manipulasi foto dikolaborasikan dengan sistem program yang dijalaninya.
Belajar otodidak dan berani bertanya pada siapapun yang bisa itulah menurut Ahmad Hady Surya, agar kita bisa memahaminya.
Pria yang memiliki 2 anak dari istri Yelly Susanti ini mengatakan pengikut di Instagram sedikit berpengaruh terhadap lingkungan sekitarnya. Diledekin teman. Namun, bagi Hady tak ada perubahan dengan gaya hidupnya semenjak memiliki puluhan ribu pengikut di Instagram @ighbesar. “Sama saja, tak ada yang beda seperti Hady yang dulu,” tambahnya.
Kepopuleran bagi Ahmad Hady Surya tak lantas membuat pribadinya menjadi jumawa. Ia lebih memilih bijak mengatur waktu, antara sosial media dan bekerja. “Dengan banyaknya pengikut di Instagram, saya bisa berbagi ilmu dengan yang lainnya”.
Disinggung fenomena semakin banyak warganet yang mulai mengedit foto artis dan foto editan lainnya, Ahmad Hady Surya melihatnya dari dua sisi positif dan negatif. Baiknya sekarang ia memiliki teman dengan kesukaan yang sama, namun ada hal yang harus tetap diperhatikan. “Berkarya sih bebas, tapi lebih musti dikontrol lagi, yang penting harus diperhatikan captionnya,“ ujarnya.