Fenomena Mati Lampu yang Melanda Jakarta dan Sekitarnya
- vstory
VIVA – Mati lampu melanda Jakarta, Banten, Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah sejak Minggu pukul 11.45 WIB. Bukan mati lampu biasa, mati listrik massal (blackout) ini terjadi bahkan hingga Senin malam. Hingga sekarang, masih ada daerah yan harus merasakan pemadaman bergilir.
Listrik mati juga berdampak ke jaringan komunikasi. Pelanggan Telkomsel, XL Axiata, Indosat Ooredoo semua berteriak, mereka tidak bisa berkomunikasi atau mengakses internet. Distribusi air bersih pun terhambat. Salah satunya di Jakarta Barat. Penyediaan dan pelayanan air bersih belum stabil, menunggu pasokan listrik di wilayah Jabodetabek kembali lancar.
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan mengatakan, pemadaman listrik yang terjadi berdampak pada naiknya biaya listrik di mal.
Imbas mati lampu memang membuat pusat-pusat perbelanjaan ramai dipadati pengunjung. Namun, dari segi biaya listrik pun tentu terjadi peningkatan. "Buat mal sendiri itu ada masalah, bahwa listriknya itu kan enggak ada (padam). Jadi kita pakai yang namanya genset. Kalau pakai genset itu kan cost-nya tiga kali listrik PLN. Cost-nya naik," kata Stefanus
Wakil Ketua Umum Kadin DKI Jakarta, Sarman Simanjorang mengatakan, “Ketergantungan dunia usaha dan pelayanan publik terhadap listrik sangatlah besar,” Oleh sebab itu, pelayanan PLN harus dievaluasi secara serius dan mendesak karena PLN adalah milik pemerintah," ujar dia.
Menurut Sarman, kerugian yang dialami oleh pengusaha sangat besar akibat padamnya listrik. Selain itu, masalah ini juga berdampak pada banyaknya pesanan barang dan jasa yang tidak terlayani. Industri Kecil Menengah (IKM) sangat terpukul dengan mati lampu yang cukup lama ini seperti usaha kuliner, konveksi, restoran, kafe, katering, transportasi online, SPBU, bengkel, mebel dan usaha lainnya.