Kisah Penerima Bidikmisi yang Kini Sukses Jadi Juragan Tambang

Kisah Haqiqi penerima bidikmisi kini jadi juragan tambang
Sumber :
  • Puslapdik Kemendikbud Ristek

Lumajang, VIVA – Program Bidikmisi yang kini dikenal sebagai KIP Kuliah Merdeka telah membuka peluang besar bagi mahasiswa dari keluarga kurang mampu untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Program ini tidak hanya mengurangi beban biaya pendidikan tetapi juga membantu memutus rantai kemiskinan. 

Salah satu kisah sukses yang menginspirasi datang dari Maulana Haqiqi, seorang pemuda asal Lumajang, Jawa Timur, yang berhasil mengubah hidupnya dari keterbatasan menjadi pengusaha sukses di bidang tambang pasir.

Awal Perjalanan Pendidikan

KIP Kuliah

Photo :
  • Puslapdik Kemendikbudristek

Melansir dari laman Puslapdik Kemendikbud Ristek, Maulana Haqiqi lahir dari keluarga sederhana. Ayahnya adalah seorang guru ngaji dengan penghasilan Rp500 ribu per bulan, sementara ibunya bertani di lahan kecil. Meskipun hidup dalam keterbatasan, Haqiqi memiliki tekad kuat untuk meraih pendidikan yang lebih baik. Prestasinya sejak SD hingga SMA selalu gemilang, yang membantunya mendapatkan pembebasan biaya sekolah.

Pada 2013, saat duduk di bangku kelas 12 di SMAN 2 Lumajang, Haqiqi terpilih sebagai salah satu penerima Bidikmisi. Dengan program ini, ia bisa melanjutkan pendidikan di jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) Institut Teknologi Bandung (ITB). Pilihan jurusan ini terinspirasi oleh potensi tambang pasir di daerah asalnya, Lumajang, yang merupakan penghasil pasir terbesar di Jawa Timur.

Hidup Hemat dan Berprestasi di Kampus

Kisah Haqiqi penerima bidikmisi kini jadi juragan tambang

Photo :
  • Puslapdik Kemendikbud Ristek
Mendes Yandri Bakal Sulap Eks Lahan Tambang di Kaltim Jadi Pusat Protein Desa

Selama kuliah, Haqiqi menjalani hidup sederhana. Dana bantuan Bidikmisi sebesar Rp950 ribu per bulan ia gunakan dengan bijak, bahkan sering membawa bekal ikan asin dari kampung halaman untuk menghemat biaya. Selain itu, ia tinggal di asrama Sangkuriang ITB secara gratis dan mendapatkan honor sebagai kepala asrama. Ia juga mencari tambahan penghasilan dengan menjadi guru les privat fisika.

Tidak hanya berprestasi secara akademik, Haqiqi juga aktif di berbagai organisasi. Ia pernah menjadi Ketua Angkatan Mahasiswa FTTM 2013 dan Ketua Asrama Sangkuriang selama dua periode. Aktivitas ini semakin membentuk karakter kepemimpinannya.

Diduga Langgar HAM, Haris Azhar Minta Usaha Tambang di Musi Banyuasin Dihentikan

Menjadi Pengusaha Tambang

Setelah lulus pada 2017, Haqiqi mulai bekerja membantu pengusaha tambang di Lumajang dalam pengurusan perizinan dan pembebasan lahan. Dari pengalaman ini, ia mendapatkan wawasan, koneksi, dan keahlian dalam industri tambang. Pada 2022, ia mendirikan tambangnya sendiri yang mulai berproduksi pada 2023. Kini, di bawah enam badan usaha yang ia dirikan, Haqiqi mengelola tambang pasir di berbagai daerah seperti Lumajang, Ponorogo, dan Trenggalek.

3 Pengusaha Sepakat Damai Setelah 5 Tahun Berseteru

Haqiqi juga memiliki kisah menarik di balik layar kesuksesannya. Ia menikah dengan Ulianaci, seorang wanita asal Rusia yang ia temui saat sama-sama berkuliah di ITB. Istrinya kini tinggal bersamanya di Lumajang dan aktif sebagai selebgram dengan konten yang menghibur.

Nahdlatul Ulama. (Foto ilustrasi).

Dukung Ormas Keagamaan Kelola Tambang, PBNU: Maslahatnya Lebih Besar

Kata PBNU, pihaknya tak pernah mengajukan permintaan untuk menerima izin. Kebijakan konsesi tambang untuk ormas keagamaan adalah murni inisiatif pemerintah.

img_title
VIVA.co.id
22 Januari 2025