Menikmati Ikan Bakar Bumbu Pedas di Muara Angke
- vstory
VIVA -- Menikmati ikan yang dibakar langsung dari tempat pelelangan dan masih segar, memang terasa sekali sensasinya. Apalagi jika disandingkan dengan bumbu pedas, nikmatnya luar biasa.
Itulah yang saya alami ketika berkunjung ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Muara Angke, Jakarta Utara. Pengunjung pelelangan bisa memilih sendiri ikan yang diminatinya, lalu dibawa ke tempat orang yang menawarkan jasa pembakaran ikan.
Pelelangan Ikan Muara Angke ini, berlokasi di Jalan Dermaga Raya, Pluit, Kecamatan Penjaringan, Kota Jakarta Utara. Sempat ditutup selama dua bulan akibat pandemi COVID-19. Sejak Juni 2020, aktivitas pelelangan ikan tersebut kembali dibuka setelah Pemprov DKI Jakarta menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi fase I.
Di pasar ikan yang ada di pelelangan Muara Angke, pembeli bisa langsung menyantap hasil laut yang dibeli. Terdapat rumah-rumah makan yang melayani pengolahan ikan, jadi pembeli tidak perlu repot untuk membersihkan dan mengolah ikan yang dibeli.
"Tempat ini sering jadi tempat berkumpul, sekaligus wisata kuliner," ujar teman saya, Abdul Hadi. Dia setiap hari di sana, mengurus koperasi nelayan Muara Angke.
Abdul Hadil ah yang mengundang saya ke Muara Angke. Bagaimana proses pembakaran ikan tersebut? Caranya sederhana. Kita terlebih dahulu membeli ikan seperti disebutkan di awal tulisan di atas -- jenis ikannya bisa disesuaikan dengan selera masing-masing -- di pasar ikan di Pelelangan Ikan Muara Angke, Jalan Dermaga Raya.
Dari pasar tersebut, lalu kita bergeser memilih rumah makan yang banyak berderet di sepanjang Jalan Dermaga. Mereka menawarkan jasa bakar, bumbu, dan tempat bersantap. Umumnya perantau etnis Bugis Makassar dari Sulsel.
Ikan Di Mata Rocky Gerung
Semudah itu dan sesederhana itu. Ya, untuk sekadar menikmati ikan laut yang segar, penuh protein, yang dibakar dengan bumbu pedas. Jl. Dermaga Raya No.10, Pluit, Kec. Penjaringan, Kota Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14450
Sambil bercanda, Rocky Gerung - Presiden Akal Sehat, mengatakan bahwa orang Bugis Makassar itu pintar-pintar karena rajin mengkonsumsi ikan. Ikan adalah makanan (lauk) pokok mereka sehari-hari.
"Ikan itu dimakan, dibakar oleh orang Bugis Makassar. Bukan hanya sekadar dihapal nama-nama ikannya, lalu dapat hadiah sepeda," canda Rocky, ketika suatu hari tampil berbicara di Universitas Muhammadiyah Makassar. Bisa aja Bung Rocky, hahaha..Â
Pulang dari acara bakar ikan di Muara Angke, saya pun tak lupa membuat video reportase di channel saya : youtube.com/nurterbit. Saya beri judul "Pesta Ikan Bakar di Muara Angke" Jakarta Utara atas undangan Bung Abdul Hadi -- putera Banten -- teman seprofesi dan seperjuangan.
Bongkar Ikan Malam Hari
Kebetulan kami datang siang hari, di mana pelelangan masih sepi. Namun Alhamdullah, berbagai jenis ikan sudah ada yang menjual di Muara Angke.
Menurut pegawai pelelangan setempat, kalau kami datangnya malam hari, lebih berpeluang lagi akan dapat ikan yang lebih segar. Soalnya kapal pengangkut ikan biasanya bongkar di malam hari.
"Kapal-kapal nelayan biasanya datang sore sampai malam, bahkan hingga menjelang pagi. Jadi ikan-ikan yang dijual baru saja ditangkap," ujar Hadi, pengurus koperasi nelayan Muara Angke.
Saat ini, menurut Abdul Hadi, hasil laut yang dijual di pasar ikan Muara Angke, tidak hanya berasal dari hasil tangkapan nelayan setempat. Tetapi juga dari nelayan dari daerah Tegal dan Indramayu.
Yuk, kapan Anda juga mau mencoba bakar ikan di Muara Angke? (Nur Terbit).