Raden Hanif, Jago Public Speaking Sejak Dini
- vstory
VIVA – “Aku itu udah mulai public speaking dari kelas 4 SD sebenernya. Waktu itu ada lomba pidato dan guru aku nyuruh aku buat lomba pidato gitu, alhamdulillah menang. Nah dari situ itu mulai disuruh-disuruh, moderator juga disuruh-suruh, pokoknya disuruh-suruh deh.” - Raden Hanif
Raden sapaan khas teman-teman juga orang terdekatnya. Siapa sangka, Raden salah satu mahasiswa tingkat 3 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran kini telah menjadi seseorang yang ahli di berbagai bidang. Namun walaupun begitu, ia memiliki keahlian mumpuni di salah satu bidang yang membuat ia terkenal dimana-mana.
Raden sangat ahli di bidang public speaking, berawal dari keberaniannya dalam tampil di hadapan publik sejak SMA kini ia berhasil menjadi seorang public speaker tersertifikasi.
Namun, menilik lebih jauh mengenai perjalanan karir nya menjadi seorang public speaker, sejak SD kelas 4 ia mengaku pernah mendapatkan perintah dari guru nya untuk mengikuti lomba pidato.
Sejak saat itu, Raden seringkali mendapatkan kesempatan untuk tampil di hadapan publik. Bahkan ia pertama kali menjadi khatib Jumat pada saat kelas 2 SMP dan berhasil menjadi pembicara di sekolah swasta sejak kelas 1 SMA.
Seluruh pencapaiannya pada saat itu tidak membuat Raden menjadi orang yang sombong dan enggan belajar. Bahkan hal itu semua membuat Raden semakin bersemangat untuk belajar, mencari ilmu dan memperbanyak relasi di luar sana.
Tak hanya itu ia juga merasa bahwa, keberhasilannya saat ini bukan hanya berasal dari usahanya namun terdapat campur tangan Allah di dalamnya. Keahliannya yang sangat mumpuni dalam public speaking menjadi personal branding yang orang lain liat tentang dirinya.
Raden mengaku bahwa personal branding yang ia bawa terjadi mengalir begitu saja. Ia juga menjelaskan bahwa personal branding yang ia miliki mungkin saja berasal dari kegiatan-kegiatan saat menjadi MC, moderator hingga pemateri seminar yang sering ia bagikan di sosial media miliknya.
Selain sebagai seorang public speaker, Raden Hanif juga merupakan seorang entrepreneur. Ia merupakan pendiri dari rhetorix.id yakni penyediaan jasa training public speaking berbasis neuro-linguistic programming, coaching dan spiritual speaking. Rhetorix.id juga merupakan produk dari proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM-K) dari Universitas Padjadjaran yang berhasil lolos didanai oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia pada tahun 2020 ini.
Raden benar-benar menerapkan apa yang menjadi prinsip hidupnya.
“Be an expert in one thing but be generalized in other thing.”
Beberapa bulan yang lalu, Raden juga berhasil menjadi salah satu finalis dari Mahasiswa Berprestasi tingkat Fakultas. Walaupun ia belum berhasil menjadi perwakilan fakultas untuk lanjut ke tingkat Universitas namun semangat dan prestasi nya sangat luar biasa dan patut untuk dicontoh.
Dibalik layar dari semua keberhasilan Raden, ia mengaku banyak sekali suka duka yang ia lewati dalam perjuangannya hingga saat ini. Ia mengaku seringkali berada di keadaan yang sangat sibuk dalam kesehariannya, tidur larut malam bahkan hingga keadaan yang sangat sulit dan hampir stress juga putus asa. Namun hal itu semua tidak mengalahkan semangat Raden sedikitpun untuk terus berkembang dan menebarkan kebaikan.
Ia merasa bahwa segala hal yang ia lewati dalam perjuangannya tersebut adalah salah satu cara untuk menjadi lebih dewasa, memiliki kematangan emosional yang baik, mengasah soft skill, menambah pengalaman dan lain sebagainya. Ia juga dituntut untuk terus mengembangkan dirinya agar bisa memberikan yang terbaik untuk hidupnya.
Tak hanya itu, ia juga pernah memiliki teman yang iri dan dengki terhadap keberhasilan yang ia miliki. Namun seiring berjalannya waktu hal tersebut hilang begitu saja. Raden menganggap hal-hal tersebut adalah hal yang biasa dan tidak terlalu dijadikan sebuah masalah dan hambatan dalam hidupnya. Raden juga berkata bahwa ia tetap harus melakukan dan memberikan yang terbaik untuk orang-orang yang tidak menyukai dirinya.
“Kadang rasa iri itu akan hilang jika kita merangkul mereka. Karna kualitas diri kita diuji banget tuh kalau lagi ga disukai sama orang lain gitu”