Simak Sejarah Kastengel, Kue Kering Favorit Sejuta Umat
- VIVA.co.id/Tasya Paramitha
VIVA – Kastengel merupakan kue kering yang umumnya muncul saat menjelang hari raya Idul Fitri tiba. Bahkan kue kering yang satu ini digemari hampir semua kalangan karena rasanya yang gurih. Di antara kue kering lainnya seperti nastar, putri salju, kastengel termasuk golongan kue kering yang dijual dengan harga yang cukup mahal dan bervariasi.
Yang menjadi pembeda adalah merk keju yang digunakan dan sebanyak apa takaran kejunya. Terlebih lagi keju merupakan bahan wajib kue kering kastengel untuk memberikan aroma dan citarasa yang khas.
Bicara tentang Kastengel, taukah kalian dari mana asal kue kering yang satu ini ? Jika dilihat dari namanya, tentu Kastengel bukan berasal dari Indonesia.
Dilansir melalui Kompas, Kastengel adalah kue kering asal negeri kincir angin Belanda. Di Belanda, kastengel dinamai kaasstengels yang berasal dari kata kaas yang berarti keju dan stengels yang berarti batangan.
Berbeda dari di Indonesia, kastengel bukan kue kering yang muncul saat hari raya/hari besar. Di negara asalnya, Kastengel bahkan pernah digunakan sebagai pengganti mata uang. Kejadian tersebut bermula terjadi di kota Krabbedijke, di mana transaksi jual beli dilakukan dengan cara barter dengan menggunakan kastengel.
Kastengel masuk dalam golongan makanan elite karena menggunakan komposisi keju yang mahal. Sehingga warga negara tersebut merasa tidak rugi jika barter dengan kastengel.
Di negara asalnya, kastengel tidak disajikan kecil-kecil seukuran jari melainkan memiliki panjang 30 cm dan disajikan dengan sup panas, atau dipotong-potong untuk jadi pelengkap salad.
Kemudian ketika kastengel mulai dikenal banyak masyarakat, chef kue kering kesulitan dalam mencari oven dengan ukuran besar seperti di negara asalnya. Sehingga adonan kastengel dibentuk dalam potongan kecil sebesar jari (3-4cm) agar muat ke dalam loyang yang umunya ditemui. (Penulis: Ria Ayu Oktavia, Universitas 17 Agustus 1945)