Doa di Akhir Peran

Kami memulai langkah tawaf wada, tawaf perpisahan, tawaf pamitan.
Sumber :
  • vstory

VIVA - Peran sebagai tamu Allah akhirnya memasuki tahap akhir. Kami harus pamitan kembali ke Tanah Air untuk menjalankan peran dan tugas yang lain.

Muslim Tapi Tak Selalu Ikuti Aturan Al-Quran, Cinta Laura: Kita Tinggal di Dunia Modern

Biasanya kami memilih tawaf di lantai dasar yang terdekat Ka'bah karena radiusnya yang lebih pendek walau berdesakan dengan jemaah lain. Dari hotel tadi malam kami langsung mengambil posisi salat Isya di lantai 1.

Dekat dengan lampu hijau penanda titik start tawaf yang segaris dengan Hajar Aswad. Begitu ritual salat jamaah Isya dan salat jenazah usai, kami bergegas menuju Lampu Hijau itu. "Bismillahi Allahu Akbar." Kami memulai langkah tawaf wada, tawaf perpisahan, tawaf pamitan.

Menag Sebut Ada Krisis Agama di Indonesia

Searah dengan langkah kami, para tamu Allah yang lain juga melakukan tawaf. Ada yang berpakain ihram, ada yang berbaju casual. Suasana relatif longgar. Sesekali satu dua orang berjalan melawan arah langkah kami.

Sesekali ada juga yang menyeberang membelah jemaah yang sedang tawaf, sekadar untuk melihat ka'bah lebih dekat, berselfie dan ada juga yang berdoa sampai sesenggukan berurai air mata.

Viral Calon Bupati Mesuji Lampung Kampanye Bawa-bawa Agama: Pilih Saya Akan Masuk Surga

Pelan-pelan kami terus berjalan sambil merapal doa-doa. Di putaran kelima saat langkah kami memelan, terdengar suara tek tek tek tek. Dari sisi kiri seorang Ibu berbaju putih mambawa tas punggung hijau tosca.

Seorang tunanetra? Langkahnya cepat. Saya mempercepat langkah berusaha melihat dia dari dekat. Ternyata benar. Dia tunanetra berkacamata cokelat. Seorang Ibu membimbing langkahnya dari jarak yang agak jauh. Sebentar kemudian dia menepi mengarah keluar setelah melewati Lampu Hijau. tawafnya sudah usai.

Kami terus melangkah. Dua putaran kemudian, kami pun menuntaskan tawaf pamit kami. Menepi mencari posisi terbaik untuk memanjatkan doa terakhir (tahun ini) di dekat Ka'bah.

Terima kasih Gusti, sudah Engkau beri kami kesempatan berhaji, menunggu matahari tenggelam saat wukuf di Arafah, menyaksikan gemerlap cahaya di bumi dan kerlap kerlip jutaan bintang di langitMu saat mabit di Muzdalifah, mengelilingi Ka'bahmu dan menapaktilasi jejak langkah Ibu Hajar saat bersa'i.

Terima kasih Gusti, Engkau beri kesempatan kami berdekatan dengan kekasihMu, Muhammad di Taman SurgaMu di Madinah. Kami pun bisa memunajatkan selawat tanpa sempat kami hitung berapa kali.

Tanpa perkenanMu, susah bagi kami menjawab panggilanMu untuk melakukan smua yang sudah kami lakoni. Dengan perkenan yang sudah Engkau berikan, lengkapkanlah semuanya dengan ridhaMu.

Mohon berkenan menerima setiap perjibakuan kami dalam beribadah di Tanah HaramMu. Tidak ada yang lebih menyenangkan bagi kami selain izinMu untuk kemabruran haji kami.

Ya Allah Yang Maha Welas Asih,
Kami tak kuasa menolak jika Engkau berkenan memanggil kami kembali lagi ke sini. Kami berterima kasih jika Engkau pun berkenan memanggil saudara teman dan handai tolan kami yang diam-diam memendam keinginan untuk berkunjung ke sini untuk umrah dan haji. Beri kesempatan mereka menikmati pengalaman spiritual yang tiada duanya ini.

Mudahkan langkah mereka ke rumahMu ini.
Kami punya anak, sanak, dan handai tolan. Mereka pasti akan senang jika kemurahanMu memberangkatkan mereka ke sini di usia muda. Rasanya akan berarti bagi mereka bisa sehat bugar saat menjalani ibadah haji.

Ini hanya sekadar yang ada di pikiran kami. Tentu Engkau Maha Adil dalam memberikan yang terbaik untuk setiap hambaMu, termasuk dzuriyah kami nanti.

Ya Allah Yang Maha Welas Asih,
Jangan jadikan kunjungan kami ini sebagai kunjungan terakhir kami. Kalaupun ini yang terakhir bagi kami, mohon berkenanlah menggantinya dengan SurgaMu.
Kami akan kembali ke tempat kami saat kami menerima panggilanMu.

Mudahkan dan temani perjalanan kami untuk bisa bersua dengan keluarga, teman, dan orang-orang yang mencintai dan kami cintai. Mohon rahmatMu agar kami bisa menjadi hambaMu yang lebih baik dibanding sebelum kami hadir di rumahMu ini. Irhamna Ya Arhamar rahimin.

Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad, waAdam, waNuh, waIbrahim, waMusa, waIsa, wama bainahum minan nabiyyin walmursalin. Sholawatullahi wasalamuhu alaihim ajmain....amin (Ahmad Muhibbuddin, Alumni Madrasah Aliyah Program Khusus Jember dan UIN Syahid Jakarta)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.