Belajar Memaknai Hidup Bersama Mbah Sahal

Berkerja dalam keseimbangan
Sumber :
  • vstory

VIVA – Dalam hidup, ada kesedihan, ada kebahagiaan; ada kesempitan, ada keluasan; ada kesulitan, ada pula kemudahan. Filosofi inilah yang sesungguhnya perlu diresapi, agar seorang hidup dalam keadaan seimbang.

Terpopuler: Jennifer Coppen Pernah Ingin Bunuh Diri hingga Penyebab Jung Woo Sung Tak Mau Menikahi Moon Gabi

Dengan begitu, kita dapat menyikapi segala problematika hidup dengan penuh  kebijaksanaan.

Mengenai bagaimana seseorang harus belajar memaknai kehidupan tersebut, KH. Muhammad Ahmad Sahal bin Mahfudh bin Abdul Salam al-Hajaini dalam kitabnya, Al-Tarjamatu al-Munbalajah an al-Qashidah al-Munfarijah, menjelaskan seseorang harus pandai-pandai dalam memaknai hidup.

Putusan Hari Ini, Jaksa Minta Hakim PN Jaksel Tolak Praperadilan Tom Lembong

Kitab terjamah dan penjelasan dari syair-syair Qashidah al-Munfarijah karya Imam Abu al-Fadl Abu Yusuf bin Muhammad al-Tauzariy itu ditulis oleh Mbah Sahal dengan huruf Jawa pegon.

Qashidah tersebut biasa dibaca di pondok pesantren salaf setiap sepekan sekali — misalnya setiap malam Senin di PP al-Barkah Sulang-Rembang, tempat penulis nyantri dulu.

Transgender Isa Zega Tantang Balik Pelaporan Tuduhan Penistaan Agama: Saya Tidak akan Takut!

Syair-syair indah itu oleh Mbah Sahal diterangkan bukan hanya sekadar doa, munajat, dan tawasul, tetapi juga berisi nasihat dan petuah yang mencuat dari lubuk hati paling dalam.

Di awal, Mbah Sahal menjelaskan, segala kesedihan dan kesempitan apapun apabila sudah sangat mentok, pasti akan diganti kebahagiaan ataupun keluasan oleh Allah SWT.

Ibarat waktu malam, kalau sudah berakhir masanya, pasti akan berganti dengan terangnya waktu subuh. Firman Allah SWT: “Sesungguhnya beserta kesulitasn itu ada kemudahan” (QS. Al-Syarh/94: 5-6).

Di dalam kesusahan-kesusahan yang terlalu itu, pasti ada beberapa kasih sayang Allah yang dapat meringankan kesusahan tersebut.

Hingga akhirnya, Allah memberikan anugerah berupa kebahagiaan yang sempurna, sama sekali tak tercampur dengan kesusahan.

Sebagaimana malam hari yang gelap, pasti ada beberapa bintang yang sinarnya dapat mengurangi gelapnya malam, sampai akhirnya gelap malam itu sama sekali hilang disebabkan oleh munculnya cahaya matahari di pagi hari.

Selanjutnya, Mbah Sahal menjelaskan filosofi mendung yang membuat gelap dunia, akan menurunkan hujan. Akan sampai masanya, ada mendung lalu akan turun hujan.

Oleh karena itu, kalau sedang mengalami kesusahan apa saja, seseorang supaya sabar dan hal itu pasti akan hilang. Allah SWT berfirman: “Mungkin boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. Al-Nisa’/4: 19).

Susah dan senang ada di gengaman Allah SWT. Dia berkuasa mengubah keadaan susah menjadi senang atau keadaan senang menjadi susah dalam sekejap saja.

Karena itu, pada saat musibah datang, manusia diperintahkan untuk bersabar dan tidak boleh putus asa dari rahmat Allah, sebaliknya saat anugerah Allah datang, kita tidak diperkenankan bersombong ria.

Bersabar dan bersyukur adalah sikap terbaik seorang muslim. Mengembalikan semua itu kepada Allah SWT.

Sebagian besar manusia memiliki perilaku sangat malas keluar dari tempurung comfort zone. Boleh jadi karena itulah, Allah mendidik kita dengan cobaan agar kita tersadar dari kemalasan, bangkit dari keterpurukan, dan tidak lagi menjadi manusia yang kerdil seraya menunggu keberuntungan.

Pada akhirnya, pesan-pesan Mbah Sahal dalam kitab Al-Tarjamatu al-Munbalajah an al-Qashidah al-Munfarijah tersebut perlu kita baca dan renungkan kembali.

Apalagi pada era dunia yang semakin edan sekarang ini, bekal kecerdasan spiritual (Zohar dan Marshall) sangatlah penting untuk menempatkan diri kita pada posisi yang tepat dan menemukan makna hidup yang sesungguhnya.

Selain soal kesulitan dan kemudahan di atas, masih banyak makna hidup dalam kitab tersebut yang perlu direnungkan oleh seorang muslim, agar tetap berdaya mencari dunia dan lebih semangat lagi mencari bekal untuk akhirat. (Mokhamad Abdul Aziz, Dosen Fakultas Dakwah IAIN Salatiga)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.