Suka Duka Jadi Peternak Sapi, Pernah Merugi Puluhan Juta
- vstory
VIVA – Tahun ini menjadi pengalaman paling buruk bagi Amir warga asal Tenayan Raya, Pekanbaru, Riau. Kenapa begitu? Ya, setelah beberapa tahun menggeluti bidang sebagai peternak sapi, kini dia harus mampu menerima keadaan pahit dalam hidupnya.Â
Bagaimana tidak dalam beberapa pekan terakhir, sebanyak 27 ternak sapi miliknya mati secara mendadak. Dua hektare lahan yang selama ini ia kelola sebagai halaman untuk beternak pun mulai kekurangan tanda kehidupan.
Ini semua dibarengi dengan musnahnya hewan ternak yang diperlihara. "Sebanyak 27 ekor yang sudah mati. Saya sudah tak bisa berbuat banyak dan hanya bisa melewati pemandangan buruk ini," keluh Amir saat bercerita di warung makan kawasan Jalan Hangtuah, Pekanbaru.
Tidak hanya sampai disitu, Amir menguraikan bahwa selama ini ia hanya melakoni pemeliharaan sapi sendirian. Saat-saat tertentu biasanya, ia meminta bantuan tenaga teman-teman yang tinggal di sekitar area perkebunan.
"Kita kelola sendiri, kasih makan sapi sendiri dan persiapan semua keperluan yang ada," sambung bapak tiga anak itu. Ia juga tak menepis, bahwa apa yang dialaminya sekarang ini adalah kerugian terbesar. Bahkan jika dinominalkan mencapai puluhan juta. Begitu juga dengan peternak lainnya.
Amir menduga bahwa kematian hewan ternak miliknya disebabkan oleh adanya serangan virus Jembrana. Berdasarkan pengaamannya, virus ini sangat mematikan karena dapat merusak daya tahan tubuh sapi.
"Sapi Bali bila terserang virus Jembrana sangat berisiko tinggi dan memiliki potensi kematian paling besar," kata Amir. Sebagai peternak sapi, Amir sangat memiliki pengalaman dalam perawatan. Menjalankan hewan ternak yang bernyawa tentulah tak semudah menjalan bisnis lainnya.Â