Berbuat Kebaikan Sejatinya adalah Sebuah Peluang

sumber Illustrasi | wahdah.or.id
Sumber :
  • vstory

VIVA – Kawans, di sekitar kita kerap menemui  pintu menuju kebaikan. Tapi apakah kita peka atau tidak. Apakah kita bergegas atau acuh sepenuhnya tergantung pada diri sendiri. Misalnya ajakan bersedekah untuk pembangunan sarana dan prasarana peribadahan. Ada ajakan berderma untuk anak yatim atau saudara kita yang kesulitan keuangan dan seterusnya.

Penyuluh Agama Diingatkan Harus Jadi Garda Terdepan Jaga Harmoni Berbangsa dan Beragama

Aneka jalan kebaikan itu banyak yang lewat dan berseliweran di hadapan kita setiap hari. Baik melalui portal khusus atau berita di website, ada juga yang melalui spanduk, banner atau poster dan ditempel di area publik. Lagi-lagi kita diberi kebebasan memberikan reaksi. Tidak ada yang memaksa atau mewajibkan kita merespons ajakan kebaikan itu.

Mungkin saja, sebagian kita memilih abai karena banyak penipuan mengatas namakan sumbangan atau sedekah. Atau mungkin pernah punya pengalaman sendiri berurusan dengan panitia yang tidak amanah. Tetapi sesekali, yuk kita perhatikan.

Menag Nasarudin Ingin Kitab Suci Agama Lain Juga Bisa Dicetak di Percetakan Al-Qur'an

Utamanya, beberapa tempat ibadah yang sedang membuka kotak donasi untuk pembangunannya, tanpa atau dengan kita ikut berdonasipun nyatanya proses pembangunan tetap berjalan dengan lancar. Bahkan tempat ibadah berubah menjadi sangat keren.

Masjid di pelosok desa di kampung halaman saya bisa rampung dan menjelma menjadi bangunan yang indah dengan biaya tidak sedikit hasil donasi warganya. Sekali lagi, dengan atau tanpa kita turut serta berdonasi pintu kebaikan itu tetap ada yang melewati.

Ragil Mahardika Jalani Ibadah Umroh Mengenakan Ihram, Netizen: Dia Tahu Aturan Agama!

Berbuat Kebaikanpun Sejatinya Sebuah Peluang

Seorang ustaz ternama dalam tausiahnya menyampaikan bahwa kesempatan berbuat baik itu sejatinya mirip dengan pintu rezeki. Kebaikan seperti tunas pada pohon yang akan berbuah pada waktunya nanti. Kalau kita tidak mau mengambil kesempatan, pasti ada orang lain yang mengambilnya.

Contohnya adalah rezeki berupa pekerjaan sebagai tenaga kesehatan. Bisa jadi kita tidak mengambil kesempatan karena tidak punya keahlian di bidang kesehatan. Sehingga kesempatan diambil orang lain. Dan tentu saja orang lain pula yang berpeluang mendapatkan gaji dari pekerjaan (sebagai tenaga kesehatan) tersebut.

Termasuk dalam hal berbuat kebaikan. Kalau kita tidak mengambil kesempatan itu, dijamin akan ada orang lain yang mengambil. Bukti nyata telah kita lihat sendiri. Mulai dari rumah ibadah, panti asuhan, dan banyak kegiatan sosial berjalan dengan atau tanpa keikut sertaan kita.

Penceramah, Gus Miftah

Gus Miftah Tolak Uang Ceramah Rp75 Juta karena Dianggap Terlalu Murah

Dalam video yang di unggah oleh akun @narkosun, penceramah kondang itu menceritakan pengalamannya saat menolak honor ceramah sebesar Rp75 juta dari seorang pengusaha batu

img_title
VIVA.co.id
11 Desember 2024
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.