Gempa 6,9 Skala Richter Mengguncang Banten, Ini Akibatnya
- vstory
VIVA – Lima orang tewas dan beberapa orang terluka setelah gempa bumi bawah laut yang dahsyat mengguncang Banten dan beberapa daerah di Pulau Jawa.
Gempa tersebut memicu peringatan tsunami setinggi 3 meter, kata Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.
Gempa berkekuatan 6,9 magnitudo pada hari Jumat malam, 2 Agustus 2019, membuat penduduk Banten melarikan diri ke tempat yang lebih tinggi, sementara di Jakarta banyak yang berlarian ke jalan raya.
Ketua BMKG memperingatkan gempa itu dapat menghasilkan tsunami setinggi tiga meter (10 kaki), tetapi peringatan itu dicabut beberapa jam kemudian.
Data yang terkumpul, ada 3 orang tewas karena serangan jantung, 1 orang tewas ketika mencoba melarikan diri dari rumahnya ketika gempa terjadi, sementara 1 korban lagi meninggal karena panik.
Selain itu, ada 4 orang terluka dan lebih dari 200 bangunan rusak, dengan sekitar 13 rumah hancur. Lebih dari 1.000 orang, yang sebelumnya melarikan diri ke tempat penampungan sementara, kembali ke rumah setelah pihak berwenang meyakinkan mereka bahwa sudah aman, kata Agus Wibowo (Humas BNPB).
"Ada suara gemuruh, itu terdengar seperti pesawat di atas kepala, dan saya sangat takut lalu saya berlari", kata Isah yang berusia 69 tahun, ketika ditemui di tempat penampungan evakuasi di Pandeglang, Jawa Barat.
Pada peristiwa sebelumnya, 22 Desember 2018, daerah Banten pernah dilanda tsunami yang disebabkan oleh letusan gunung Anak Krakatau yang menewaskan 437 orang.
Indonesia sering mengalami aktivitas seismik dan vulkanik karena posisinya di Cincin Api Pasifik, tempat lempeng tektonik bertabrakan.