Pandemi Membuka Angin Segar bagi Lingkungan

Pandemi Covid-19
Sumber :
  • vstory

VIVA – Seperti hal yang kita ketahui, pada masa pandemi sekarang ini banyak aktivitas manusia yang mengalami hambatan akibat wabah virus Covid-19 yang melanda hampir seluruh belahan dunia.

Selain kemerosotan ekonomi yang melanda masyarakat, serta terjadinya peningkatan limbah yang semakin lama meningkat dikarenakan terjadinya lockdown di berbagai daerah.

Menurut Tiza Mafira, Direktur Eksekutif Gerakan Diet Kantong Plastik dihubungi Mongabay, Senin (13/4/2020) mengonfirmasi bahwa peningkatan limbah medis, karena penggunaan APD sekali pakai tenaga medis. Menurutnya, jika limbah medis ditangani sesuai prosedur penanganan limbah medis infeksius pada umumnya, seharusnya aman dan tidak perlu ditangani dengan cara berbeda dari limbah infeksius lainnya.

“Yang perlu lebih diwaspadai adalah limbah infeksius yang berasal dari rumah tangga, misalnya masker atau sarung tangan. Di Indonesia limbah masker dari rumah tangga meningkat, dan sayangnya limbah tersebut tercampur dengan sampah rumah tangga lainnya,” ingatnya.

Meskipun demikian banyak sekali hal-hal positif yang dapat kita ambil terutama bagi lingkungan di sekitar kita. Kabar baik bagi lingkungan ini disebabkan karena aktivitas masyarakat yang dibatasi untuk berpergian keluar rumah.

Pandemi virus Covid-19 telah membuka angin segar bagi lingkungan, yang melahirkan air jernih dan awan yang biru. Masyarakat pun seharusnya tetap menerapkan kebersihan dan pelestarian lingkungan tidak hanya masa pandemi saja, agar kelestarian lingkungan terus terjaga hingga nanti. Membaiknya kualitas lingkungan pada masa pandemi ini merupakan dampak positif dari banyaknya dampak negatif yang bermunculan hingga detik ini. Dampak positif yang dapat dirasakan yakni :

1.      Penurunan Tajam Polusi Udara

Penurunan tajam polusi udara ini membuat bumi mampu bernafas dengan lega. Bagaimana tidak? Selama ini bumi terus-menerus merasakan sesak akibat polusi udara yang kian hari semakin meningkat.

Sigi Berduka, Banjir Lumpur Terjang Desa Baka

Dengan dilakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), membuat manusia dibatasi untuk keluar rumah dan mengurangi penggunaan kendaraan mereka. Gas hasil pemakaian kendaraan mereka yang telah membuat bumi sesak akibat gas nitrogen (NO2) yang semakin lama membuat lapisan bumi menjadi rusak.

Bahkan, dampak positif akibat pemberhentian sebagian besar pabrik industri yang mengurangi aktivitas pengeluaran hasil gas udaranya yang tidak baik ke bumi terus berkurang.

Bantuan Makanan dan Perhatian untuk Tenaga Kesehatan di Tengah Pandemi

Dapat dilihat di layar kaca televisi maupun di media massa banyak sekali berita mengenai kualitas udara di kota-kota yang kian hari semakin membaik, bahkan gedung-gedung besar yang menjulang tinggi yang dapat dilihat dengan jelas tanpa terhalang polusi udara.

2.      Lingkungan Perairan yang Asri

Rektor IPB Sodorkan Konsep Ekonomi Baru Era New Normal

Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat masyarakat berdiam diri di rumah. Banyak sekali daerah perairan yang mengalami dampak positif selama pandemi Covid-19 ini.

Untuk itu, lingkungan perairan tersebut menjadi asri kembali tanpa adanya kerusakan yang diakibatkan oleh tangan-tangan manusia. Bahkan, di beberapa tempat perairan-perairan yang sekarang jarang di jamah oleh masyarakat membuat kualitas airnya semakin baik, kejernihannya semakin tinggi, serta hewan penghuni perairan menjadi terjaga frekuensinya. Untuk sementara waktu, pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dinilai memliki manfaat bagi kehidupan perairan.

3.      Kehidupan Spesies Satwa yang Semakin Baik

Pelestarian satwa langka untuk keseimbangan ekosistem terus digencarkan agar tetap terjaga kelestariannya. Dengan dilakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), membuat manusia dibatasi untuk keluar rumah serta membuat spesies satwa menjadi bebas menikmati hidup tanpa takut dibunuh maupun dirusak ekosistem atau habitatnya.

Satwa bebas mengambil makanannya di alam serta tenteram tinggal di habitatnya tanpa takut dibunuh manusia. Contohnya di hutan yakni habitat satwa tidak dirusak oleh manusia akibat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Di samping itu, tingkat reproduksi hewan meningkat dan membuat kelestarian satwa semakin terjaga. Bahkan, di beberapa daerah diketahui bahwa satwa berani keluar dari habitatnya tanpa takut dibunuh oleh manusia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.