Cara Memanfaatkan Teknologi Virtual Reality untuk Terapi Fisik dan Mental

Ilustrasi perangkat virtual reality. (Unsplash.com/Vinicius "amnx" Amano)
Sumber :
  • vstory

Teknologi Virtual Reality (VR) semakin berkembang pesat dalam berbagai bidang, termasuk dalam dunia kesehatan. VR menawarkan pengalaman imersif yang memungkinkan pengguna merasakan seolah-olah berada di dunia lain, meskipun mereka hanya berada di dalam ruang yang terbatas. Teknologi ini telah terbukti efektif dalam terapi fisik dan mental, membantu pasien untuk mempercepat pemulihan serta meningkatkan kesejahteraan psikologis mereka. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana VR dapat dimanfaatkan untuk terapi fisik dan mental serta manfaatnya dalam dunia medis.

7 Manfaat Ubi Cilembu, dari Membantu Menurunkan Berat Badan Hingga Menjaga Kesehatan Kulit

Menurut Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Tual, dengan situs pafipctual.org, teknologi VR telah digunakan dalam berbagai terapi fisik dan mental dengan hasil yang menjanjikan. Dalam konteks terapi fisik, VR dapat digunakan untuk membantu pasien yang sedang menjalani rehabilitasi pasca cedera atau operasi. Misalnya, pasien yang mengalami cedera tulang atau sendi dapat menggunakan VR untuk melatih gerakan tubuh mereka dalam lingkungan yang aman dan terkendali. Dengan menggunakan simulasi VR, pasien dapat melakukan latihan fisik secara bertahap sesuai dengan tingkat kemampuan mereka, yang membantu meningkatkan mobilitas dan kekuatan otot tanpa risiko cedera lebih lanjut.

Selain itu, VR juga digunakan untuk terapi mental, khususnya dalam mengatasi stres, kecemasan, dan trauma. Teknologi ini memungkinkan pasien untuk mengalami pengalaman yang menenangkan atau menghadapi situasi yang menakutkan dalam simulasi yang terkontrol. Misalnya, seseorang yang menderita gangguan stres pascatrauma (PTSD) dapat “ditempatkan” dalam situasi yang memicu stres, namun dalam dunia virtual yang aman. Dengan pendekatan ini, mereka dapat belajar untuk mengelola reaksi emosional dan fisik mereka terhadap stresor tersebut. Proses ini dikenal dengan sebutan terapi eksposur berbasis VR, yang telah terbukti efektif dalam meredakan gejala PTSD.

Kelas BPJS Dihapus! Cek Iuran Terbaru Desember 2024 yang Harus Anda Bayar

Di samping itu, VR juga digunakan dalam terapi pengelolaan nyeri. Beberapa rumah sakit telah menerapkan VR untuk mengalihkan perhatian pasien selama prosedur medis yang menyakitkan. Pengalaman imersif dalam dunia virtual dapat mengurangi persepsi rasa sakit, sehingga membantu pasien merasa lebih nyaman dan tenang selama pengobatan. Pasien dapat “berpergian” ke tempat-tempat yang menyenangkan atau melakukan aktivitas relaksasi, seperti berjalan di pantai atau menjelajahi alam, yang secara signifikan mengurangi tingkat kecemasan dan nyeri mereka.

Dengan manfaat yang begitu besar, teknologi VR semakin banyak diterapkan di rumah sakit dan klinik-klinik terapi fisik dan mental. Namun, tentu saja, penting untuk menggunakan teknologi ini dengan bimbingan profesional medis yang berkompeten. Teknologi VR bukanlah pengganti terapi tradisional, tetapi lebih kepada alat yang dapat mendukung proses penyembuhan secara keseluruhan.

7 Manfaat Jogging di Malam Hari, Fisik dan Mental jadi Sehat

Secara keseluruhan, teknologi VR menawarkan peluang besar dalam meningkatkan efektivitas terapi fisik dan mental. Dengan pengalaman yang imersif dan pengaturan yang dapat disesuaikan, VR memungkinkan pasien untuk berlatih dan sembuh dalam lingkungan yang aman dan terkendali. Seiring dengan perkembangan teknologi ini, diharapkan semakin banyak fasilitas kesehatan yang dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan kualitas perawatan bagi pasien di seluruh dunia.

VIVA Militer: Tentara Israel geruduk Rumah Sakit al-Shifa Gaza

WHO Sebut Upaya Pertahankan Sistem Kesehatan di Gaza Sia-sia karena Serangan Israel

WHO pesimistis terhadap situasi di Gaza dengan mengatakan semua upaya mempertahankan sistem kesehatan di wilayah kantong Palestina itu sia-sia akibat pemboman Israel.

img_title
VIVA.co.id
30 Desember 2024
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.