Positif Covid-19 Semakin Meningkat, Bagaimana dengan PJJ?
- vstory
VIVA – Akibat dari Covid-19 yang terjadi mulai bulan Maret 2020 sampai saat ini adalah Pembelajaran Jarak Jauh yang dilakukan oleh para pelajar. Setelah berjalan kurang lebih 8 bulan penerapan Pembelajaran Jarak Jauh ini, semakin terlihat dampak yang mempengaruhi para pelajar.
Seperti motivasi belajar yang menurun, kesulitan dalam berkonsentrasi, emosi yang tidak stabil, dan pengaruh pada pola tidur yang tidak teratur. Nadiem Makarim dalam Rakornas Pembukaan Sekolah Pada Masa Pandemi Covid-19 yang di selenggarakan KPAI, Senin (30/11/2020).
Dikatakan bahwa sekolah yang akan di buka merupakan sekolah yang berada di daerah berzona hijau dan kuning. Namun, dapat juga kembali di evaluasi jika terdapat cluster baru ketika sekolah di buka.
Nadiem Makarin pun mengatakan “semakin lama Pembelajaran Tatap Muka tidak terjadi, semakin besar dampak yang terjadi pada anak." Dampak yang terjadi dapat berupa kemungkinan siswa/i putus sekolah, dampak negatif pada kesehatan mentaln dan tumbuh kembang anak, dan lain sebagainya.
Sehingga, Nadiem Makarim memperbolehkan Pembelajaran Tatap Muka diberlakukan pada bulan Januari 2021 dengan beberapa syarat seperti: ketersediaan sarana sanitrasi dan kebersihan, mampu mengakses fasilitas pelayanan kesehatan,menerapkan wajib bermasker, memiliki thermogun ,memiliki pemetaan warga terhadap beberapa kondisi.
Meskipun dengan beberapa syarat, putusan Nadiem Makarim ini masih tergantung oleh izin orang tua masing-masing siswa/i apakah memperbolehkan sang anak untuk pengikuti Pembelajaran Tatap Muka atau tetap mengikuti Pembelajaraan Jarak Jauh.
Namun ternyata, Ikatan Dokter Anak Indonesia meminta pertimbangan kembali untuk di berlakukannya Pembelajaran Tatap Muka yang akan di lakukan bulan Januari 2021 nanti. Melihat dari kasus yang terjadi di beberapa negara bahwa bertambahnya kasus positif terjadi akibat Pembelajaran Tatap Muka.
Di tambah lagi dengan adanya lonjakan kasus yang terjadi beberpa hari lalu terdapat lebih 8.000 kasus positif seharinya. Lalu, bagaimana dengan nasib Pembelajaran Jarak Jauh yang mendapati banyak keluahan dari sisw/i nya sendiri?
Jika kondisi yang terjadi tidak memungkinkan untuk melakukan Pembelajaran Jarak Jauh, pemerintah perlu mengevaluasi kembali bagaimana Pembelajaran Jarak Jauh berjalan kembali dengan metode yang lebih memingkatan semangat bagi para pelajarnya.